Stuck !
Ruangan ini tidak lebih besar dari gedung serba guna yang ada di bagian pojok kampus. Berada di lantai paling atas, ditambah dengan pemandangan rak-rak berisi buku bersampul serupa, serta suasana hening dari semua pengunjung yang sedang sibuk menatap layar laptop mareka, aku menepis kebosanan. Sudah beberapa minggu belakangan ini rasanya aku memaksa fikiranku untuk bekerja lebih banyak. Ini pilihan. Karena memang, terkadang ada sesuatu yang harus di 'betah-betahin' agar apa yang ingin kita raih di fase selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
Jika boleh memilih, aku lebih senang untuk menulis seperti ini. Tidak harus mengacu kepada berbagai peraturan dan literatur yang ada. Berfikir bebas yang lepas dari aturan-aturan yang justru membuatku semakin pusing. Imajinasi tidak di tuntut di sini. Kerja otakku rasanya hanya akan lebih dominan berjalan sepihak jika harus berkutat pada dunia ini. Tapi tetap saja, suka tidak suka, mau tidak mau, aku harus kembali kepada ucapanku. 'terkadang ada sesuatu yang harus di betah-betahin'.
Dua orang gadis kini tengah duduk tepat di hadapanku. Dengan tumpukan buku dengan sampul yang berbeda warna, aku tahu dia dari jurusan yang berbeda. Beberapa buah 'buku pusaka' itu tidak perlu membuatku untuk menanyakan sebuah pertanyaan bodoh kepada mereka.
"Hey, sedang apa di sini?"
Aku sudah pasti tau jawabannya. Basa-basi yang seperti itu tidak akan berjalan di tempat ini. Dan tentu saja, setiap orang yang berada di sini juga memiliki tujuan yang sama.
Kecuali..... aku di hari ini.
Seperti mereka, aku juga melakukan hal yang sama. Mengambil beberapa tumpuk buku yang kujadikan sebagai alat pengalihan. Tapi nyatanya, aku juga tidak membuka satu bukupun dari yang kubawa. Meski warna biru yang entah harus kusebut sebagai warna keberuntungan atau bukan, menjadi warna wajib yang digunakan oleh pihak jurusanku.
Hari ini, semangat itu tiba-tiba entah lenyap kemana. Hingga pada kondisi yang amat mendukung seperti ini sekalipun, keinginan untuk meneruskan tulisan itu belum juga datang menghampiri.
Sekarang raut muka penuh fikir itu terlihat di wajah mereka. Tidak ada hingar-bingar suara pembuat kebisingan. Tidak ada tawa lepas dari obrolan-obrolan ringan. Lalu satu-satunya tegur sapa yang terjadi hanyalah sebuah kalimat pembunuh kebosanan.
"Sudah bab berapa?"
Aku tersenyum. Yang ku tahu saat ini adalah postingan ke 129.
Jika boleh memilih, aku lebih senang untuk menulis seperti ini. Tidak harus mengacu kepada berbagai peraturan dan literatur yang ada. Berfikir bebas yang lepas dari aturan-aturan yang justru membuatku semakin pusing. Imajinasi tidak di tuntut di sini. Kerja otakku rasanya hanya akan lebih dominan berjalan sepihak jika harus berkutat pada dunia ini. Tapi tetap saja, suka tidak suka, mau tidak mau, aku harus kembali kepada ucapanku. 'terkadang ada sesuatu yang harus di betah-betahin'.
Dua orang gadis kini tengah duduk tepat di hadapanku. Dengan tumpukan buku dengan sampul yang berbeda warna, aku tahu dia dari jurusan yang berbeda. Beberapa buah 'buku pusaka' itu tidak perlu membuatku untuk menanyakan sebuah pertanyaan bodoh kepada mereka.
"Hey, sedang apa di sini?"
Aku sudah pasti tau jawabannya. Basa-basi yang seperti itu tidak akan berjalan di tempat ini. Dan tentu saja, setiap orang yang berada di sini juga memiliki tujuan yang sama.
Kecuali..... aku di hari ini.
Seperti mereka, aku juga melakukan hal yang sama. Mengambil beberapa tumpuk buku yang kujadikan sebagai alat pengalihan. Tapi nyatanya, aku juga tidak membuka satu bukupun dari yang kubawa. Meski warna biru yang entah harus kusebut sebagai warna keberuntungan atau bukan, menjadi warna wajib yang digunakan oleh pihak jurusanku.
Hari ini, semangat itu tiba-tiba entah lenyap kemana. Hingga pada kondisi yang amat mendukung seperti ini sekalipun, keinginan untuk meneruskan tulisan itu belum juga datang menghampiri.
Sekarang raut muka penuh fikir itu terlihat di wajah mereka. Tidak ada hingar-bingar suara pembuat kebisingan. Tidak ada tawa lepas dari obrolan-obrolan ringan. Lalu satu-satunya tegur sapa yang terjadi hanyalah sebuah kalimat pembunuh kebosanan.
"Sudah bab berapa?"
Aku tersenyum. Yang ku tahu saat ini adalah postingan ke 129.
Comments
Post a Comment