Siminanut ^^

Ledakan mercon yang dilemparkan oleh orang yang tidak aku kenal di tepi kanal tadi sore membuyarkan lamunanku.
Sontak jantungku berdegup lebih cepat. Astaghfirullah..
Aku memang tengah duduk sendiri menikmati sore yang dingin, tanpa matahari, juga tanpa senja. menunggu adik kecilku selesai melakukan kegiatan rutinnya di setiap sore selasa, les piano.
Waktu belajarnya sendiri terbilang cukup singkat, hanya 30 menit. itulah sebabnya aku lebih sering memilih berjalan-jalan di sekitaran centrum (pasar) yang juga memang tidak jauh dari tempat les nya tersebut dari pada harus pulang lagi kerumah.

Sore kali ini terasa amat dingin, hampir sama seperti sore-sore sebelumnya di sekitaran bulan Januari.
Tapi entah mengapa, aku malah lebih memilih untuk duduk sendiri di tepi kanal dari pada masuk ke sebuah toko buku langgananku.
Sebuah lagu milik James Arthur yang berjudul Impossible menjadi teman setiaku menatap angin kala itu. aku putar berulang-ulang. aku terbawa arus. sampai akhirnya bunyi ledakan tadi menyadarkanku bahwa ini sudah 30 menit. waktunya untuk menjemput adikku tadi.

Sebenarnya aku tidak ingin menjadikan ini sebagai bahasan dalam tulisanku. namun karena obrolan yang sudah sangat sering terjadi antara aku dan juga adikku tersebut, dan entah mengapa dia juga tidak pernah bosan menanyakan hal ini kepadaku, akhirnya aku memutuskan untuk menjadikannya abadi. setidaknya pada sebuah janji yang kami sepakati bersama.
Jika suatu hari nanti aku lupa, aku akan bisa mengingatnya kembali melalui tulisan ini.

Pertanyaan itu sederhana, tapi jawabannya selalu mampu membuatku untuk terdiam sejenak sebelum akhirnya aku mengeluarkan jawaban pamungkasku.
"Do you love someone, Nia?"
Aku pandangi gadis kecil berusia 9 tahun itu sambil tersenyum.
"Of course I do. My parents, my family, your family, I love them all. including you honey :)"
Aku tau maksud si kecil itu bukanlah tentang mencintai banyak orang yang sudah pasti jawabannya adalah mereka.
dia menggunakan kata someone pada pertanyaannya, yang itu artinya... teman-teman pasti tau sendiri apa.

Jujur aku tidak pernah menanggapi serius pertanyaan itu. sampai akhirnya dia pun menyimpukan sendiri jawaban yang selalu dilontarkan kepadaku tersebut.
"I knew you love someone Nia, a man" dia menjawab sesuka hatinya.
"Oh.. really? how you know that? Who is he?" aku berpura-pura sangat antusias ingin mengetahui siapakah laki-laki yang aku cintai tersebut, versi dia tentunya.
"His name is Siminanut"
"What???? Siminanut? it was very rare and ugly name, isn't it?"
"Hahahaha... yes it is. but you love him very much Nia". dia tertawa puas, diikuti oleh aku yang tertawa aneh.

Dia selalu menggambarkan sosok Siminanut tadi adalah orang yang sangat aku cintai dan kelak akan menjadi suamiku. entah wujudnya seperti apa, dia sendiri tidak pernah tau.
daya khayalnya tentang sosok calon pendampingku itu terkadang melampaui daya khayalku secara pribadi. bagaimana tidak, dia mengambil contoh yang tidak tangung-tanggung. seorang model pada sebuah cover majalah pakain, McGregor. seorang pria yang sudah pasti bule total, tinggi, ganteng, dan berbagai macam atribut ke-bule-annya tersebut.
namun yang tiba-tiba membuat semuanya menjadi janggal adalah, Siminanut itu orang Indonesia.
*Gubrak @.@

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehku bahwa adik ku tersebut akan sebegitu 'perdulinya' terhadap urusan calon pendamping hidupku. belum lagi kreteria tambahan yang dia sematkan kepada sang Siminanut ku tersebut.
"He is older than you, he working, he like football, he know you like blue very much, de el el..."
Aku yang hanya mendengarkan ocehannya itu hanya bisa mengimbangi dengan senyuman, lalu tidak jarang kemudian kami tertawa berbarengan.

That was a part of lovely time. we share as we known each other a long time. though she just a little girl that truly care about my prospective life partner, I knew she make very much fun as she can. and finally she will make something unpredictable to me. and I will never forget it.

Aku menyadari, pertanyaan simpel yang dilontarkan oleh adik angkatku tersebut pada akhirnya memang harus mempunyai jawaban.
itu bukanlah pertanyaan tak beralasan. namun jawabannya selalu membutuhkan sebuah alasan. kenapa pada akhirnya aku memutuskan untuk memilih "Siminanut" ku itu.
Tidaklah berharap yang muluk-muluk mengenai kriteria seperti apa yang akan aku pilih untuk bisa menjadi calon imamku nanti. semuanya sudah aku serahkan kepada Allah, sang maha pengatur yang juga maha tahu atas segalanya.
aku juga tidak akan membeberkan di blog ini seperti apa orang yang aku idam-idamkan tersebut. toh saat ini aku juga tidak sedang mengikuti kontak jodoh yang mengharuskanku untuk menuliskan semua kreteria idamanku itu.
cukuplah hanya surah ar-Rahman yang menjadi kata kuncinya. dan kalau boleh menghayal, lagu miliknya Brian McKnight yang berjudul Marry Your Daughter sepertinya akan menjadi pilihan backsound yang super epic untuk siapapun yang berani melangkah maju sampai ke depan pintu rumah orangtua ku ^^
Tapi yang pasti di luar itu semua, aku sudah menyerahkan semua hasil coret-coretanku itu dalam do'a yang kupanjatkan kepadaNya.
Maka atas dasar inilah akhirnya aku membuat sebuah perjanjian. perjanjian yang kita sepakati bersama. antara aku dan adik kecilku tadi.

"Mirah.. I promise to you. when I already find who is the real Siminanut, I will let you know. I will skype with you and introduce who is he. Ok?"
"Ok Nia.. promise !!?"



Lalu pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah.... "Who wants to be my Siminanut??"




Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !