Ini tentang kita
Ada haru biru yang kusimpan dalam diam.
Ada sejuta rindu yang aku tahan dan kupendam tak terungkapkan.
Iya, aku memang payah dalam mengkomunikasikan rasaku untuk kutunjukkan. inilah sisi lemahku sebagai mahasiswa komunikasi.
Sedikit menyimpang dari lanjutan tulisanku yang seharusnya. kali ini aku hanya ingin bercerita tentang sesuatu yang berbeda.
Di situs jejaring sosial facebook yang aku miliki, aku memposting sebuah foto kepulangan salah seorang sahabatku dari negeri kincir angin ini. dia memang lebih dulu kembali ke tanah air, bumi tempat dimana segala kerinduanku tertumpah di sana. entah harus kukatakan lebih beruntung atau sebaliknya. yang pasti saat ini dia telah lebih dulu menghirup udara 'segar' bumi pertiwi, mendengarkan lagi suara-suara yang sempat menjadi asing di beberapa bulan kepergiannya dulu, dan menyaksikan hiruk pikuk kota dimana semuanya terasa lebih semrawut jika harus dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
tapi disanalah letak semua kebahagiaan itu berada. baik untuknya, untukku, maupun untuk teman-teman perantau lainnya yang masih tertahan di negri asing karena sebuah alasan.
Entah harus berkata apa saat semuanya terlihat seperti membalikkan telapak tangan.
tiba-tiba ada dua sisi yang berbeda.
saat biasanya kami merasakan malam yang sama, saat ini dia sudah lebih dulu mengecup sinar matahari pagi di sana. saat kami berlomba pada waktu untuk mengistirahatkan mata, kini dia telah lebih dulu menatap pagi yang menghangatkannya.
semua ini hanya tentang waktu.. ya, waktu.
Aku di singgung oleh seorang teman yang bernada 'menguatkanku' saat kami mengantarkannya sampai di depan pintu check-in pesawat KLM yang dia tumpangi.
"tetap senyum ya Nia ^^"
Meski dia mengatakan dari jarak yang tidak bisa terjangkau oleh mataku saat aku melepas kepergian sahabatku tersebut, aku tetap bisa merasakan bagaimana ekspresinya saat melontarkan ucapan tersebut yang ditulis melalui pesan singkat Whatsapp.
Sedih? Pasti ! aku kehilangan teman 'gila' ku untuk setidaknya beberapa bulan kedepan. but I knew, that was not the end of the world. lalu jika dikatakan aku wanita yang tegar, mungkin iya. setidaknya itu yang aku perlihatkan dari ekspresi wajahku yang biasa saja. tapi tidak demikian adanya dengan apa yang aku rasakan.
Aku bukanlah tipikal orang yang dididik untuk pandai belajar' berbohong' menyembunyikan sesuatu. tapi setidaknya aku terdidik bagaimana caranya mengendalikan sesuatu.
ini aku implementasikan pada satu contoh dimana kita mengalami suatu ketakutan yang sama, maka salah satu diantaranya haruslah bersikap untuk bisa lebih berani. meski pada kenyataannya porsi rasa takut yang dimiliki itu sama besarnya.
bukan hal yang mudah untuk bisa menaklukkan ego sendiri saat keadaan menuntut kita berkata lain.
tapi inilah hidup, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan kita nantinya. yang perlu dilakukan untuk mengatasi itu semua hanyalah mempersiapkan diri untuk bisa benar-benar siap.
Haaah... kini malamku di sini sudah semakin larut.
Semoga saja kita semua bisa menjadi pribadi yang selalu dimatangkan kesiapannya oleh sang Maha pemberi kekuatan untuk menghadapi segala bentuk kejutan hidup yang telah disiapkanNya untuk kita.
dan untuk sahabatku nan jauh di sana, mari pertebal lagi kesiapanmu di segala hal baru yang akan engkau hadapi nanti.
Bismillah... ^^
Ada sejuta rindu yang aku tahan dan kupendam tak terungkapkan.
Iya, aku memang payah dalam mengkomunikasikan rasaku untuk kutunjukkan. inilah sisi lemahku sebagai mahasiswa komunikasi.
Sedikit menyimpang dari lanjutan tulisanku yang seharusnya. kali ini aku hanya ingin bercerita tentang sesuatu yang berbeda.
Di situs jejaring sosial facebook yang aku miliki, aku memposting sebuah foto kepulangan salah seorang sahabatku dari negeri kincir angin ini. dia memang lebih dulu kembali ke tanah air, bumi tempat dimana segala kerinduanku tertumpah di sana. entah harus kukatakan lebih beruntung atau sebaliknya. yang pasti saat ini dia telah lebih dulu menghirup udara 'segar' bumi pertiwi, mendengarkan lagi suara-suara yang sempat menjadi asing di beberapa bulan kepergiannya dulu, dan menyaksikan hiruk pikuk kota dimana semuanya terasa lebih semrawut jika harus dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
tapi disanalah letak semua kebahagiaan itu berada. baik untuknya, untukku, maupun untuk teman-teman perantau lainnya yang masih tertahan di negri asing karena sebuah alasan.
Entah harus berkata apa saat semuanya terlihat seperti membalikkan telapak tangan.
tiba-tiba ada dua sisi yang berbeda.
saat biasanya kami merasakan malam yang sama, saat ini dia sudah lebih dulu mengecup sinar matahari pagi di sana. saat kami berlomba pada waktu untuk mengistirahatkan mata, kini dia telah lebih dulu menatap pagi yang menghangatkannya.
semua ini hanya tentang waktu.. ya, waktu.
Aku di singgung oleh seorang teman yang bernada 'menguatkanku' saat kami mengantarkannya sampai di depan pintu check-in pesawat KLM yang dia tumpangi.
"tetap senyum ya Nia ^^"
Meski dia mengatakan dari jarak yang tidak bisa terjangkau oleh mataku saat aku melepas kepergian sahabatku tersebut, aku tetap bisa merasakan bagaimana ekspresinya saat melontarkan ucapan tersebut yang ditulis melalui pesan singkat Whatsapp.
Sedih? Pasti ! aku kehilangan teman 'gila' ku untuk setidaknya beberapa bulan kedepan. but I knew, that was not the end of the world. lalu jika dikatakan aku wanita yang tegar, mungkin iya. setidaknya itu yang aku perlihatkan dari ekspresi wajahku yang biasa saja. tapi tidak demikian adanya dengan apa yang aku rasakan.
Aku bukanlah tipikal orang yang dididik untuk pandai belajar' berbohong' menyembunyikan sesuatu. tapi setidaknya aku terdidik bagaimana caranya mengendalikan sesuatu.
ini aku implementasikan pada satu contoh dimana kita mengalami suatu ketakutan yang sama, maka salah satu diantaranya haruslah bersikap untuk bisa lebih berani. meski pada kenyataannya porsi rasa takut yang dimiliki itu sama besarnya.
bukan hal yang mudah untuk bisa menaklukkan ego sendiri saat keadaan menuntut kita berkata lain.
tapi inilah hidup, kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di depan kita nantinya. yang perlu dilakukan untuk mengatasi itu semua hanyalah mempersiapkan diri untuk bisa benar-benar siap.
Haaah... kini malamku di sini sudah semakin larut.
Semoga saja kita semua bisa menjadi pribadi yang selalu dimatangkan kesiapannya oleh sang Maha pemberi kekuatan untuk menghadapi segala bentuk kejutan hidup yang telah disiapkanNya untuk kita.
dan untuk sahabatku nan jauh di sana, mari pertebal lagi kesiapanmu di segala hal baru yang akan engkau hadapi nanti.
Bismillah... ^^
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletemenghirup udara segra bumi pertiwi_ alhamdulillah disini sudah benar2 turun hujan.
ReplyDeleteAlhamdulillah.. semoga masih terus bisa menghirup udara segar ^^
ReplyDelete