Life. Laugh. Travel.

We are all travelers in the wilderness of this world, and the best we can find in our travels is an honest friend. -Robert Louis Stevenson

Seperti yang sudah pernah ku ceritakan, become the lone traveler is more enjoyable actually, but sometime we need to share a crazy thing with the other people around us. and that was really happened in this day. Aku membaginya bersama orang-orang yang memiliki kegilaan yang sama. Bagaimana menertawakan hidup, bagaimana menertawakan perjalanan, dan bagaimana menertawakan satu sama lain diantaranya.

Sebut saja ini adalah sebuah perjalanan tanpa rencana. Meski sudah diatur sedemikian rupa, aku masih belum bisa menemukan kata yang tepat untuk apa yang telah aku lalui bersama 12 teman seperjalanan hari ini. Sampai pada terik pagi yang mulai mengintip malu, kami berkumpul disebuah dermaga kota. Menunggu jumlah pasukan terhitung lengkap.
Perahu besar yang berada ditepian sungai kapuas masih terlihat kokoh tidak bergeming. Tahu kan tentang legenda di balik cerita sungainya? Minumlah, maka kamu akan kembali kesini. Entah benar atau tidak, nyatanya kini kami berada tepat dibibir sungai itu. Menanti perahu bertenaga mesin tadi berlayar mengantarkan 13 pengembara nekat yang sedang mencari jalan penghilang penat.

Deru mesin kapal mulai memekik. Kami berubah mengambil posisi. Bukan untuk menghindari suara mesinnya, tapi untuk mencari angel yang pas pada sebuah frame kamera. Dokumentasi, biasanya orang-orang akan berdalih demikian, meski pada nyatanya itu hanya akan mengambil alih dari makna eksistensi.
Kami beralih kebagian atap perahu. Pemandangan kota Pontianak menuju Kuala Mandor pagi itu memberi sensasi yang berbeda, terutama bagi mereka-mereka yang belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Sementara aku? Sudahlah, tak perlu kuceritakan bagaimana perjalanan yang pernah kulalui dulu saat melintasi sungai Melawi hingga bagian pedalaman. Lebih dari ini, pasti !
Aku menyaksikan wajah-wajah antusias itu. Sepoi angin yang menerpa bagian atas perahu, beberapa perbincangan kecil yang menghias tawa, berbagai jenis makanan pengganjal lapar, semuanya bercampur pada sebuah kehangatan pertemanan. Iya.. kami menamainya pertemanan, meski itu hanya bermula dari sebuah kelompok belajar.

Sinar hangat itu kini berganti rintik hujan. Mengantarkan kami pada dermaga lain yang berbeda tempat. Kuala Mandor, here we're. Saksi bahwa cerita kami telah berjalan sampai disini.
Meski tetesan air langit itu belum juga mau berhenti, perjalanan yang kami lakukan tetap tidak akan terhenti begitu saja. Masih ada sekolah, masih ada truck, masih ada mobil angkot dadakan yang menyulap semuanya menjadi sebuah cerita epik yang akan sulit untuk dilupakan.

Kalian pernah mendengar kata hitchhike bukan? Biasanya istilah ini tidak pernah menjadi asing ditelinga para pejalan. So do I. I was so friendly with that thing. and we not must going back to my story in Germany for explaining, right? Maka sebut saja itu dengan menumpang, karena memang itulah maksud sebenarnya. Hingga pada sebuah kata bermakna 'mendalam' itu nyatanya benar-benar kami lakukan. We did hitchhike on the truck with the 'cargo'. What a wonderful experience I thought. Duduk di atas sebuah truk terbuka yang membawa barang muatan berupa kayu, ditemani dengan rintik hujan yang masih belum mau mereda. Bagiku, cukuplah itu yang menjadi pencetus awal cerita hitchhike ku yang sebenarnya.

Hari masih belum mau berhenti secepat itu. Cerita perjalanan ini masih membawa kami pada kisah super epic lainnya. The amazing car of Mr. Iman. Limousine, Lamborghini, until Bumblebee, we has a familiar names for the car. Tapi bagaimanapun kami menamainya, mobil itu adalah mobil sejarah yang tidak bisa di pandang remeh. Can you imagine how the old car with the minimum chairs can bring the 13 people safely until Pontianak? We shared the oxygen in it. We also shared a lot of laugh behind it. If I don't see it, I totally can't believe it. But that was the fact. We did it. *Alhamdulillah
Entah bagaimana harus menjelaskannya, berada di dalam mobil super keren itu mengajarkan kami satu hal penting dalam hidup. Tentang ceritaku, tentang cerita kami membunuh waktu kali ini.

Sharing is one of the reason how you can always stand along during the journey :)


Comments

  1. Mr. Iman is waiting for our next amazing trip. #dia ketagihan selfiean pakek tongsis kayaknya. wkwkwkkk

    ReplyDelete
  2. Omegot.. Omegot.. Jd ini yg buat rating naik? Haha

    ReplyDelete
  3. eh..mau tau nd. td pas keluar dr limousine nya Mr. Iman serasa pengen sujud syukur. bukannya apa...tu mobil untungnya kagak mencret wktu bawa manusia 14 org pas naek ke jembatan tol.
    wktu nanjak pd liat gak sih mulutnya Mr. Iman komat kamit baca mantra?
    trus pas turun jembatan hatinya menjerit bahagia "we did it...we did it..horreee" ala2 Dora the explorer.

    by. Richie Rich

    ReplyDelete
  4. Hahahaha.. Tp apapun yang Mr.Iman lakukan, intinya dia membawa kita kembali dengan selamat :D

    ReplyDelete
  5. Aih.. gosip banget itu richie rich...

    ReplyDelete
  6. seandainya mr Iman tau, sampai detik inipun dia masih dikenang.

    ReplyDelete
  7. Semoga Mr.Iman selalu bahagian. Amiiin :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !