Posts

Showing posts from February, 2014

(Lagi) sebuah catatan sebelum perjalanan

Bismillahirrahmanirrahim... Siapa yang menyangka bahwa ternyata Allah masih memberiku kesempatan umur, tenaga, rezeki, dan juga waktu yang akhirnya bisa membawaku untuk merencanakan trip solo traveling ke-3 ku besok. ya, tulisan ini memang sengaja ku buat sebelum aku berangkat ke salah satu tujuan perjalananku menjelajahi bumi Allah yang lain. meski sebenarnya rencana ini sendiri memang sudah kupersiapkan jauh-juah hari sebelumnya. To be honest, awalnya aku dibuat galau saat hendak memutuskan diantara 2 negara mana yang ingin ku tuju untuk mengisi waktu liburanku kali ini. masih di benua Eropa kah? atau ingin mencoba sesuatu yang baru? berbagai persiapan yang menyangkut pemilihan tempat tujuan akhirnya aku lakukan sebisaku, dengan berbekal niat dan juga istikharah atas apa yang hendak aku putuskan, akhirnya Allah menuntunku untuk menjatuhkan pilihanNya. lalu dari mana aku bisa tau itu? entahlah.. aku hanya percaya pada semua prasangka baikku kepadaNya. sepertinya keputusan ini t...

Media So-sial??

Tidak bisa dipungkiri, pengaruh paling besar dalam sebuah pembentukan karakter seseorang itu dimulai dari hal-hal yang paling dekat dalam kehidupannya. keluarga, lingkungan, institusi, serta teman-teman sepergaulan. bagaimana mengenali sikap seseorang akan mudah dinilai jika kita melihat keseluruhan aspek yang melatarbelakanginya tadi. sadar atau tidak, hal tersebut memanglah sudah hukum alam. sekuat apapun kita mengelak dari kesemua hal tersebut, benih-benih pengaruh itu pasti akan tetap ada. namun bukan hal yang mustahil pula, seiring berkembangnya zaman dan pengaruh teknologi informasi saat ini, media sosial juga bisa dijadikan salah satu faktor yang juga ikut andil sebagai sumbangsih pembangunan karakter tersebut. loh kok bisa? iya jelas bisa dong. pernah mendengar ungkapan yang mengatakan "anti sosial karena media sosial?". ungkapan inilah yang menggambarkan bahwa pergeseran arti dari 'nilai sosial' jaman dulu dan sekarang itu berbeda. seseorang yang sudah ter...

Kalau bulan bisa ngomong

Aku menengadahkan kepalaku. seketika aku berdiam diri cukup lama di tepian jalan malam ini. Indah... seperti biasa. pesona hiasan langit malam itu masih saja selalu bisa menyihirku. dengan ribuan kemerlip cahaya yang bersinar bak lampu hias yang sering aku lihat, serta benderangnya pantulan cahaya yang dihasilkan oleh bulan dengan tampilan yang sempurna, aku hanya bisa mengucap kalimat takjub. Subhanallah... betapa maha sempurnanya ciptaanMu ini. Beruntung aku masih bisa melihat keajaiban malam yang pastinya tidak selalu bisa aku saksikan di setiap 360 hari dalam tiap tahunnya ini. cuaca yang selalu saja silih berganti tanpa bisa di prediksi dengan 100% keakuratannya itu menjadikan sebab mengapa aku begitu menikmati malam ini. malam kemarin, serta malam-malam sebelumnya saat aku dibuat terpana oleh hal yang sama. belum lagi posisi stategis yang membuatku menjadi lebih leluasa untuk melihat tampilan keindahan yang sempurna itu benar-benar bisa mempengaruhi otakku untuk memberikan rea...

Hanya menggerutu

Pada saat kecil mungkin kita akan sangat sering sekali mendengar pertanyaan seperti ini. " nanti kalau udah besar cita-citanya mau jadi apa dek? " sebuah pertanyaan yang secara tidak langsung menuntut si anak untuk berfikir agar memiliki gambaran tentang bagaimana masa depannya nanti dan akan jadi apa ia di kemudian hari, lalu orientasinya pun akan cenderung membawa kita kepada sebuah profesi. lalu si anak yang ditanya pun akan dengan polos dan yakin menyebutkan bahwa ia ingin menjadi seorang dokter, polisi, atau bahkan presiden. itu bukanlah pertanyaan yang salah, dan jawaban si anak juga tidak sepenuhnya salah. setidaknya itu yang terjadi pada anak-anak yang hidup di jaman bukan milenium atau yang lebih pas lagi untuk anak-anak yang hidup dikalangan masyarakat menengah ke bawah di daerah-daerah. apa yang menjadi jawaban atas pertanyaan yang mereka dapatkan pada saat itu kemungkinan besar mengacu dengan apa yang mereka lihat dan yang menjadi contoh saat itu juga, meski ...

Picture

Aku mengambil sebuah hardisk yang ada di atas meja belajarku. sengaja aku simpan di tempat yang sering aku lihat agar jika seketika aku hendak menggunakannya akan mudah kuambil. warnanya memang hitam, gelap, dan pucat. tapi setidaknya aku bisa dengan mudah membedakan benda berbentuk persegi tersebut dari beberapa benda lain yang juga tergeletak berhamburan di tempat yang sama. ya, aku baru saja membuka beberapa lembar buku dan menulis beberapa catatan agar menjadi pengingatku saat aku kembali lupa pada apa yang seharusnya aku lakukan. aku memang senang melakukannya. biasanya kalau aku sudah kebingungan, aku akan senang untuk membuka buku-buku kecil itu lalu menuliskan beberapa hal 'tidak penting' yang aku gunakan sebagai media pelepas unek-unek di kepalaku ini. "lho kan bisa nulis di blog?" iya, memang bisa. tapi di blog aku tidak bisa membedakan bagaimana bentuk tulisanku ini. aku tidak bisa melihat bagaimana jelek dan semrawutnya tulisan tanganku tersebut. dan y...

Not today, Yes today

Tau penggalan lirik lagunya Avril Lavigne yang berjudul Tomorrow? di lagu tersebut dia mengatakan ".. maybe tomorrow.. not today, today, today.." kalau mengikuti apa yang dia katakan dalam lagunya itu, maka aku sudah terhipnotis oleh kalimat yang seolah-olah mengatakan "mengulur waktulah wahai engkau.." kalimat yang dinyanyikannya tersebut memang bukan tentang mengulur waktu, bahkan isi dari kesemua liriknya juga bukan tentang mengulur waktu tadi. tinggal kalian lihat saja di youtube dengan kata kunci Tomorrow Avril Lavigne with lyric lalu search, dengarkan, dan pahami sendiri. tapi justru dari sepenggal kalimat itulah yang akhirnya kini terngiang-ngiang di telingaku. rasanya ingin kusalahkan saja lagu itu. ingin kusalahkan saja si Avril karena membuatku jadi berfikir untuk "mengulur waktu". ini sama sekali bukan tentang persoalan hati (kalau kalian menangkap maksud asli dari lagu tersebut) tapi ini tentang sesuatu yang sudah sangat aku senangi. ya.....

Makanan

Pagi ini diawali oleh secangkir cappucino panas dan juga 2 buah roti panggang yang biasanya di sebut dengan tosti dengan campuran coklat Nutela hangat diatasnya. seperti hari-hari sebelumnya, selalu saja menu itu yang tersaji di meja dapur. roti. tidak ada yang lain. hanya fariasi minuman saja yang sepertinya bisa ku ganti. kadang susu, teh, cappucino, atau juga kopi yang memang telah tersedia dari sebuah mesin otomatis pembuat minuman yang ada di rumah ini. si emak adalah penggila kopi paling yang paling berat diantara kami. setiap sebelum berangkat ke kantor, pulang dari kantor, tengah hari kalau beliau sedang libur, atau bahkan sebelum tidurpun selalu saja ngopi. dan yang "aneh" menurutku sendiri, beliau tidak pernah membubuhkan gula kedalam minumannya. "orang di sini kalau ngopi memang jarang pakai gula, Nia" Oo.. aku mengerti. setidaknya saat kejadian di akhir bulan Juni tahun lalu menyadarkanku saat kami sekeluarga hendak terbang ke Turkey untuk melakukan s...

I love you ^^

" Disana musim apa sekarang? " Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang temanku di Indonesia saat beberapa menit lalu chating bersamaku melalui situs jejaring sosial, facebook. mungkin yang ada dalam fikirannya saat itu adalah aku tengah merasakan indahnya musim semi, atau bahkan bermain-main salju putih yang banyak diidam-idamkan oleh orang yang tentu saja belum pernah merasakannya langsung sebelumnya. setidaknya itu yang aku tangkap dari banyaknya percakapan yang aku lakukan dengannya tadi. bagaimana dia begitu sangat antusias untuk bisa merasakan hal yang sama sepertiku, meskipun gambaran tentang musim di Eropa yang dia tau hanyalah Salju, Semi, Gugur, dan juga Panas. Ini adalah awal februari, di beberapa negara Eropa seperti Swiss, Denmark, ataupun Swedia mungkin memang masih merasakan salju. tapi ini Belanda, sebuah negara di Eropa yang dikenal dengan sebutan "negara miskin salju". maka dari berbagai ekspektasi yang dia gambarkan terhadapku, aku han...

Belanda dan huniannya

Weekend kemarin aku baru saja mengunjungi sahabatku yang ada di Deventer. dia baru saja pindah dari tempat tinggalnya yang lama ke sebuah international student house yang memang di siapkan oleh pihak kampus. fasilitas yang diberikan pun bisa dibilang sangat memadai dari semua keperluan pokok penghuninya. sepertinya bangunan tersebut memang di design untuk para pelajar yang memang ingin belajar disana. Yah.. namanya juga Eropa, sepertinya memang tidak ada rumah yang dibangun "tidak layak huni". aku melihat ruangan 4 lantai tersebut dari bawah. sekilas kalau dilihat dari luar sama saja seperti gedung-gedung kotak ataupun persegi panjang yang disusun rapi, karena ya memang seperti itulah tipikal rumah-rumah yang ada di negara ini. tapi penyusunan model yang seperti itu juga bukan tanpa alasan. aku yakin anak-anak yang belajar di bagian design pasti lebih mengetahui alasannya. meskipun dalam penentuan suatu kebijakan tidak pernah dilihat hanya dari satu sudut pandang saja. Bel...