Tiga perkara

Perihal apa lagi yang lebih menghawatirkan dari ketiga perkara rahasia Tuhan yang tak seorangpun bisa mengetahuinya? Aku rasa tidak ada. Di dunia ini, sudah cukuplah azal, rezeki, dan jodoh yang selalu saja mampu membuat kita bertanya-tanya. Kapan, dimana, berapa, bagaimana, dengan siapa. Cukuplah ini saja yang membuat kita selalu gelisah sehingga menjadikan diri mau untuk terus berbenah. Berbenah menjadi lebih baik, berbenah menjadi lebih siap, berbenah menjadi lebih ikhlas. Jumlahnya memang tak banyak. Namun kurasa, juga kamu mungkin, ketiganya sungguhlah perwujudan dari pertanyaan besar dalam hidup kita masing-masing.

Sebagai satu dari miliaran manusia di muka bumi ini, kita pasti pernah mengalami masa-masa khawatir menjemput ketetapan akan ketiga perkara tadi. Perasaan ini dibawa untuk selalu penuh dengan tanda tanya. Terkadang, tak jarang kita juga mengeluh jika salah satu, atau hanya dua mungkin, yang sampai saat ini belum menemui muara jawabannya sedangkan hati ini sudah dibuat resah yang luar biasa. "Mengapa tak juga berubah nasib hidup yang seperti ini?", "Mengapa tak kunjung kutemui belahan hati ini?". Dua saja, pun itu sudah membuat pusing kepala yang cukup mengganggu. Kita seolah tak percaya akan ketetapanNya, meragukan janjiNya bahwa hal-hal semacam ini memang hanya milikNya.

Lalu mengapa hanya dua? bukankah satu perihal lagi menjadi bagian lain yang tidak pernah kita ketahui? Mengapa rasa was-was kita tidak jauh lebih besar dari dua perkara sebelumnya? Mengapa kita seolah lupa bahwa untuk bisa bertemu Tuhannya pun kita perlu kesiapan, bahkan jauh lebih berat dan penuh godaan. Rezeki dan jodoh memanglah memiliki porsi yang lebih sering untuk kita galaukan. Begitu pula seharusnya azal.

Mungkin kita yang saat ini disibukkan dengan kesiapan memperoleh rezeki dan jodoh yang baik tengah gencar-gencarnya melakukan hijrah kejalan yang di ridhoi olehNya. Kita juga mulai berbenah disana-sini agar Allah mau dan percaya untuk menitipkan amanahNya kepada kita. Namun, alangkah baiknya jika dalam berhijrah, kita tidak sengaja melupakan satu perkara ketetapan lain milikNya, bahwa untuk bertemu denganNya nantipun kita memerlukan jalan yang juga Ia ridhoi. Meski terasa lebih berat, terlihat lebih sulit, semoga kita masihlah tergolong orang-orang yang mau melakukan amalan baik guna memupuk bekal akhirat sebanyak apapun yang bisa kita lakukan. Sebab kesiapan yang telah kita lakukan hari ini adalah salah satu jalan untuk menemukan jawaban atas ketiga perkara rahasia milikNya.
Semoga kita selalu dikuatkan dalam kebaikan :)


Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !