On the way ^^
Dinner tadi, tema yang diobrolkan oleh keluarga bahagia ini adalah tentang summer holiday. Sambil menikmati sajian sup Turkey, cheese burger, salad, dan juga nasi khas Turkey, aku hanya senyum-senyum saja mendengarkan mereka. Masing-masing memberikan idenya tentang negara mana yang akan menjadi destinasi liburan selanjutnya di tahun ini. Setelah beberapa minggu yang lalu mereka baru saja pulang dari Abu Dhabi, ternyata kini mereka sudah bersiap-siap kembali menyiapkan list berikutnya.
Babe yang notabenenya sebagai kepala keluarga hanya mendengakan sambil menampung semua aspirasi usulan dari anggotanya. Jika dirasa ide tersebut tidak cukup baik dan kurang menyenangkan, dia akan berkata tidak disertai dengan beberapa alasan logis yang menyertainya.
"Gimana kalau ke Amerika? Kita kan belum pernah liburan ke sana? Paling cuma Babe aja tuh yang pulang-pergi kesana terus." Si bujang mengeluarkan idenya yang ku tahu itu juga adalah keinginannya dari dulu. Pernah dalam sebuah obrolan yang membahas mengenai kelanjutan studinya nanti, dia sudah berancang-ancang untuk memilih Amerika sebagai tujuannya. Mungkin ini juga dikarenakan dulunya si Babe mendapatkan gelar Ph.D nya disana. Like father like son, right? hehe :)
"Katanya kemarin kita mau ke Barcelona.." Sekarang gantian si cantik Mirah yang menagih ucapan Emak tempo hari. Setelah mengetahui bahwa sepupunya baru pulang dari sana beberapa minggu yang lalu, ditambah lagi dia juga sudah melihat koleksi fotoku sewaktu di stadion Camp Nou bulan Desember lalu, jadilah kini dia yang ngotot untuk bisa pergi kesana juga.
"Kenapa kita ga ke Italia aja? Kota Florence atau Roma mungkin?" Si Emak akhirnya ikut bersuara, sambil menyuapi si bungsu dengan semangkuk sup Turkey tadi.
Aku masih tersenyum mendengarkan obrolan mereka. Dengan dua bahasa berbeda yang digunakan, sedikit banyak aku mengetahui arah pembicaraan yang tengah terjadi di meja makan kali ini.
Aku melirik si bungsu, dia tetap saja terfokus dengan tontonannya pada laptop Apple yang ada dihadapannya. Dia sama sekali tidak terusik dengan arah obrolan yang tengah terjadi saat itu. Sebuah obrolan yang pada akhirnya nanti akan mengantarkan mereka pada sebuah tempat liburan baru (lagi).
Jika harus berkaca pada keluarga ini, jelas ini adalah cermin yang berbeda 180 derajat dengan kebiasaan keluargaku di Indonesia. Mungkin temanya masih sama, liburan. Tapi destinasi yang akan kami pilih pastilah tidak akan jauh-jauh sampai keluar negeri segala. Bukan karena kami tidak mau, tapi lebih karena itu tidak mungkin terjadi jika harus melihat budgetnya lagi. Paling ujung-ujungnya yang akan terjadi adalah seperti biasa, kami akan sampai di rumah mbah. Menyaksikan hamparan sawah yang ada tepat dibelakang rumah, memancing ikan di sekitaran parit maupun sungai kecil, mengejar-ngejar hewan ternak, atau jika sudah musim buah, aku akan disibukkan dengan memanjat pohon jambu, rambutan, ataupun mangga. Hanya itu.
Tapi apa yang kurasa dulunya tidak mungkin, satu-persatu akhirnya dimungkinkah oleh Allah. Melalui perantara keluarga ketigaku inilah aku bisa merasakan semuanya. Terbang lintas negara, menjelajah lintas benua, tersesat disuatu tempat terasing, bertemu bule muslim hingga bule arab, turkey, afrika, dan lain sebagainya. Semuanya bisa aku rasakan sampai aku berada di sini dan menuliskan cerita ini.
Memang masih belum bisa jika harus membawa kelurga kandungku turut serta. Setidaknya untuk saat ini. Tapi jika Allah berkehendak, apapun akan menjadi mungkin untuk dilakukan pada akhirnya. *Percaya terus kok sama Allah ;)
Oleh karena itulah, aku menjadi tidak sabar lagi rasanya untuk berbagi cerita kepada orang-orang tercintaku. Tentang bagaimana aku berkelana sejauh ini, tentang bagaimana aku melihat hal-hal baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, tentang bagaimana aku mempelajari budaya, bahasa, dan lingkungan yang sangat berbeda, serta tentang rindunya aku saat melakukan itu semua seorang diri tanpa mereka. 'Cause everything doesn't look perfect if you lost the part of it, even though it just one, right?
Makanya, dengan hati yang ikut kecipratan bahagianya tentang obrolan kali ini, sepertinya aku sudah tau apa yang akan aku lakukan untuk mengisi summer holidayku tahun ini.
Can't wait for the awesome moment. Bismillah... ^^
Babe yang notabenenya sebagai kepala keluarga hanya mendengakan sambil menampung semua aspirasi usulan dari anggotanya. Jika dirasa ide tersebut tidak cukup baik dan kurang menyenangkan, dia akan berkata tidak disertai dengan beberapa alasan logis yang menyertainya.
"Gimana kalau ke Amerika? Kita kan belum pernah liburan ke sana? Paling cuma Babe aja tuh yang pulang-pergi kesana terus." Si bujang mengeluarkan idenya yang ku tahu itu juga adalah keinginannya dari dulu. Pernah dalam sebuah obrolan yang membahas mengenai kelanjutan studinya nanti, dia sudah berancang-ancang untuk memilih Amerika sebagai tujuannya. Mungkin ini juga dikarenakan dulunya si Babe mendapatkan gelar Ph.D nya disana. Like father like son, right? hehe :)
"Katanya kemarin kita mau ke Barcelona.." Sekarang gantian si cantik Mirah yang menagih ucapan Emak tempo hari. Setelah mengetahui bahwa sepupunya baru pulang dari sana beberapa minggu yang lalu, ditambah lagi dia juga sudah melihat koleksi fotoku sewaktu di stadion Camp Nou bulan Desember lalu, jadilah kini dia yang ngotot untuk bisa pergi kesana juga.
"Kenapa kita ga ke Italia aja? Kota Florence atau Roma mungkin?" Si Emak akhirnya ikut bersuara, sambil menyuapi si bungsu dengan semangkuk sup Turkey tadi.
Aku masih tersenyum mendengarkan obrolan mereka. Dengan dua bahasa berbeda yang digunakan, sedikit banyak aku mengetahui arah pembicaraan yang tengah terjadi di meja makan kali ini.
Aku melirik si bungsu, dia tetap saja terfokus dengan tontonannya pada laptop Apple yang ada dihadapannya. Dia sama sekali tidak terusik dengan arah obrolan yang tengah terjadi saat itu. Sebuah obrolan yang pada akhirnya nanti akan mengantarkan mereka pada sebuah tempat liburan baru (lagi).
Jika harus berkaca pada keluarga ini, jelas ini adalah cermin yang berbeda 180 derajat dengan kebiasaan keluargaku di Indonesia. Mungkin temanya masih sama, liburan. Tapi destinasi yang akan kami pilih pastilah tidak akan jauh-jauh sampai keluar negeri segala. Bukan karena kami tidak mau, tapi lebih karena itu tidak mungkin terjadi jika harus melihat budgetnya lagi. Paling ujung-ujungnya yang akan terjadi adalah seperti biasa, kami akan sampai di rumah mbah. Menyaksikan hamparan sawah yang ada tepat dibelakang rumah, memancing ikan di sekitaran parit maupun sungai kecil, mengejar-ngejar hewan ternak, atau jika sudah musim buah, aku akan disibukkan dengan memanjat pohon jambu, rambutan, ataupun mangga. Hanya itu.
Tapi apa yang kurasa dulunya tidak mungkin, satu-persatu akhirnya dimungkinkah oleh Allah. Melalui perantara keluarga ketigaku inilah aku bisa merasakan semuanya. Terbang lintas negara, menjelajah lintas benua, tersesat disuatu tempat terasing, bertemu bule muslim hingga bule arab, turkey, afrika, dan lain sebagainya. Semuanya bisa aku rasakan sampai aku berada di sini dan menuliskan cerita ini.
Memang masih belum bisa jika harus membawa kelurga kandungku turut serta. Setidaknya untuk saat ini. Tapi jika Allah berkehendak, apapun akan menjadi mungkin untuk dilakukan pada akhirnya. *Percaya terus kok sama Allah ;)
Oleh karena itulah, aku menjadi tidak sabar lagi rasanya untuk berbagi cerita kepada orang-orang tercintaku. Tentang bagaimana aku berkelana sejauh ini, tentang bagaimana aku melihat hal-hal baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, tentang bagaimana aku mempelajari budaya, bahasa, dan lingkungan yang sangat berbeda, serta tentang rindunya aku saat melakukan itu semua seorang diri tanpa mereka. 'Cause everything doesn't look perfect if you lost the part of it, even though it just one, right?
Makanya, dengan hati yang ikut kecipratan bahagianya tentang obrolan kali ini, sepertinya aku sudah tau apa yang akan aku lakukan untuk mengisi summer holidayku tahun ini.
Can't wait for the awesome moment. Bismillah... ^^
Comments
Post a Comment