Posts

Showing posts from January, 2015

Bagaimana Perjalanan Seharusnya

Lupakan sejenak carut marut negara yang katanya bereformasi. Nyatanya, KPK Vs Polri juga tidak bisa dihalangi. Otoritas negara yang katanya RI juga mulai bergidik ngeri. Cela-bela atas nama penguasa pun mengarah ke Jokowi. Mungkin sekarang saatnya pak Beye yang berkata dengan percaya diri, "Piye.. Sek enak jamanku too?" Aku bukan pengamat politik. Paham soal hal yang berkaitan dengan itupun sama sekali tidak. Hanya mengikuti alur saja, toh beritanya sudah terlanjur manganga ke permukaan. Aku bisa apa? Sejurus pertanyaan mulai berkelibat hadir atas nama kebisingan. Negeriku kini ternyata sudah jauh lebih berwarna. Berbagai macam persolaan mulai tidak dikenali lagi, mana yang murni benar, mana yang jelas salah. Sesekali akupun sempat terlibat obrolan atas beberapa kasus yang sama sekali tidak menarik perhatian. Sekenanya, aku menimpali dengan bermalas-malasan. Toh efeknya juga akan sama saja, bukan? Jika ada yang bertanya kemana larinya pemuda Indonesia? Maka jawabannya, k...

23 Bersama Presiden

Hingar bingar suara sirine saling bersahutan. Lalu lintas berjalan tidak seperti biasanya. Di sepanjang rute-rute utama para aparat negara berjaga-jaga. Ada apa ini? Apa yang berbeda dengan siang kali ini? Lihatlah, dengan gagahnya mereka berdiri di bawah terik matahari. Suara peluit serta lambain tangan pemberi aba-aba bergoyang dengan irama. Seperti ada jeda di antara masing-masing sudut agar semua tidak berjalan semakin semrawut. Aku hanya memicingkan mata. Kuperhatikan beberapa wajah yang tidak biasa. Mereka-mereka ini adalah orang yang seharusnya tidak harus berdiri di sepanjang jalan Ahmad Yani kali ini. Lagi-lagi suara sirine itu kembali terdengar. Pada beberapa rute, para pria berseragam itu tadi memberhentikan sebagian pengendara jalan. Tidak memikirkan apakah orang itu tengah terburu-buru, sakit, atau bahkan tertinggal pesawat di Bandara. Yang mereka tau hanyalah menjalankan tugas atasan. Beri jalan seluas-luasnya pada sosok yang akan datang di sini. Sejurus mataku me...

Berai

Haruskah kau kan pergi Bila semua kan sepi Haruskah kau kembali Saat kau baca lirik ini.. Seperti menunggu di sela jam yang berbeda. Menit dan detik kita kembali tak lagi sama. Meski tetes hujan serta jacket tebal menjadi teman. Daun yang jatuh berguguran tidak bisa menghapus ingatan. 6 Jam ku yang dulu. Aku memimpikan kembali saat-saat berada di antaranya. Menghadirkan senyuman dari obrolan singkat yang berkejaran dengan waktu. Apa kabar? Aku menunggu, untuk bisa menyaksikan detik yang kembali sama.

Yang patut dikomentari

Mari sedikit terkejut dengan beberapa berita yang mencuat akhir-akhir ini ! Pak menhub, itu beneran jadinya LCC bakalan di hapus dari peredaran? Nasib para traveler yang notabenenya 'kere' ini nanti gimana? Om mendikbud, apa iya soal UN nantinya akan dibantu oleh bule-bule kece dari LN? apa bule-bule itu 'mengerti' gimana Indonesia sebenarnya? Pakde presiden, gimana ceritanya kasus pengangkatan calon kandidat tunggal Kapolri kok malah jadi tersangka kasus korupsi? emang gak bisa ya menghadirkan kandidat lain yang lebih bersih? Mr.Charlie Hebdo, itu kasus penembakan yang di Paris beneran murni apa rekayasa ya? masih belum ngerti dengan jalan pemikiran sampean dan rekan-rekan media di sana. Tulisan kali ini dibuat dengan sedikit sentuhan yang berbeda. Tulisan yang dibuat oleh orang awam yang juga masih polos dalam hal-lah pemberitaan besar yang kini tengah mencuat di permukaan. Tulisan yang dibuat karena kebingungan dan juga kebisingan akan kasus-kasus ajaib yang t...

BlackBerry Messenger is my problem ;)

Image
"Van, minta pin bb nya dong" "Vania, ntar tukeran pin bb ya.." "Nia, udah download bbm belum?" "Niaaaa.. masih belum download bbm juga? Ayolah download..!!!" Inilah serba-serbi pertanyaan dan pernyataan yang sering aku dapat dari setiap mengenal teman baru atau bahkan berkomunikasi dengan teman lama. Entah harus berapa kali aku menjawab dan menegaskan dengan senyum kecil seadanya. "Maaf ya, aku gak pakai bbm". atau kalau bertemu dengan pertanyaan yang sudah mengarah ke pemaksaan permintaan menggunakan aplikasi blackberry Messenger ini, aku dengan tegas dan bangga bilang "Maaf ya, sampai saat ini belum ada orang yang bisa menggoyahkan prinsip ku untuk menginstal bbm" Telak, jawaban itu sudah cukup membuat mereka yang bertanya dan yang bernada merayu tadi untuk bungkam. Setelahnya, aku akan tersenyum dengan bangganya :) "Aku cuma sering pakai Whatsapp. Kalau mau tukeran Wa aja, gimana?" "Tapi aku jarang ...

Tanyaku pada waktu

Aku merindukan waktu, dimana melakukan perjalanan bukanlah soal tujuan. Tapi menikmati perjalanan. Aku merindukan waktu, dimana melakukan perjalanan bukanlah soal jarak. Tapi memahami seberapa kuat untuk melangkah. Aku merindukan waktu, dimana melakukan perjalanan bukanlah soal pengeluaran. Tapi mengambil sisi lain kebahagian. Aku merindukanmu, yang tengah melakukan perjalanan. Adakah waktu akan menjawab pertanyaanku?

Antara Holland Hingga New Zealand

Image
Dulu.. beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum aku sampai pada saat ini, mimpiku untuk bisa keluar Indonesia tidak pernah melayang jauh hingga ke benua biru, Eropa. Berada pada salah satu tempat yang sering kali menjadi tujuan utama wisata dunia bukanlah menjadi alasan utama yang ingin aku wujudkan. Tapi entah karena budayanya, bahasanya, atau sejarahnya yang begitu mendunia pada zamannya, rasanya Eropa selalu memiliki alasannya tersendiri mengapa Ia selalu ramai didatangi. Seolah ada trandmark tersendiri yang melabeli Eropa hingga tampak menjadi begitu 'keren'. Tentang pesona belanja dan romantika Paris, tentang salju yang mengguyur di sela-sela musim, tentang kisah perang fenomenal bangsa Jerman vs Nazi, tentang klub-klub bola raksasa yang legendaris, tentang arsitektur bangunan yang unik, tentang sejarah perjalanan keagamaan, tentang modernisasi yang di junjung tinggi, dan masih banyak lagi tentang-tentang yang lainnya. Ah... Eropa rasanya tidak ada habisnya. Bersyukurnya Ak...

Move-On

Aku baru saja menyelesaikan halaman ke 100 dari buku berjudul ON karya Jamil Azzani. Sebuah buku 'teguran' yang pas dan menggugah untuk terus di baca. Buku dari seorang ayah temannya teman bernama Nadira. Buku dari salah seorang penulis dan motivator hebat yang dengan halusnya menyentil sisi lain khilaf manusia sebagai seorang hamba yang sering kali lupa, dalam berbagai hal. Meski belum sampai separuh, ada kalimat menarik yang begitu mengena saat membacanya. Mengena karena dalam beberapa kasus, hal ini pula yang tengah aku galaukan. Tentang gabungan dari tindakan MOVE-ON yang hingga sampai saat ini belum bisa aku lakukan dengan sempurna. MOVE-ON yang hanya masih pada tahap tak beraturan. Kenapa demikian? karena ternyata, dalam MOVE-ON pun ada hal-hal yang harus kita lewati sesuai dengan tahapan-tahapannya. Pertama, VISI-ON. Dalam tema pertama yang di angkat oleh Om Jamil ini (Panggil Om gapapa ya Dir? ^^) beliau berhasil mengorek-orek isi hati dan juga mempertanyakan ke...