I love you ^^
"Disana musim apa sekarang?"
Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang temanku di Indonesia saat beberapa menit lalu chating bersamaku melalui situs jejaring sosial, facebook. mungkin yang ada dalam fikirannya saat itu adalah aku tengah merasakan indahnya musim semi, atau bahkan bermain-main salju putih yang banyak diidam-idamkan oleh orang yang tentu saja belum pernah merasakannya langsung sebelumnya. setidaknya itu yang aku tangkap dari banyaknya percakapan yang aku lakukan dengannya tadi. bagaimana dia begitu sangat antusias untuk bisa merasakan hal yang sama sepertiku, meskipun gambaran tentang musim di Eropa yang dia tau hanyalah Salju, Semi, Gugur, dan juga Panas. Ini adalah awal februari, di beberapa negara Eropa seperti Swiss, Denmark, ataupun Swedia mungkin memang masih merasakan salju. tapi ini Belanda, sebuah negara di Eropa yang dikenal dengan sebutan "negara miskin salju". maka dari berbagai ekspektasi yang dia gambarkan terhadapku, aku hanya menjawabnya sesimpel yang aku rasakan.
"Entah lah, yang aku tau sekarang hanyalah terasa dingin"
Aku jadi teringat ucapan adik angkatku disini saat beberapa waktu lalu kami keluar rumah ketika masih pagi.
"Nia, kijk.. dat is sneeuw" dia menunjukkan gumpalan putih tipis yang ada di atas kaca mobil bermerek Volvo milik ibunya tersebut. ya, hanya gumpalan tipis, tapi dia sudah sangat senang. yang ada dipikiran anak kecil itu berarti sebentar lagi salju akan turun lebih banyak, setidaknya seperti itulah yang dia katakan kepadaku. aku sebagai seorang yang belum pernah merasakan salju sebelumnya tentu saja ikut merasa senang.
"Ja.. dat is mooi. maar vandaag is koud. aku menanggapi ucapannya sambil menahan hawa dingin -5'C yang aku rasakan. dari apa yang aku tau, dia memang suka saat winter tiba. dia suka bermain-main salju, dia suka hawa dingin, dia suka bermain ice skating, ski, dan apapun yang berhubungan dengan benda putih nan dingin tersebut. dia juga pernah mengatakan kepadaku sebelumnya kalau nanti salju datang, dia akan mengajakku untuk bermain snowball fighting, sebuah permainan seperti yang digambarkan dalam film Rise of the Guardians.
Tapi ini sudah di awal Februari, sepertinya harapan itu tidak bisa diwujudkan karena salju yang lebih banyak itu tidak juga kunjung datang. selalu saja hanya gumpalan tipis yang menutupi kaca mobil yang selalu aku dapati di setiap pagi.
Alhamdulillah.. sejauh ini saja aku sudah cukup bersyukur akan hal itu. aku tidak berharap lebih banyak lagi. karena dari apa yang aku rasakan, aku tidak mampu bertahan lama di hawa yang lebih rendah dari -5'C.
Seiring berjalannya waktu, sepertinya bukan hanya "kekecewaan" itu yang aku tangkap dari adik angkatku disini. sore tadi saat dia baru saja selesai mengulang permainan pianonya di ruang tamu, dia menatap kearahku yang juga tengah duduk di samping piono besar bermerk Yamaha tersebut. tiba-tiba dia bertanya kepadaku.
"Nia, how long again you will stay here?"
"Emm.. I think around 4 month left. why?" aku balik bertanya kepadanya.
"Why so fast? You must stay longer here. you can't go back to Indonesia"
seketika aku tertawa mendengar ucapannya. namun tawaku juga langsung terhenti saat dia memelukku begitu erat.
"Don't go. I not want to losing you, Nia. If you going, we can't praying together anymore, you also can't teach me to read Qur'an, and I never can say salam if I came to the home"
aku juga memeluknya erat. setidaknya aku tau apa yang dia rasakan saat mengetahui bahwa orang asing yang telah tinggal bersamanya beberapa bulan belakangan ini dan telah melakukan banyak hal bersama nantinya harus kembali pulang ke Indonesia.
aku mencoba untuk menenangkan dan kembali bertanya kepadanya.
"Hey.. It's ok. you will find the new aupair after me. you can do that with her. but did you also say like this to your old aupair?"
"No, I don't"
"Why?"
"Because she's not like you. you're the best aupair I ever have, and I love you"
aku hanya semakin memeluknya erat lalu berkata, "I love you too" :)
Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang temanku di Indonesia saat beberapa menit lalu chating bersamaku melalui situs jejaring sosial, facebook. mungkin yang ada dalam fikirannya saat itu adalah aku tengah merasakan indahnya musim semi, atau bahkan bermain-main salju putih yang banyak diidam-idamkan oleh orang yang tentu saja belum pernah merasakannya langsung sebelumnya. setidaknya itu yang aku tangkap dari banyaknya percakapan yang aku lakukan dengannya tadi. bagaimana dia begitu sangat antusias untuk bisa merasakan hal yang sama sepertiku, meskipun gambaran tentang musim di Eropa yang dia tau hanyalah Salju, Semi, Gugur, dan juga Panas. Ini adalah awal februari, di beberapa negara Eropa seperti Swiss, Denmark, ataupun Swedia mungkin memang masih merasakan salju. tapi ini Belanda, sebuah negara di Eropa yang dikenal dengan sebutan "negara miskin salju". maka dari berbagai ekspektasi yang dia gambarkan terhadapku, aku hanya menjawabnya sesimpel yang aku rasakan.
"Entah lah, yang aku tau sekarang hanyalah terasa dingin"
Aku jadi teringat ucapan adik angkatku disini saat beberapa waktu lalu kami keluar rumah ketika masih pagi.
"Nia, kijk.. dat is sneeuw" dia menunjukkan gumpalan putih tipis yang ada di atas kaca mobil bermerek Volvo milik ibunya tersebut. ya, hanya gumpalan tipis, tapi dia sudah sangat senang. yang ada dipikiran anak kecil itu berarti sebentar lagi salju akan turun lebih banyak, setidaknya seperti itulah yang dia katakan kepadaku. aku sebagai seorang yang belum pernah merasakan salju sebelumnya tentu saja ikut merasa senang.
"Ja.. dat is mooi. maar vandaag is koud. aku menanggapi ucapannya sambil menahan hawa dingin -5'C yang aku rasakan. dari apa yang aku tau, dia memang suka saat winter tiba. dia suka bermain-main salju, dia suka hawa dingin, dia suka bermain ice skating, ski, dan apapun yang berhubungan dengan benda putih nan dingin tersebut. dia juga pernah mengatakan kepadaku sebelumnya kalau nanti salju datang, dia akan mengajakku untuk bermain snowball fighting, sebuah permainan seperti yang digambarkan dalam film Rise of the Guardians.
Tapi ini sudah di awal Februari, sepertinya harapan itu tidak bisa diwujudkan karena salju yang lebih banyak itu tidak juga kunjung datang. selalu saja hanya gumpalan tipis yang menutupi kaca mobil yang selalu aku dapati di setiap pagi.
Alhamdulillah.. sejauh ini saja aku sudah cukup bersyukur akan hal itu. aku tidak berharap lebih banyak lagi. karena dari apa yang aku rasakan, aku tidak mampu bertahan lama di hawa yang lebih rendah dari -5'C.
Seiring berjalannya waktu, sepertinya bukan hanya "kekecewaan" itu yang aku tangkap dari adik angkatku disini. sore tadi saat dia baru saja selesai mengulang permainan pianonya di ruang tamu, dia menatap kearahku yang juga tengah duduk di samping piono besar bermerk Yamaha tersebut. tiba-tiba dia bertanya kepadaku.
"Nia, how long again you will stay here?"
"Emm.. I think around 4 month left. why?" aku balik bertanya kepadanya.
"Why so fast? You must stay longer here. you can't go back to Indonesia"
seketika aku tertawa mendengar ucapannya. namun tawaku juga langsung terhenti saat dia memelukku begitu erat.
"Don't go. I not want to losing you, Nia. If you going, we can't praying together anymore, you also can't teach me to read Qur'an, and I never can say salam if I came to the home"
aku juga memeluknya erat. setidaknya aku tau apa yang dia rasakan saat mengetahui bahwa orang asing yang telah tinggal bersamanya beberapa bulan belakangan ini dan telah melakukan banyak hal bersama nantinya harus kembali pulang ke Indonesia.
aku mencoba untuk menenangkan dan kembali bertanya kepadanya.
"Hey.. It's ok. you will find the new aupair after me. you can do that with her. but did you also say like this to your old aupair?"
"No, I don't"
"Why?"
"Because she's not like you. you're the best aupair I ever have, and I love you"
aku hanya semakin memeluknya erat lalu berkata, "I love you too" :)
subhanallah,, aku jadi terharu bacanya. ^_^
ReplyDeletenulisnya juga ikut terharu itu..
ReplyDeleteterimakasih udah mau mampir baca. salam kenal ^^
salam kenal juga ukh sist :)
ReplyDelete