Dingin, ajari aku syukur
Aku memulai tulisan ini dengan hawa dingin yang mulai menyelinap masuk.
baru saja aku menuntaskan rutinitasku di hadapanNya, mengadu dan bercerita tentang apa yang ingin aku sampaikan kepada satu-satunya tempat curhat paling terpercaya.
hari-hari pertama di awal tahun yang baru ini, aku dibisingkan dengan berbagai jenis status dari hampir semua teman di jejaring sosial yang membicarakan tentang resolusi hidup. hampir disetiap tahunnya aku mendapati hal yang sama. berbagai kalimat-kalimat permohonan serta harapan-harapan mereka tuliskan dengan untain kata-kata menarik penuh makna. aku hanya mengamini, semoga saja itu benar2 mereka lakukan.
mungkin maksudnya sesimpel ini, agar apa yang mereka inginkan di sepanjang tahun nanti bisa diketahui oleh orang lain. menunjukkan bahwa nantinya mereka akan menjadi pribadi yang seperti ini.
"ini lho aku.. begini lho aku.. dan akan seperti ini lho aku di tahun yang baru nanti"
lantas apa setelah itu? puluhan tanda bersimbol jempol itu juga tidak akan menghasilkan apa-apa kalau kita hanya gila akan pujian orang lain tapi nothing pada akhirnya. hanya berkoar-koar di status tanpa action nyata yang juga menyertainya.
Apakah bukannya lebih baik jika kita menuliskan dan menceritakan niat baik kita kepada Allah. sang pemilik dan pengatur semua jalan hidup makhluk di muka bumi ini. yang maha mengetahui akan seperti apa kita kedepannya. hanya sesimpel itu.
Aku menuliskan berbagai hal yang ingin aku capai, menceritakan berbagai hal yang ingin aku raih, dan mengadukan semua hal yang masih dirasa kurang atas apa yang telah aku lakukan sejauh ini kepada Allah.
karena pada akhirnya, aku hanya akan membiarkan Allah menghapus satu-persatu list harapanku jika itu dirasa tidak baik olehNya dan mengikhlaskan atas rencanaNya yang pasti akan digantikan dengan hal yang lebih indah menurutNya. Amiiin.
2014... ini adalah pertama kalinya aku mengalami pergantian tahun di negara yang berbeda. ditengah lingkup asing di luar suasana yang biasa aku dapatkan sebelumnya. dan masih berada di antara orang-orang yang juga tidak seperti biasanya. bukan ikut merayakan, aku hanya menikmati saja pemandangan indah yang menjadi penghias langit di 1 malam dalam 1 tahun tersebut. tidak pernah aku merasakan euforia dari hiruk pikuk keramain untuk sebuah tradisi yang sebenarnya hal itu bukanlah menjadi tradisiku, juga bukan dalam agamaku.
seperti apa yang pernah aku katakan bahwa aku suka langit, aku hanya menikmati perpaduan cahaya yang timbul bersamaan dengan bunyi meriah yang menyertainya. sesederhana itu. itulah alasanku mengapa aku menyukai malam pergantian tahun dalam perhitungan kalender Masehi. hanya beberapa menit. setelah semuanya hilang, aku kembali seperti biasa.
Sama halnya dengan apa yang aku rasakan malam itu.
Kota Amsterdam, Belanda, menjadi pilihanku untuk menyaksikan sekaligus membuktikan bagaimana cerita orang-orang tentang kemeriahan malam pergantian tahun di negara ini. katanya, Amsterdam merupakan kota ke-tiga di Eropa yang memiliki "amazing firework". atas dasar ini sekaligus ajakan dari beberapa teman, akhirnya aku pun memutuskan berangkat ke sana. hari itu akses seluruh kereta yang menjadi model transportasi paling efektif di negara ini juga menjadi berbeda. semua jalur yang mengarah ke kota kanal tersebut ditutup setelah pukul 20.00, artinya tidak akan ada kereta yang keluar masuk dari Amsterdam setelah jam 8 malam. mungkin ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin saja bisa terjadi. aku juga melihat beberapa petugas kepolisian setempat yang berjaga-jaga disekitaran area stasiun Amsterdam Central setibanya aku disana.
Malam itu, pergantian tahun baru di sana memang terasa sangat berbeda. hawa dingin angin winter dan juga hujan yang ikut turun menjadi penghias di sepanjang malam. tidak deras, namun ia betah berlama-lama.
dibeberapa jam awal kedatanganku, aku masih bisa mentolerir. jaket tebal dan beberapa lapis baju yang aku gunakan sepertinya masih mampu menepis hawa super dingin tersebut. tapi sayangnya itu tidak bertahan lama. semakin mendekati waktu pergantian tahun, semakin melemah pula daya tahan tubuhku akan hantaman angin dingin itu. jari-jari tangan dan kakiku mulai menjadi semakin dingin, dingin, dan sangat dingin.
aku menepi ke pinggir sebuah bangunan gedung bersama beberapa orang lainnya. bahkan saat waktu yang ditunggu-tunggu itu tiba, aku masih saja berada di sana. hanya sesekali saja aku bergabung dengan beberapa orang temanku yang sepertinya masih tetap asik menikmati pancaran kembang api berbagai warna tanpa merasakan hawa dingin yang sangat dingin itu.
kedua telapak tanganku mulai mati rasa. begitu juga jari jemari di kakiku, ia semakin parah. padahal saat itu aku sudah menggunakan sarung tangan tebal dan juga kaos kaki tebal serta sepatu boot. tapi tetap saja, itu semua tidak berdampak apa-apa di tubuhku. entah mengapa, untuk hal yang satu ini terkadang aku sendiri tidak habis pikir. kenapa selalu saja saat ada hawa dingin yang datang, kedua anggota tubuhku ini selalu lebih cepat merasakan dingin yang tidak biasa dibandingkan dengan anggota tubuhku yang lain.
"mungkin belum terbiasa aja dengan hawa dingin Eropa" setidaknya itu yang mereka katakan. tapi lucunya, terkadang aku juga merasakan hal yang sama saat turun hujan di negara kelahiranku sendiri yang sejatinya selalu bersuhu tinggi, meskipun tidak menjadi sedingin saat aku berada disini.
aneh. bagimana mau memegang salju kalau baru menahan anginnya saja aku sudah tidak kuat???
sepertinya kalau sudah seperti ini, julukan manusia bertangan dingin sangat pas ditujukan kepadaku. hanya saja ini dalam arti yang sebenarnya. ^_^
Akhirnya, malam pergantian tahun baruku disini pun masih biasa saja. bentuk kembang api yang ada juga menurutku masih sama saja seperti di Indonesia. mungkin hanya wujud suka cita dari orang-orang disini saja yang sedikit berbeda. saat ratusan kembang api meledak dimana-mana, mereka secara spontan saling berpelukan dan mengucapkan selamat tahun baru. hal yang seperti inilah yang sepertinya tidak aku temukan di Indonesia. dan malam itu, aku juga menemukan sisi lain yang berbeda.
Dari dingin aku belajar. setidaknya mulai dari malam itu aku sadar bahwa betapa sebuah rasa syukur akan sesuatu yang Allah berikan kepada kita itu sangatlah besar artinya. tidak ada suatu apapun dimuka bumi ini hadir tanpa maksud yang menyertainya.
Allah menghadirkan dingin di belahan bumi Eropa serta hangat di belahan bumi lainnya bukan tanpa maksud. Allah juga menjadikan pergantian musim yang berbeda bukan tanpa alasan. Aku yang diberi kesempatan olehNya merasakan itu semua di sini juga bukan tanpa tujuan. Sebuah tamparan luar biasa malam itu menyadarkanku bahwa dari hal sekecil itu, aku tidak boleh lupa dan mengeluh akan nikmat yang Allah berikan. aku tersadar, bagaimana dulu rasa hangat dan juga panas yang kudapat saat aku masih berada di Indonesia sering aku keluhkan.
"Ya Allah... kenapa panas sekali sih hari ini", "Ya Allah... coba aja Indonesia beriklim dingin"
Setelah itu semua berganti dan aku rasakan, aku justru meminta kebalikannya.
"Ya Allah... dingin banget di sini, aku mau pulang, aku rindu hawa panas negara ku"
Nah, kalau sudah begini, sepertinya hanya protes yang keluar dari mulut ini. hanya komplain yang juga selalu hadir atas apa yang kita rasakan saat itu juga.
Aku jadi teringat akan tingkah temanku yang awalnya aku anggap lucu dan sedikit aneh. ia selalu terlihat "berlebihan" saat mendapatkan segala sesuatu. berkata-kata "lebay" namun dalam hal yang positif.
contoh mudahnya mungkin seperti ini : "Alhamdulillah, nikmat betul air minum ini ya Allah.. Alhamdulillah, terimakasih untuk makanan enak ini ya Allah.. Alhamdulillah masih bisa shalat Isya"
Awalnya hal yang seperti ini terlihat sangat berlebihan menurutku. tapi dari situ justru aku menilai, apa yang ia lakukan adalah salah satu bentuk rasa syukur yang ia panjatkan kepada Allah untuk semua nikmat yang ia dapatkan. ia menyadari bahwa semua yang ia peroleh selama ini adalah dari Allah.
Astaghfirullah.... ternyata selama ini aku memang sering lupa bersyukur. meski bukan dalam bentuk ekspresi yang "berlebihan" sekalipun aku masih sering lupa dan mengabaikan.
Maka dari malam pergantian tahun itu, aku mendapatkan satu pelajaran baru. dari hawa dingin yang membuat seluruh jari-jemari kakiku biru, seluruh jari-jemari tanganku mati rasa, aku mengucap lirih saat setibanya aku dirumah.
"Alhamdulillah, sungguh nikmatnya rasa hangat ini ya Allah" :)
baru saja aku menuntaskan rutinitasku di hadapanNya, mengadu dan bercerita tentang apa yang ingin aku sampaikan kepada satu-satunya tempat curhat paling terpercaya.
hari-hari pertama di awal tahun yang baru ini, aku dibisingkan dengan berbagai jenis status dari hampir semua teman di jejaring sosial yang membicarakan tentang resolusi hidup. hampir disetiap tahunnya aku mendapati hal yang sama. berbagai kalimat-kalimat permohonan serta harapan-harapan mereka tuliskan dengan untain kata-kata menarik penuh makna. aku hanya mengamini, semoga saja itu benar2 mereka lakukan.
mungkin maksudnya sesimpel ini, agar apa yang mereka inginkan di sepanjang tahun nanti bisa diketahui oleh orang lain. menunjukkan bahwa nantinya mereka akan menjadi pribadi yang seperti ini.
"ini lho aku.. begini lho aku.. dan akan seperti ini lho aku di tahun yang baru nanti"
lantas apa setelah itu? puluhan tanda bersimbol jempol itu juga tidak akan menghasilkan apa-apa kalau kita hanya gila akan pujian orang lain tapi nothing pada akhirnya. hanya berkoar-koar di status tanpa action nyata yang juga menyertainya.
Apakah bukannya lebih baik jika kita menuliskan dan menceritakan niat baik kita kepada Allah. sang pemilik dan pengatur semua jalan hidup makhluk di muka bumi ini. yang maha mengetahui akan seperti apa kita kedepannya. hanya sesimpel itu.
Aku menuliskan berbagai hal yang ingin aku capai, menceritakan berbagai hal yang ingin aku raih, dan mengadukan semua hal yang masih dirasa kurang atas apa yang telah aku lakukan sejauh ini kepada Allah.
karena pada akhirnya, aku hanya akan membiarkan Allah menghapus satu-persatu list harapanku jika itu dirasa tidak baik olehNya dan mengikhlaskan atas rencanaNya yang pasti akan digantikan dengan hal yang lebih indah menurutNya. Amiiin.
2014... ini adalah pertama kalinya aku mengalami pergantian tahun di negara yang berbeda. ditengah lingkup asing di luar suasana yang biasa aku dapatkan sebelumnya. dan masih berada di antara orang-orang yang juga tidak seperti biasanya. bukan ikut merayakan, aku hanya menikmati saja pemandangan indah yang menjadi penghias langit di 1 malam dalam 1 tahun tersebut. tidak pernah aku merasakan euforia dari hiruk pikuk keramain untuk sebuah tradisi yang sebenarnya hal itu bukanlah menjadi tradisiku, juga bukan dalam agamaku.
seperti apa yang pernah aku katakan bahwa aku suka langit, aku hanya menikmati perpaduan cahaya yang timbul bersamaan dengan bunyi meriah yang menyertainya. sesederhana itu. itulah alasanku mengapa aku menyukai malam pergantian tahun dalam perhitungan kalender Masehi. hanya beberapa menit. setelah semuanya hilang, aku kembali seperti biasa.
Sama halnya dengan apa yang aku rasakan malam itu.
Kota Amsterdam, Belanda, menjadi pilihanku untuk menyaksikan sekaligus membuktikan bagaimana cerita orang-orang tentang kemeriahan malam pergantian tahun di negara ini. katanya, Amsterdam merupakan kota ke-tiga di Eropa yang memiliki "amazing firework". atas dasar ini sekaligus ajakan dari beberapa teman, akhirnya aku pun memutuskan berangkat ke sana. hari itu akses seluruh kereta yang menjadi model transportasi paling efektif di negara ini juga menjadi berbeda. semua jalur yang mengarah ke kota kanal tersebut ditutup setelah pukul 20.00, artinya tidak akan ada kereta yang keluar masuk dari Amsterdam setelah jam 8 malam. mungkin ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin saja bisa terjadi. aku juga melihat beberapa petugas kepolisian setempat yang berjaga-jaga disekitaran area stasiun Amsterdam Central setibanya aku disana.
Malam itu, pergantian tahun baru di sana memang terasa sangat berbeda. hawa dingin angin winter dan juga hujan yang ikut turun menjadi penghias di sepanjang malam. tidak deras, namun ia betah berlama-lama.
dibeberapa jam awal kedatanganku, aku masih bisa mentolerir. jaket tebal dan beberapa lapis baju yang aku gunakan sepertinya masih mampu menepis hawa super dingin tersebut. tapi sayangnya itu tidak bertahan lama. semakin mendekati waktu pergantian tahun, semakin melemah pula daya tahan tubuhku akan hantaman angin dingin itu. jari-jari tangan dan kakiku mulai menjadi semakin dingin, dingin, dan sangat dingin.
aku menepi ke pinggir sebuah bangunan gedung bersama beberapa orang lainnya. bahkan saat waktu yang ditunggu-tunggu itu tiba, aku masih saja berada di sana. hanya sesekali saja aku bergabung dengan beberapa orang temanku yang sepertinya masih tetap asik menikmati pancaran kembang api berbagai warna tanpa merasakan hawa dingin yang sangat dingin itu.
kedua telapak tanganku mulai mati rasa. begitu juga jari jemari di kakiku, ia semakin parah. padahal saat itu aku sudah menggunakan sarung tangan tebal dan juga kaos kaki tebal serta sepatu boot. tapi tetap saja, itu semua tidak berdampak apa-apa di tubuhku. entah mengapa, untuk hal yang satu ini terkadang aku sendiri tidak habis pikir. kenapa selalu saja saat ada hawa dingin yang datang, kedua anggota tubuhku ini selalu lebih cepat merasakan dingin yang tidak biasa dibandingkan dengan anggota tubuhku yang lain.
"mungkin belum terbiasa aja dengan hawa dingin Eropa" setidaknya itu yang mereka katakan. tapi lucunya, terkadang aku juga merasakan hal yang sama saat turun hujan di negara kelahiranku sendiri yang sejatinya selalu bersuhu tinggi, meskipun tidak menjadi sedingin saat aku berada disini.
aneh. bagimana mau memegang salju kalau baru menahan anginnya saja aku sudah tidak kuat???
sepertinya kalau sudah seperti ini, julukan manusia bertangan dingin sangat pas ditujukan kepadaku. hanya saja ini dalam arti yang sebenarnya. ^_^
Akhirnya, malam pergantian tahun baruku disini pun masih biasa saja. bentuk kembang api yang ada juga menurutku masih sama saja seperti di Indonesia. mungkin hanya wujud suka cita dari orang-orang disini saja yang sedikit berbeda. saat ratusan kembang api meledak dimana-mana, mereka secara spontan saling berpelukan dan mengucapkan selamat tahun baru. hal yang seperti inilah yang sepertinya tidak aku temukan di Indonesia. dan malam itu, aku juga menemukan sisi lain yang berbeda.
Dari dingin aku belajar. setidaknya mulai dari malam itu aku sadar bahwa betapa sebuah rasa syukur akan sesuatu yang Allah berikan kepada kita itu sangatlah besar artinya. tidak ada suatu apapun dimuka bumi ini hadir tanpa maksud yang menyertainya.
Allah menghadirkan dingin di belahan bumi Eropa serta hangat di belahan bumi lainnya bukan tanpa maksud. Allah juga menjadikan pergantian musim yang berbeda bukan tanpa alasan. Aku yang diberi kesempatan olehNya merasakan itu semua di sini juga bukan tanpa tujuan. Sebuah tamparan luar biasa malam itu menyadarkanku bahwa dari hal sekecil itu, aku tidak boleh lupa dan mengeluh akan nikmat yang Allah berikan. aku tersadar, bagaimana dulu rasa hangat dan juga panas yang kudapat saat aku masih berada di Indonesia sering aku keluhkan.
"Ya Allah... kenapa panas sekali sih hari ini", "Ya Allah... coba aja Indonesia beriklim dingin"
Setelah itu semua berganti dan aku rasakan, aku justru meminta kebalikannya.
"Ya Allah... dingin banget di sini, aku mau pulang, aku rindu hawa panas negara ku"
Nah, kalau sudah begini, sepertinya hanya protes yang keluar dari mulut ini. hanya komplain yang juga selalu hadir atas apa yang kita rasakan saat itu juga.
Aku jadi teringat akan tingkah temanku yang awalnya aku anggap lucu dan sedikit aneh. ia selalu terlihat "berlebihan" saat mendapatkan segala sesuatu. berkata-kata "lebay" namun dalam hal yang positif.
contoh mudahnya mungkin seperti ini : "Alhamdulillah, nikmat betul air minum ini ya Allah.. Alhamdulillah, terimakasih untuk makanan enak ini ya Allah.. Alhamdulillah masih bisa shalat Isya"
Awalnya hal yang seperti ini terlihat sangat berlebihan menurutku. tapi dari situ justru aku menilai, apa yang ia lakukan adalah salah satu bentuk rasa syukur yang ia panjatkan kepada Allah untuk semua nikmat yang ia dapatkan. ia menyadari bahwa semua yang ia peroleh selama ini adalah dari Allah.
Astaghfirullah.... ternyata selama ini aku memang sering lupa bersyukur. meski bukan dalam bentuk ekspresi yang "berlebihan" sekalipun aku masih sering lupa dan mengabaikan.
Maka dari malam pergantian tahun itu, aku mendapatkan satu pelajaran baru. dari hawa dingin yang membuat seluruh jari-jemari kakiku biru, seluruh jari-jemari tanganku mati rasa, aku mengucap lirih saat setibanya aku dirumah.
"Alhamdulillah, sungguh nikmatnya rasa hangat ini ya Allah" :)
kalimat ini akan jadi kontradiktif dengan tulisan Nia sekitar 2 tahun yang lalu
ReplyDelete"hari-hari pertama di awal tahun yang baru ini, aku dibisingkan dengan berbagai jenis status dari hampir semua teman di jejaring sosial yang membicarakan tentang resolusi hidup. hampir disetiap tahunnya aku mendapati hal yang sama. berbagai kalimat-kalimat permohonan serta harapan-harapan mereka tuliskan dengan untain kata-kata menarik penuh makna. aku hanya mengamini, semoga saja itu benar2 mereka lakukan.
mungkin maksudnya sesimpel ini, agar apa yang mereka inginkan di sepanjang tahun nanti bisa diketahui oleh orang lain. menunjukkan bahwa nantinya mereka akan menjadi pribadi yang seperti ini.
"ini lho aku.. begini lho aku.. dan akan seperti ini lho aku di tahun yang baru nanti"
lantas apa setelah itu? puluhan tanda bersimbol jempol itu juga tidak akan menghasilkan apa-apa kalau kita hanya gila akan pujian orang lain tapi nothing pada akhirnya. hanya berkoar-koar di status tanpa action nyata yang juga menyertainya.
Apakah bukannya lebih baik jika kita menuliskan dan menceritakan niat baik kita kepada Allah. sang pemilik dan pengatur semua jalan hidup makhluk di muka bumi ini. yang maha mengetahui akan seperti apa kita kedepannya. hanya sesimpel itu.
Aku menuliskan berbagai hal yang ingin aku capai, menceritakan berbagai hal yang ingin aku raih, dan mengadukan semua hal yang masih dirasa kurang atas apa yang telah aku lakukan sejauh ini kepada Allah"
http://isniatulfadhilah.blogspot.nl/2012/12/happy-new-year-2013.html#comment-form
Everything changes ^^
Hahaha... harusnya lebih baik kalau gimana mas??
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHihihi jawabanku ter-hidden di note ini ya Nia ^^
ReplyDeletehttp://yasserazkablog.blogspot.com/2014/01/perbedaan-sabun-batangan-dan-sabun-cair.html .
Tapi aku gak akan kabur ko Miss Trav :D
Iya ne mas, ga kebaca.. hahaha
ReplyDeleteMr. Eng.... *kabuuur :D
Hahaha....
ReplyDeletemasak perlu aku bikinkan "kitab Sarh"nya nih
Post yang terbaru tampak egois nih, yang dicertain masak Ms Travelling-nya aja sih...
Hahahaha... yg bagian Ms.Engineering harusnya bukan saya yg nyeritain mas :-p
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteYg perlu digaris bawahi... saya ga memaksa untuk nulis tentang Ms.Eng ah perasaan :p
ReplyDelete#Modus