Mungkin ini Pintu Masukmu
Masing-masing dari kita memiliki pintu, atau bisa jadi kita adalah pintu itu sendiri.
Terkadang ada kalanya pintu itu akan dibuka, namun ada pula saat-saat ia tak ingin membukanya, bahkan untuk siapapun.
Jangan pernah meremehkan kehormatan yang telah diberikan oleh orang yang sudah menutup lama pintunya. Sebab hanya pada saat-saat terbukalah kamu bisa dibiarkan masuk untuk sekedar mengintip.
Kamu diberikan waktu leluasa untuk melihat-lihat, berkeliling, dan mencermati setiap dekor isi didalamnya.
Dulu, kehidupannya tidak seterbuka ini. Bahkan kamu atau siapapun tak dizinkannya mendekat.
Namun kini, ia berusaha untuk memberikanmu sedikit ruang untuk kemudian kamu hampiri. Atau jika ia berkenan atas usahamu yang selama ini memaksa masuk, ia akan mempersilahkanmu tinggal di dalamnya.
Ia tak pernah menjanjikanmu rupa istana. Ia juga tak berani menyuguhkan nuansa elit dengan warna-warna glamor menghiasi ruangannya.
Yang ia tahu pasti hanya satu, ia siap memberikanmu rasa nyaman untuk berlama-lama diam disana.
Membangun banyak dialog-dialog hangat yang mungkin hanya akan kamu sadari setelah kamu benar-benar menetap bersamanya.
Duhai kamu yang saat ini sedang mempersiapkan banyak hal, jangan takut untuk mendekat, atau bahkan mengetuk pintu itu. Ia tahu kamu punya keberanian lebih untuk hanya sekedar datang. Kamu pasti juga tak akan tega membiarkannya hanya membuka pintu sekilas, lalu kemudian menutupnya kembali karena kamupun tidak benar-benar ingin masuk.
Ia tahu bahwa kamu telah mengintip pintu itu sedari dulu. Ia juga tahu bahwa amunisimu tidak hanya sekedar salam. Kamu lebih dari itu. Setidaknya itulah yang ia sadari saat ia juga diam-diam mengintipmu dari celah-celah kayu dibalik pintu saat kamu ragu-ragu mendekat. Bahkan sejak Ia sendiri belum benar-benar mengenalmu diantara dedaunan kuning musim gugur.
Maka, jangan mengecewakannya. Jangan menganggap remeh ketersediaannya untuk membukakan pintunya untukmu. Sebab kamu tidak benar-benar tahu apa yang telah terjadi bertahun-tahun lalu hingga ia mengunci rapat pintunya selama ini.
Mungkin, kamulah orang yang diperkenankannya.
Terkadang ada kalanya pintu itu akan dibuka, namun ada pula saat-saat ia tak ingin membukanya, bahkan untuk siapapun.
Jangan pernah meremehkan kehormatan yang telah diberikan oleh orang yang sudah menutup lama pintunya. Sebab hanya pada saat-saat terbukalah kamu bisa dibiarkan masuk untuk sekedar mengintip.
Kamu diberikan waktu leluasa untuk melihat-lihat, berkeliling, dan mencermati setiap dekor isi didalamnya.
Dulu, kehidupannya tidak seterbuka ini. Bahkan kamu atau siapapun tak dizinkannya mendekat.
Namun kini, ia berusaha untuk memberikanmu sedikit ruang untuk kemudian kamu hampiri. Atau jika ia berkenan atas usahamu yang selama ini memaksa masuk, ia akan mempersilahkanmu tinggal di dalamnya.
Ia tak pernah menjanjikanmu rupa istana. Ia juga tak berani menyuguhkan nuansa elit dengan warna-warna glamor menghiasi ruangannya.
Yang ia tahu pasti hanya satu, ia siap memberikanmu rasa nyaman untuk berlama-lama diam disana.
Membangun banyak dialog-dialog hangat yang mungkin hanya akan kamu sadari setelah kamu benar-benar menetap bersamanya.
Duhai kamu yang saat ini sedang mempersiapkan banyak hal, jangan takut untuk mendekat, atau bahkan mengetuk pintu itu. Ia tahu kamu punya keberanian lebih untuk hanya sekedar datang. Kamu pasti juga tak akan tega membiarkannya hanya membuka pintu sekilas, lalu kemudian menutupnya kembali karena kamupun tidak benar-benar ingin masuk.
Ia tahu bahwa kamu telah mengintip pintu itu sedari dulu. Ia juga tahu bahwa amunisimu tidak hanya sekedar salam. Kamu lebih dari itu. Setidaknya itulah yang ia sadari saat ia juga diam-diam mengintipmu dari celah-celah kayu dibalik pintu saat kamu ragu-ragu mendekat. Bahkan sejak Ia sendiri belum benar-benar mengenalmu diantara dedaunan kuning musim gugur.
Maka, jangan mengecewakannya. Jangan menganggap remeh ketersediaannya untuk membukakan pintunya untukmu. Sebab kamu tidak benar-benar tahu apa yang telah terjadi bertahun-tahun lalu hingga ia mengunci rapat pintunya selama ini.
Mungkin, kamulah orang yang diperkenankannya.
aku boleh nda masok pintu thu wak... hahahahaha
ReplyDeleteMaaf mas, saya nggak pesan nasi padangnya. wkwk
ReplyDeletehahaha kalau bukan nasi padang... bakso jak lah bakso
ReplyDeleteJiaaaah.. malah buka lapak di sini.
ReplyDelete*hust hust :)
Wih dalem bgt. Jd kapan nikah nih Vania?. Hha....
ReplyDeleteWaduh pertanyaannya? Hahaha
ReplyDeleteKalau gak Jum'at, Sabtu, atau Minggu lah ya :D
Hha... hari bagus. Soalnya kalo senin apa selasa apa rabu apa kamis nanti yg dteng dikit. Pada kerja soalnya :)
ReplyDeleteNah itu tau. Hihihi..
ReplyDeleteYg nanya nih kapan mau nyebar undangan?