Yang patut dikomentari

Mari sedikit terkejut dengan beberapa berita yang mencuat akhir-akhir ini !
Pak menhub, itu beneran jadinya LCC bakalan di hapus dari peredaran? Nasib para traveler yang notabenenya 'kere' ini nanti gimana?
Om mendikbud, apa iya soal UN nantinya akan dibantu oleh bule-bule kece dari LN? apa bule-bule itu 'mengerti' gimana Indonesia sebenarnya?
Pakde presiden, gimana ceritanya kasus pengangkatan calon kandidat tunggal Kapolri kok malah jadi tersangka kasus korupsi? emang gak bisa ya menghadirkan kandidat lain yang lebih bersih?
Mr.Charlie Hebdo, itu kasus penembakan yang di Paris beneran murni apa rekayasa ya? masih belum ngerti dengan jalan pemikiran sampean dan rekan-rekan media di sana.

Tulisan kali ini dibuat dengan sedikit sentuhan yang berbeda. Tulisan yang dibuat oleh orang awam yang juga masih polos dalam hal-lah pemberitaan besar yang kini tengah mencuat di permukaan. Tulisan yang dibuat karena kebingungan dan juga kebisingan akan kasus-kasus ajaib yang terus bermunculan. Tulisan oleh orang yang masih belum mengerti banyak dan harus terus belajar.

Dari beberapa kasus yang ada, keputusan pak menhub dan juga berita tentang Charlie Hebdo tadi sangat menarik untuk di risaukan. Jika cerita tentang UN maupun tentang Kapolri, biarlah itu dipelajari lagi beramai-ramai. Cakupanku belum mampu untuk sampai kesana. Justru dua kasus diantaranya menurutku cukup mengganggu secara pribadi. Mengapa?

Pertama, aku adalah pencinta traveling yang secara otomatis nantinya akan lebih sering berurusan langsung dengan tarif transportasi pesawat. Jika sebelumnya saja ongkos pesawat dari tanah kelahiran Pnk-Jkt sudah menelan angka yang tidak pernah murah, gimana setelah ditetapkannya penghapusan Low Cost Carrier (LCC) nanti? Apa kabar harga ticket keluar Kalimantan? Padahal, jika diasumsikan secara sederhana, itu hanyalah penerbangan domestik yang nantinya hanya akan memakan waktu perjalanan sekitar satu jam, dan tanpa transit pula. Pesawat tidak akan terkena biaya transit, awak kapal juga tidak harus menginap di satu tempat sebelum sampai tujuan, pesawat juga tidak perlu dikenakan biaya pengecekan tambahan. Bagaimana bisa harga ticket bisa melambung tinggi dengan alasan keutamaan safety saja? Toh semua juga tau, yang namanya ajal tidak akan lari kemana. Mau pakai pesawat terbaik sekalipun, kalau sudah ajalnya dan ditambah mekanismenya yang tidak baik, maka bukan hal mustahil kecelakaan pun pasti terjadi. Jika harus berkaca pada pengalaman dengan jam terbang yang lebih banyak hingga lintas negara dan benua, pesawat di Eropa masih bisa menggunakan LCC dan bahkan tetap aman-aman aja. Easyjet, ataupun Ryanair contohnya. Pesawat langganan para traveler Eropa termasuk aku selama berada di sana. Merekalah yang justru tetap berani dan bahkan menjadikan LCC sebagai daya jual kepada para pembelinya. Balik lagi, ajal dan mekanisme yang baiklah yang harus dimengerti. Jika penerbangan manapun dan siapapun tidak mampu melawan ajal yang sudah di gariskan, maka Indonesia seharusnya layak bercermin dengan mekanisme yang ada di dalamnya. Gitu pak..

Lalu masalah kedua, aksi penembakan 12 orang warga Prancis yang dikabarkan tewas di Paris saat penyerangan ke kantor Charlie.
Mr, abang-abang bule pembuat berita, apa benar aksi tersebut manjatuhkan nama salah satu agama minoritas di sana? Aku, yang pernah menjadi minoritas di tanah Eropa, sedikit banyak mengerti apa yang sekarang tengah dirasakan oleh saudara-saudara seimanku disana saat ini. Jika boleh berkaca pada diri sendiri, mengapa kantor kalian diserang? mangapa kasus yang sepertinya direkayasa ini seolah gencar untuk menyudutkan dengan membuat asumsi global yang justru tidak baik pada perdamain dunia? Aku membaca beberapa berita, kabarnya dari dulu majalah kalian memang selalu membuat isu-isu bombastis terhadap agama manapun yang tidak kalian suka. Membenci bukan berarti harus menghakimi sendiri, bukan berarti pula menjadikan bebas untuk dihina kan? Agama apapun pada dasarnya adalah baik, orangnya yang seringkali tidak. Jadi jika tidak menyukai seseorang, bukan seharusnya menjatuhkan agama secara keseluruhan.
Kalian pasti sangat tahu apa dampak dari kasus ini. Mungkin sama seperti yang diharapkan dalam beberapa kasus sebelumnya. Serangan 11 September contohnya. Secara langsung, dalam setiap kejadian dimana kaum minoritas yang menjadi sasaran, maka dampak secara langsung sudah pasti bisa dirasakan. Bagaimana pandangan mayoritas yang akan semakin aneh, perubahan sikap dalam lingkungan hidup yang juga ikut aneh, semuaya akan berdampak pada kebencian individu/kelompok yang akan memacu kebencian global tak berasas. Inilah alasan yang seringkali dijadikan kambing hitam. Lalu jika sudah demikian, bagaimana perdamain dunia akan di ciptakan?

Setiap pagi, beberapa kasus menarik seringkali manjadi sangat ramai untuk diperbincangkan. Aku sebagai orang yang masih harus banyak belajar hanya akan menyaksikan dan melihat bagaimana persepsi orang akan hal-hal besar yang terjadi di sekitaran. Tapi entah mengapa pada dua kasus kali ini terasa menyentil secara pribadi. Alasan besarnya, mugkin karena aku muslim yang mencintai traveling. Entahlah...
Aku hanya berasumsi pada apa yang patut di komentari. itu saja.


Comments

  1. Agak tersentil, tertanggung dan terpincing dengan kalimat "safety aja".

    Quote Pak Jonan
    "Lebih Baik Tidak Pernah Datang dari pada Tidak Pernah Sampai"

    ReplyDelete
  2. Quote nya orang "Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali" :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !