Manusia cs Mesin
Masih pagi.
Suasana pagi kali ini juga masih terlihat foggy. hal yang sudah biasa terjadi mengingat alur cuaca memang selalu berubah-ubah dan sulit dipercaya.
Beberapa hari yang lalu memang sempat terasa hangat. temperaturnya berkisar diantara 17-20'C. tapi itu tidak berlangsung lama, setelah hari itu aku mendapati pemandangan yang sama kembali.
Kabut.
Pemanggang roti yang hampir selalu aku gunakan setiap pagi itu juga masih terasa hangat. sengaja aku biarkan tergeletak di atas meja besar berwarna hitam dengan bahan dasar marmer. di bagian bawahnya, sebuah mesin pencuci piring juga tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya. tentu hal yang berbeda dengan kebiasaanku di Indonesia yang harus menyingsingkan lengan baju terlebih dahulu saat harus berurusan dengan barang pecah belah tersebut. belum lagi pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memang harus dikerjakan tanpa alat bantuan mesin.
untungnya aku sudah terbiasa tanpa alat-alat ajaib itu tadi. tapi jika semakin lama aku tinggal di sini, sepertinya aku juga pasti akan merasa terlena dengan pemanjaan yang disediakan oleh para mesin itu.
Pernah sekali waktu keran yang ada di salah satu ruangan di rumah ini tidak berjalan dengan normal. lebih tepatnya masalah yang terjadi saat itu adalah lamanya perubahan rasa air dari dingin ke panas. si emak sempat berpesan kepadaku bahwa hari itu akan ada orang yang akan membetulkan keran tadi.
aku mengiyakan saja, karena hari itu posisiku memang sedang tidak ingin kemana-mana. hanya berdiam diri di rumah sambil membaca-baca atau menulis.
jika aku posisikan bahwa sang pembetul keran tadi layaknya pekerja PDAM di Indonesia, pastilah akan tergambarkan bahwa akan ada setidaknya 2 orang yang datang ke rumah ini lalu sibuk membongkar bagian keran yang rusak tadi.
tapi ternyata asumsiku salah.
sebuah bel berbunyi yang menandakan 'tamu' tersebut telah datang.
aku bergegas ke lantai bawah dari arah kamarku yang memang berada di lantai paling atas.
seorang tamu tadipun akhirnya memperkenalkan diri.
ya, dia adalah sang tukang air yang sudah emak katakan sebelumnya.
setelah mengatakan maksud kedatangannya, akupun langsung mempersilahkan si tukang tadi bekerja sesuai dengan pekerjaannya.
lalu... disinilah letak keanehan yang justru terlihat polos versi ku terjadi.
Seperti apa yang aku asumsikan sebelumnya, aku salah dalam menduga-duga.
yang datang hari itu bukanlah 2 orang atau lebih, melainkan 1 orang tanpa membawa alat tukang apapun. yang sebenarnya terjadi justru dia hanya menjinjing sebuah laptop bermerk Apple.
(ini orang mau kerja apa mau numpang internetan sih?)
Ok, aku masih sedikit bingung sampai akhirnya dia memintaku untuk membuka sebuah center electricity. sebuah ruangan yang menjadi pusat bertemunya semua aliran listrik di rumah ini.
dan yang terjadi setelah itu adalah dia mengeluarkan sebuah kabel yang kemudian disambungkan dari laptop miliknya ke salah satu bagian yang ada di center electricity tadi. sesimpel itu, dia pun menjalankan tugasnya.
Masih heran saja rasanya saat melihat si tukang air tadi bekerja. hanya dengan satu sentuhan jari, masalah air yang ada di rumah ini terselesaikan dengan baik, juga cepat.
Aku jadi membayangkan jika seandainya sistem canggih yang ada di negara ini juga di terapkan di Indonesia. mungkin enak sekali ya rasanya :)
Haaah.. nikmatnya hidup jika saling tolong menolong seperti ini.
*di tulis pada saat aku tengah berada di pojok dapur, bertemankan tosti dengan lumuran coklat nutela hangat di atasnya.
Selamat pagiiii.. ^^
Suasana pagi kali ini juga masih terlihat foggy. hal yang sudah biasa terjadi mengingat alur cuaca memang selalu berubah-ubah dan sulit dipercaya.
Beberapa hari yang lalu memang sempat terasa hangat. temperaturnya berkisar diantara 17-20'C. tapi itu tidak berlangsung lama, setelah hari itu aku mendapati pemandangan yang sama kembali.
Kabut.
Pemanggang roti yang hampir selalu aku gunakan setiap pagi itu juga masih terasa hangat. sengaja aku biarkan tergeletak di atas meja besar berwarna hitam dengan bahan dasar marmer. di bagian bawahnya, sebuah mesin pencuci piring juga tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya. tentu hal yang berbeda dengan kebiasaanku di Indonesia yang harus menyingsingkan lengan baju terlebih dahulu saat harus berurusan dengan barang pecah belah tersebut. belum lagi pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memang harus dikerjakan tanpa alat bantuan mesin.
untungnya aku sudah terbiasa tanpa alat-alat ajaib itu tadi. tapi jika semakin lama aku tinggal di sini, sepertinya aku juga pasti akan merasa terlena dengan pemanjaan yang disediakan oleh para mesin itu.
Pernah sekali waktu keran yang ada di salah satu ruangan di rumah ini tidak berjalan dengan normal. lebih tepatnya masalah yang terjadi saat itu adalah lamanya perubahan rasa air dari dingin ke panas. si emak sempat berpesan kepadaku bahwa hari itu akan ada orang yang akan membetulkan keran tadi.
aku mengiyakan saja, karena hari itu posisiku memang sedang tidak ingin kemana-mana. hanya berdiam diri di rumah sambil membaca-baca atau menulis.
jika aku posisikan bahwa sang pembetul keran tadi layaknya pekerja PDAM di Indonesia, pastilah akan tergambarkan bahwa akan ada setidaknya 2 orang yang datang ke rumah ini lalu sibuk membongkar bagian keran yang rusak tadi.
tapi ternyata asumsiku salah.
sebuah bel berbunyi yang menandakan 'tamu' tersebut telah datang.
aku bergegas ke lantai bawah dari arah kamarku yang memang berada di lantai paling atas.
seorang tamu tadipun akhirnya memperkenalkan diri.
ya, dia adalah sang tukang air yang sudah emak katakan sebelumnya.
setelah mengatakan maksud kedatangannya, akupun langsung mempersilahkan si tukang tadi bekerja sesuai dengan pekerjaannya.
lalu... disinilah letak keanehan yang justru terlihat polos versi ku terjadi.
Seperti apa yang aku asumsikan sebelumnya, aku salah dalam menduga-duga.
yang datang hari itu bukanlah 2 orang atau lebih, melainkan 1 orang tanpa membawa alat tukang apapun. yang sebenarnya terjadi justru dia hanya menjinjing sebuah laptop bermerk Apple.
(ini orang mau kerja apa mau numpang internetan sih?)
Ok, aku masih sedikit bingung sampai akhirnya dia memintaku untuk membuka sebuah center electricity. sebuah ruangan yang menjadi pusat bertemunya semua aliran listrik di rumah ini.
dan yang terjadi setelah itu adalah dia mengeluarkan sebuah kabel yang kemudian disambungkan dari laptop miliknya ke salah satu bagian yang ada di center electricity tadi. sesimpel itu, dia pun menjalankan tugasnya.
Masih heran saja rasanya saat melihat si tukang air tadi bekerja. hanya dengan satu sentuhan jari, masalah air yang ada di rumah ini terselesaikan dengan baik, juga cepat.
Aku jadi membayangkan jika seandainya sistem canggih yang ada di negara ini juga di terapkan di Indonesia. mungkin enak sekali ya rasanya :)
Haaah.. nikmatnya hidup jika saling tolong menolong seperti ini.
*di tulis pada saat aku tengah berada di pojok dapur, bertemankan tosti dengan lumuran coklat nutela hangat di atasnya.
Selamat pagiiii.. ^^
Comments
Post a Comment