Titik fokus
Seperti apa yang sangat aku yakini bahwa proses menimba ilmu itu tidak hanya bisa didapat dari bangku-bangku sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan kebanyakan, aku semakin sadar dan sedikit banyak mengerti apa itu hakikat dari kesempatan yang kita miliki saat ini. detik yang terus berlalu menjadi menit, berganti jam, hari, minggu dan bahkan berubah menjadi tahun adalah tolak ukur dari bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan mengorganisirnya sehingga menjadi lebih tertata dan bermanfaat.
kita sebagai insan yang terkadang lupa waktu jika tengah berada pada kondisi bahagia biasanya cenderung lebih merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat. berbeda halnya dengan orang-orang yang tengah berada pada kondisi sebaliknya. biasanya hanya akan ada keluhan yang mengambarkan bahwa mereka bosan berada pada ranah itu. tapi memang seperti itulah konsep sebab akibat yang terjadi. hingga pada pernyataan yang paling sering kita dengar "kapan semuanya akan berakhir?" menjadi limit atas apa yang tengah dirasakan.
Aku senang dan bersyukur dengan apa yang telah aku alami sejauh ini. bagaimana Allah memperindah setiap jalan yang aku tempuh untuk bisa membawaku ke arah jalan yang seharusnya aku lalui adalah salah satu caraNya agar aku bisa lebih melihat dengan mata terbuka dan lebih peka terhadap semua hal yang ada di sekitarku. bukannya hidup itu tentang pilihan bukan? maka oleh sebab itu cara yang diambil dalam memilih juga harus memiliki titik fokus.
memang ada pepatah yang mengatakan "banyak jalan menuju Roma". benar, ungkapan itu memang tidak salah. namun dalam hal memilih jalan juga kita harus mempertimbangkan sisi positif negatif, untung rugi, maupun baik buruknya dari opsi yang akan kita ambil nantinya.
contoh simpelnya mungkin seperti ini.. bagi aku yang memang lebih suka melakukan solo traveling ketempat-tempat baru, maka aku dituntut untuk harus mengetahui "medan tempur" sebelum akhirnya memutuskan untuk jalan. bagaimana kondisi di tempat baru, rute jalan yang harus ditempuh, sistem transportasi, penginapan, makanan, bahasa yang digunakan, serta beberapa hal lainnya yang memang harus benar-benar dipelajari. anggaplah aku mempunyai budget yg cukup banyak untuk melakukan traveling itu. tapi tetap saja, kita harus cukup pintar menyiasati semua hal agar budget yang kita miliki nantinya bisa kita gunakan untuk persiapan lain yang ada diluar perkiraan.
konsep baik buruk memang sangat dipertimbangkan dalam hal ini. itulah sebabnya aku selalu mencatat semua hal yang berkaitan dengan persiapan travelingku jika akan mendatangi tempat baru. setidaknya dari situ aku bisa memperhitungkan semua hal yang akan aku keluarkan nantinya.
Sama halnya dengan hidup. hidup juga perlu orientasi dan titik fokus yang memang harus kita persiapkan jauh-jauh hari. jangan sampai akhirnya kita menjadi orang yang tidak tau kemana arah tujuan hidup kita sendiri lalu "mati" bersama impian-impian yang seharusnya bisa kita wujudkan.
aku sedang berada pada tahap ini. belajar memahami, mempertimbangkan, dan melihat sisi baik buruk dari langkah yang nantinya akan aku ambil. memang bukan hal yang mudah untuk bisa menemukan apa yang sebenarnya harus kita lakukan. tidak semua orang mampu berada pada kondisi seperti ini. tapi balik lagi, diatas semua perencanaan yang telah kita persiapkan sebaik mungkin itu, selalu ada Allah yang memantau dan yang menjadi penentu hasil akhirnya. maka didukung dengan keyakinan dan kekuatan do'a yang sunguh-sungguh, aku percaya bahwa tidak akan ada hal sia-sia yang kita dapatkan. dan selalu berprasangka baik adalah salah satu cara agar kita tidak merasa bosan dan juga lelah dengan cara yang telah kita tempuh sejauh ini.
Bersyukur.. itu juga adalah satu sikap yang bisa membuat kita merasa selalu bahagia dengan apa yang kita punya. meski terkadang rasa iri serta minder juga selalu berjalan mengikutinya. dan itu jugalah yang terkadang aku rasakan.
di salah satu postingan dari blog tetangga sebelah, aku dinasehati dengan sebuah tulisan yang sarat akan pelajaran dan pesan-pesan tersirat didalamnya. betapa beruntungnya aku mengenal orang-orang yang perduli dan mau berbagi ilmunya kepadaku. betapa bahagianya juga aku saat orang-orang mau mengkoreksi dari hasil yang telah aku kerjakan sejauh ini, karena dari situlah sebenarnya aku belajar.
memang sering terlintas dipikiranku, dan sebelumnya juga pernah aku sampaikan di postinganku yang lalu tentang bagaimana mindernya aku dengan hasil tulisan yang aku buat. bagaimana pula aku iri melihat tulisan-tulisan cantik nan berbobot yang memang patut untuk dibaca. tapi balik lagi dengan esensi rasa syukur tadi, kita tidak akan pernah bisa bersyukur kalau kita masih terus saja merasa kurang. aku tau tidak ada yg salah dengan rasa haus akan ilmu itu sendiri, malah itu merupakan satu hal yang sangat baik. makanya, kali ini aku ingin sedikit menggeser rasa iriku ini menjadi hal yang lebih positif. toh iri dalam hal kebaikan juga tidak salah kan?
Bismillah... dalam proses belajarku ini, semoga saja aku semakin memiliki gambaran tentang titik fokus dan jalan yang seharusnya aku ambil. Amiin. :)
kita sebagai insan yang terkadang lupa waktu jika tengah berada pada kondisi bahagia biasanya cenderung lebih merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat. berbeda halnya dengan orang-orang yang tengah berada pada kondisi sebaliknya. biasanya hanya akan ada keluhan yang mengambarkan bahwa mereka bosan berada pada ranah itu. tapi memang seperti itulah konsep sebab akibat yang terjadi. hingga pada pernyataan yang paling sering kita dengar "kapan semuanya akan berakhir?" menjadi limit atas apa yang tengah dirasakan.
Aku senang dan bersyukur dengan apa yang telah aku alami sejauh ini. bagaimana Allah memperindah setiap jalan yang aku tempuh untuk bisa membawaku ke arah jalan yang seharusnya aku lalui adalah salah satu caraNya agar aku bisa lebih melihat dengan mata terbuka dan lebih peka terhadap semua hal yang ada di sekitarku. bukannya hidup itu tentang pilihan bukan? maka oleh sebab itu cara yang diambil dalam memilih juga harus memiliki titik fokus.
memang ada pepatah yang mengatakan "banyak jalan menuju Roma". benar, ungkapan itu memang tidak salah. namun dalam hal memilih jalan juga kita harus mempertimbangkan sisi positif negatif, untung rugi, maupun baik buruknya dari opsi yang akan kita ambil nantinya.
contoh simpelnya mungkin seperti ini.. bagi aku yang memang lebih suka melakukan solo traveling ketempat-tempat baru, maka aku dituntut untuk harus mengetahui "medan tempur" sebelum akhirnya memutuskan untuk jalan. bagaimana kondisi di tempat baru, rute jalan yang harus ditempuh, sistem transportasi, penginapan, makanan, bahasa yang digunakan, serta beberapa hal lainnya yang memang harus benar-benar dipelajari. anggaplah aku mempunyai budget yg cukup banyak untuk melakukan traveling itu. tapi tetap saja, kita harus cukup pintar menyiasati semua hal agar budget yang kita miliki nantinya bisa kita gunakan untuk persiapan lain yang ada diluar perkiraan.
konsep baik buruk memang sangat dipertimbangkan dalam hal ini. itulah sebabnya aku selalu mencatat semua hal yang berkaitan dengan persiapan travelingku jika akan mendatangi tempat baru. setidaknya dari situ aku bisa memperhitungkan semua hal yang akan aku keluarkan nantinya.
Sama halnya dengan hidup. hidup juga perlu orientasi dan titik fokus yang memang harus kita persiapkan jauh-jauh hari. jangan sampai akhirnya kita menjadi orang yang tidak tau kemana arah tujuan hidup kita sendiri lalu "mati" bersama impian-impian yang seharusnya bisa kita wujudkan.
aku sedang berada pada tahap ini. belajar memahami, mempertimbangkan, dan melihat sisi baik buruk dari langkah yang nantinya akan aku ambil. memang bukan hal yang mudah untuk bisa menemukan apa yang sebenarnya harus kita lakukan. tidak semua orang mampu berada pada kondisi seperti ini. tapi balik lagi, diatas semua perencanaan yang telah kita persiapkan sebaik mungkin itu, selalu ada Allah yang memantau dan yang menjadi penentu hasil akhirnya. maka didukung dengan keyakinan dan kekuatan do'a yang sunguh-sungguh, aku percaya bahwa tidak akan ada hal sia-sia yang kita dapatkan. dan selalu berprasangka baik adalah salah satu cara agar kita tidak merasa bosan dan juga lelah dengan cara yang telah kita tempuh sejauh ini.
Bersyukur.. itu juga adalah satu sikap yang bisa membuat kita merasa selalu bahagia dengan apa yang kita punya. meski terkadang rasa iri serta minder juga selalu berjalan mengikutinya. dan itu jugalah yang terkadang aku rasakan.
di salah satu postingan dari blog tetangga sebelah, aku dinasehati dengan sebuah tulisan yang sarat akan pelajaran dan pesan-pesan tersirat didalamnya. betapa beruntungnya aku mengenal orang-orang yang perduli dan mau berbagi ilmunya kepadaku. betapa bahagianya juga aku saat orang-orang mau mengkoreksi dari hasil yang telah aku kerjakan sejauh ini, karena dari situlah sebenarnya aku belajar.
memang sering terlintas dipikiranku, dan sebelumnya juga pernah aku sampaikan di postinganku yang lalu tentang bagaimana mindernya aku dengan hasil tulisan yang aku buat. bagaimana pula aku iri melihat tulisan-tulisan cantik nan berbobot yang memang patut untuk dibaca. tapi balik lagi dengan esensi rasa syukur tadi, kita tidak akan pernah bisa bersyukur kalau kita masih terus saja merasa kurang. aku tau tidak ada yg salah dengan rasa haus akan ilmu itu sendiri, malah itu merupakan satu hal yang sangat baik. makanya, kali ini aku ingin sedikit menggeser rasa iriku ini menjadi hal yang lebih positif. toh iri dalam hal kebaikan juga tidak salah kan?
Bismillah... dalam proses belajarku ini, semoga saja aku semakin memiliki gambaran tentang titik fokus dan jalan yang seharusnya aku ambil. Amiin. :)
Comments
Post a Comment