Ketika tawa kita sama

Beberapa hari yang lalu, aku dan beberapa teman 'seperjalanan' baru saja merampungkan suatu kegiatan bakti sosial. Lebih tepatnya, aku menjadi salah seorang dari mereka yang bertugas di bagian 'bantu-bantu'. Overall, aku begitu menikmati kegiatan ini. Bertemu orang-orang baru, menjumpai pribadi-pribadi penuh semangat yang baru, serta berbagi cerita tentang hal-hal baru atas mimpi-mimpi mereka.

Mereka semua adalah 25 orang inspirasi.
Meski aku tidak mengenal semuanya secara dekat, tapi setidaknya aku mengenal raut wajah itu.
Bersama belasan panitia lainnya, we created a story that's not forgotten by a times.
Senang saja rasanya saat menjalani waktu-waktu bersama mereka. Disela-sela kosongku, aku menyusup untuk membagi sedikit cerita yang kuharap bisa mengispirasi. Setidaknya meski aku tidak bisa berbuat banyak, ada hal-hal lain yang bisa aku bagikan.

"Mengapa memilih Turkey?"
Sebuah pertanyaan yang langsung membuatku tersenyum saat meminta salah satu dari mereka menyebutkan nama kelompoknya.
"Suka saja kak sama negara Islam".
"Punya mimpi untuk bisa kesana?" Aku kembali menimpali jawaban tersebut.
"Insyaa Allah.. Mau banget bisa bermimpi kesana"

Akupun mulai bercerita. Kumulai dari dasar impianku tempo dulu.
I'm a dreamer person. Memimpikan dan menuliskan apapun yang ingin aku capai pada selembar kertas yang selalu disertai do'a-do'a penguat agar semuanya bisa diijabah olehNya.
Mereka menyimak dengan polos.
Aku menyukai wajah-wajah seperti itu. Penuh antusias. Sebagai seorang yang mulutnya terus bercerita ini, aku berhasil menyuntikkan virus-virus semangat itu kepada mereka.
Ya, semangat untuk membuatnya mengembara. Semangat untuk membuatnya tidak diam ditempat. semangat untuk melihat bahwa dunia ini tidak sebatas Indonesia saja. Semangat bahwa jauh diluar sana, masih banyak ilmu Allah yang tersebar diberbagai penjuru dunia.

"Waaaaah... enak ya jadi kakak, udah pernah ke Turkey. Semoga nanti aku bisa menyusul seperti kakak ke sana".
Gadis kecil yang menggunakan jilbab biru tua itu menunjukkan semangatnya. Meski tinggal bersama teman-teman di panti asuhan yang sama, aku tahu dia memiliki keinginan yang jauh lebih besar dibandingkan lainnya.

Kuperhatikan wajah-wajah gembira itu satu persatu berbaris sesuai perintah kakak-kakak panitia yang ada. Tawa riang yang mengiringi ruang permainan di tepian pantai kota Mempawah menjadi saksi bahwa bahagia itu tidak saja pada mereka, tapi juga padaku. Orang yang telah lama diam-diam memiliki mimpi untuk bisa menjadi 'ibu' mereka suatu hari nanti. Orang yang juga bermimpi akan menyediakan rumah perlindungan bagi hidup mereka. Orang yang juga amat sangat ingin bisa berbagi bersama mereka di setiap pertambahan umurnya.

Semoga mimpi ini bisa Kau dengar.
Semoga mimpi ini bisa Kau wujudkan.
Mimpiku, juga mimpi mereka.
Amin.. :)

Keraton Mempawah with Hidayatullah's children


Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !