Belanda dan huniannya

Weekend kemarin aku baru saja mengunjungi sahabatku yang ada di Deventer. dia baru saja pindah dari tempat tinggalnya yang lama ke sebuah international student house yang memang di siapkan oleh pihak kampus. fasilitas yang diberikan pun bisa dibilang sangat memadai dari semua keperluan pokok penghuninya. sepertinya bangunan tersebut memang di design untuk para pelajar yang memang ingin belajar disana. Yah.. namanya juga Eropa, sepertinya memang tidak ada rumah yang dibangun "tidak layak huni". aku melihat ruangan 4 lantai tersebut dari bawah. sekilas kalau dilihat dari luar sama saja seperti gedung-gedung kotak ataupun persegi panjang yang disusun rapi, karena ya memang seperti itulah tipikal rumah-rumah yang ada di negara ini. tapi penyusunan model yang seperti itu juga bukan tanpa alasan. aku yakin anak-anak yang belajar di bagian design pasti lebih mengetahui alasannya. meskipun dalam penentuan suatu kebijakan tidak pernah dilihat hanya dari satu sudut pandang saja.

Belanda memang di kenal dengan gaya bangunannya yang khas. dibuat menyatu dengan hanya dipisahkan oleh dinding antara rumah si A sampai rumah si G menjadikannya justru terlihat unik. belum lagi bentuk rumah, ukuran, dan juga warna yang sama menjadikannya justru terkesan "satu". kalau di Indonesia bentuk rumahnya seperti ini, aku rasa akan sangat sulit untuk dibangun. wong tetangga beli kursi baru aja biasanya sudah iri-irian tidak mau kalah, apalagi mau disamakan bentuk rumahnya sama beberapa orang sekaligus. hehe :)
tapi inilah sistem yang memang diberikan oleh pemerintah di sini. para penduduk tidak bisa sembarangan jika mereka ingin membuat rumah. banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi menjadi suatu hal yang memang harus dipertimbangkan dengan baik. dan hal yang paling mendasar tentu saja adalah uang. semakin kaya seseorang, maka ia berhak untuk menentukan model rumahnya sendiri (satu rumah yang terpisah dari rumah lain disampingnya), biasanya disini di sebut dengan vila.

Sedikit berbagi dari apa yang aku alami..
Rumah yang aku tinggali bersama keluarga angkatku saat ini adalah sebuah vila dengan taman kecil di bagian belakang. biasanya kalau waktu summer seperti di bulan Agustus tahun lalu aku akan sering berada di luar sambil bermain ayunan di samping pohon apel hijau yang berbuah lebat. di sisi yang lain ada sebuah trampoline yang biasanya kami gunakan untuk bermain bersama. aku jadi ingat waktu pertama kali emak bilang kepadaku saat kami tengah berada di perjalanan dari bandara menuju rumah. "rumah kami tidak terlalu luas kok nia". sebagai orang yang sudah lama tinggal dilingkungan masyarakat Indonesia menengah kebawah, perspektif tidak luas yang disebutkan si emak tadi tentulah memiliki makna denotasi dari sudut pandangku. tapi begitu sampai disana, ternyata aku memang harus menyelaraskan pendapatku tentang sebuah ukuran dari sudut pandang si emak yang dia katakan "tidak luas" itu.

Kembali ke cerita weekend ku kemarin.
Kamar milik temanku tadi ternyata ada di lantai bagian bawah. dengan model yang juga hampir sama dengan kebanyakan tempat tinggal di Belanda yang begitu masuk langsung disambut dengan dapur, maka aku harus melewati ruangan tersebut sebelum akhirnya sampai di kamarnya. untungnya heater di ruangan tersebut bersifat sentral. jadi begitu masuk ke sana, rasa hangat sudah bisa dirasakan. suhu 2'C saat itu memang membuatku tidak betah untuk berlama-lama berada di luar.

Dorm yang di huni oleh 5 mahasiswa pada masing-masing kamar tersebut terlihat begitu sepi saat aku baru saja sampai. hanya ada seorang mahasiswi asal Rusia yang aku temui setelah beberapa menit aku bersantai sambil menikmati vla dan juga yoghurt buah di dapur. lalu 3 orang lainnya yang berasal dari Vietnam, Oman, dan juga Belarus, satu persatu datang dengan sendirinya.
Model ruangan yang ada di dorm itu sendiri aku bilang cukup simpel. hanya terdiri dari dapur yang merangkap sekaligus sebagai ruang tamu, toilet, tempat mandi, kamar, dan juga ruangan yang bisa disebut "serba bisa" (gudang, tempat menyetrika, dan tempat menjemur baju). lalu fasilitas yang ada? aku bisa menyebutnya lebih dari cukup. untuk ukuran sebuah asrama mahasiswa, semuanya benar-benar terlihat sangat mendukung. Aaah... kerennya. aku sependapat dengan apa yang dikatakan oleh sahabatku tersebut saat dia juga baru datang ke tempat itu.
semoga saja fasilitas yang sudah disediakan sedemikian rupa itu tidak disalah gunakan oleh penghuninya :)

Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !