Finding Nemo

Aku meninggalkan beberapa lembar kertas yang tengah berserakan di atas tempat tidur. Sengaja kubiarkan tergeletak bersama sebuah kamera yang tadi siang baru saja aku gunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Deadline tugas sebenarnya tinggal dua hari lagi, tapi biarlah.. aku masih belum berselera untuk menuliskan laporannya sekarang. Yang aku tau saat ini, semangat menulisku masih berkutat pada dunia hobi. Traveling :)

Beberapa hari yang lalu aku memang baru saja pulang dari liburan singkat bersama teman-teman. Semenjak pulang dari benua biru, sepertinya stok liburan dan tempat tujuan rekreasi di sini jauh lebih minim. Meski sebenarnya Indonesia punya jutaan kali lebih banyak destinasi wisata yang tersebar di seluruh penjuru pulau, namun sistem yang masih kurang baik menyebabkan semua itu menjadi lebih sulit dijangkau.

Lalu ceritaku bermula dari sini.
Lemukutan. Did you ever hear it?
Bagi orang-orang yang berada di daerah Kalimantan Barat, mungkin nama tadi tidak akan terasa asing. Apalagi jika yang mendengarnya adalah mereka yang mencintai wisata bawah laut. Diving dan snorkeling. Lemukutan bisa menjadi pilihan tempat yang tepat untuk menumpahkan kecintaan terhadap dunia air meski kita belum sempat untuk mengunjungi tempat-tempat fenomenal seperti Raja Ampat ataupun Wakatobi.
Letaknya tidak jauh dari kota Singkawang, meski sebenarnya Lemukutan sendiri termasuk ke dalam wilayah dari kabupaten Bengkayang. Sebagai wilayah yang telah ditetapkan sebagai daerah konservasi dan wisata alam laut, kenampakan alam yang ada di sana benar-benar dijaga oleh penduduk setempat.

Aku menuju ke sana bersama 7 orang lainnya. Dengan menggunakan sepeda motor dari kota Singkawang, kami berhenti di daerah Teluk Suak untuk memarkirkan beberapa diantaranya yang tidak digunakan. Berangkat sekitar pukul 09.30 pagi bersama para penumpang lainnya, kami dikenakan biaya sebesar 20.000 rupiah untuk sekali penyebrangan ke pulau tersebut. Jumlah yang sama juga akan digunakan jika kita membawa motor ke dalam kapal penyebrangan. Biasanya kapal hanya akan menyebrang 1-2 kali saja dalam sehari. Jadi, jika tidak mau tertinggal kapal, maka kita harus benar-benar menerapkan disipin waktu sebelum memutuskan untuk berangkat ke sana.

Kata orang, biaya untuk mengunjungi pulau di sana terhitung tidak murah. Memang tidak sepenuhnya salah, mengingat kondisi wilayah yang terpisah dari pulau-pulau besar tadi membuat harga berbagai kebutuhan hidup menjadi lebih tinggi.
Beruntung aku pergi bersama teman-teman yang sudah sering mengunjungi tempat tersebut. Selain nominal biaya yang harus dikeluarkan jadi lebih murah, aku juga tidak melewatkan waktu percuma demi mencari spot-spot menarik di bawah laut :)

Hari pertama saat tiba disana sekitar pukul 12.00 siang. Biasanya hanya akan membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di pulau tersebut. Namun dikarenakan kapal yang kami tumpangi bercampur dengan beberapa penumpang dari pulau lainnya, alhasil kami juga harus ikut mengantarkan mereka sebelum akhirnya menuju destinasi terakhir perjalanan kali itu.

The first impression I got is 'how can be so awesome this sea?'
Air jernih, terumbu karang, ikan-ikan yang berkeliaran, semuanya bisa kulihat dari jarak yang bahkan terbilang cukup jauh. Aku sudah semakin tidak sabar jika sudah seperti ini. Nafsu untuk segera berenang sepertinya sudah tidak tertahankan saat itu. Tiba di penginapan, makan siang, istirahat sebentar, lalu beranjak langsung ke air.

Jika boleh jujur, saat itu adalah snorkeling pertama yang aku lakukan seumur hidup. That was a very nice experience. become a part of the sea is like you can't go anywhere from that place. You saw the beauty, peace, art, how everything is life, touch them very close. such a wonderful activities.
Dan kesan mendalam yang aku dapatkan disana adalah, I saw the nemo fish !! Kalau sebelumnya aku hanya bisa melihatnya di film, saat itu aku bisa melihatnya secara langsung.
OMG, I love snorkeling !!!

Tapi finding a nemo bukanlah satu-satuya pengalaman tak terlupakan di kali pertama aku mencoba olahraga air tersebut. Sisanya, kaki yang luka terkena karang, disengat ubur-ubur kecil, semuanya menjadi sekumpulan cerita unik yang tidak akan aku lupakan.
Jika ada yang bertanya apakah aku takut untuk snorkeling lagi? Mungkin jawaban yang akan aku berikan adalah "Bring me to another sea, please :)"


Untuk apa menyukai laut, jika tenggelam saja aku takut??

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !