Move-On
Aku baru saja menyelesaikan halaman ke 100 dari buku berjudul ON karya Jamil Azzani. Sebuah buku 'teguran' yang pas dan menggugah untuk terus di baca. Buku dari seorang ayah temannya teman bernama Nadira. Buku dari salah seorang penulis dan motivator hebat yang dengan halusnya menyentil sisi lain khilaf manusia sebagai seorang hamba yang sering kali lupa, dalam berbagai hal.
Meski belum sampai separuh, ada kalimat menarik yang begitu mengena saat membacanya. Mengena karena dalam beberapa kasus, hal ini pula yang tengah aku galaukan. Tentang gabungan dari tindakan MOVE-ON yang hingga sampai saat ini belum bisa aku lakukan dengan sempurna. MOVE-ON yang hanya masih pada tahap tak beraturan. Kenapa demikian? karena ternyata, dalam MOVE-ON pun ada hal-hal yang harus kita lewati sesuai dengan tahapan-tahapannya.
Pertama, VISI-ON. Dalam tema pertama yang di angkat oleh Om Jamil ini (Panggil Om gapapa ya Dir? ^^) beliau berhasil mengorek-orek isi hati dan juga mempertanyakan kembali apa tujuan hidupku yang sebenarnya. Tentang visi apa yang telah dipilih dalam menjadi makhluk di muka bumi ini. Apa visi akhiratku sebenarnya? Apa visi duniaku seharusnya? Telak, tema ini jelas membuatku kembali berfikir tentang pertanyaan sederhana. Apa visiku selama ini? Sudah jelaskah sejauh ini?
Tahap pertama pengoreksian diri, bisa dikatakan bahwa aku sejatinya belumlah MOVE-ON selama ini ! *Astaghfirullah..
Aku, sebagai manusia yang lebih cenderung dengan karakter korelisnya, belum mengenal baik apa visi hidupku sendiri sebagai manusia serta khalifah di bumi Allah ini. Aku, yang dengan ambisinya di beberapa hal, masih saja lupa tentang bagaimana seharusnya mengolah sikap dan menyeimbangkannya kedalam aktivitas hidup. Aku masih harus banyak belajar, dan akan terus perlu belajar. Karena seperti apa yang disebutkan di dalam bukunya, Om Jamil mengatakan : Hidup ini pada hakikatnya sedang mengumpulkan bekal menuju kehidupan yang abadi.
Lalu yang kedua, ACTI-ON. Setelah memahami dengan baik apa yang seharusnya dilakukan dalam VISI-ON, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah ACTI-ON. Sejauh aku membacanya, aku menyukai bab ini. Semacam ada tamparan keras dalam hal tindakan yang telah aku lakukan selama ini. Did I made something right so far? ACTI-ON ku, sudahkah berada pada garis yang seharusnya? Tentang kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Kerja keras yang mendatangkan rezeki, kerja cerdas yang melipatgandakan rezeki, serta kerja ikhlas yang membuat rezeki menjadi berkah.
Satu ilmu baru yang begitu asing di pendengaranku sebelumnya. Yaitu dengan istilah Myelin (muscle memory). Myelin adalah sumber dari segala talenta yang dibentuk melalui latihan yang terprogram. Myelin ini tersebar merata dalam bentuk sistem saraf pada otot-otot manusia yang memberi perintah dan menyimpan informasi. Melalui Myelin, setidaknya aku mengerti tentang beberapa prinsip kerjanya yang perlu diperhatikan. Tentang tindakan yang dilakukan berulang-ulang, bersivat universal, memiliki ikatan yang sulit dilepas, serta faktor usia yang berpengaruh di dalamnya. Intinya, Myelin akan sangat berkaitan dengan bakat yang ada dalam tiap-tiap individu di dalam diri kita. Jika kita sudah mengetahui bakat apa yang dimiliki, maka asahlah dengan cara sebaik mungkin, secerdas mungkin, dan segigih mungkin. Aku, kini juga sedang berusaha untuk lebih mengenali dan menyusun kembali apa-apa yang telah aku lewatkan selama ini.
MOVE-ON ku belumlah sempurna, kinerjaku juga belumlah seberapa, masih banyak pr yang harus diselesaikan. Rasanya, aku memang harus mengkaji ulang tentang proposal hidup yang akan kuserahkan kepada Tuhan. Jika kamu memiliki pemikiran serupa, yuk MOVE-ON sama-sama? ^^
Comments
Post a Comment