Travel ! you'll never be in vain
Siapa yang menyangka jika ternyata memiliki paspor hijau tua saja tidak cukup untuk memudahkan kita melompat dari negara satu ke negara lainnya. Belum lagi birokrasi pengurusan visa untuk pemegang paspor ini juga tidak semudah hanya datang ke kedutaan lalu dalam hitungan jam selesai. Banyak sekali persyaratan-persyaratan yang harus dilengkapi sebelum permohonan itu akhirnya disetujui.
Entah mengapa hubungan Indonesia dengan beberapa negara lain masih terlihat berbelit-belit. Sedikit iri rasanya jika harus melirik ke negara tetangga yang dengan mudahnya bisa 'nemplok' di sembarang negara yang mereka mau tanpa harus dipusingkan dengan urusan ini dan itu. Mereka bisa melenggang kangkung masuk ke Inggris Raya tanpa visa sama sekali contohnya (dalam hati ngedumel sendiri karena mupeng banget bisa ke sana), juga masuk ke negara Schengen tanpa perlu mengemis-ngemis permit ke kantor imigrasi manapun.
Aku sempat jengah juga kadang-kadang jika berpapasan dengan penduduk lokal di salah satu negara yang dengan santainya menyebutku "Malaysian?" No. "Filipina?" No. "Thailand?" No, I'm Indonesian sahutku. *tepokjidat
Pernah sekali waktu juga, saat aku berada di salah satu daratan Afrika (Maroko), seorang mas-mas penjual makanan sejenis keong laut mengenal Indonesia justru dari hal-hal yang jauh sekali dari citra ke-in-do-ne-sia-annya !
"Ooo.. Indonesia. I ever heard before. The country with the tsunami, right??"
Emmmm -_- *sabar~sabar
Bukan salah mereka juga sebenarnya jika ternyata beberapa negara di benua Asia lainnya lebih dikenal dari pada Indonesia. Padahal jika dilihat secara luas wilayah dan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang memegang rekor ke-4 tersebut, negara-negara yang mereka sebutkan itu tidak ada apa-apanya.
Jadi kalau gitu apa dong yang salah??? *NanyaSamaTembok
Mungkin sudah saatnya kita merubah pola pikir sebagian rakyat Indonesia yang banyak beranggapan bahwa ke luar negeri itu hanya untuk liburan. Ingat lagi, hanya liburan ! Padahal sebenarnya luar negeri tidak hanya itu.
Tapi mengapa sebagian dari kita masih cenderung memiliki cara pandang yang demikian?
Secara fisik dan budaya, Indonesia dan negara-negara di Asia tadi tidak jauh berbeda sebenarnya. namun mungkin yang membedakan keduanya adalah mentalitas yang ada pada diri manusianya.
Sejauh aku melanglang dan juga blusukan ke beberapa negara di Eropa dan Afrika, tidak jarang aku menjumpai orang-orang Asia. Bahkan ada beberapa dari mereka yang telah membuka usaha di tanah perantaun tersebut. Bagi mereka-mereka yang bermental baja itu, luar negeri bukanlah 'hanya' sebagai tempat liburan semata, tapi mereka memandang bahwa luar negeri adalah peluang untuk memperoleh penghidupan dan salah satu cara memperkenalkan negaranya kepada mata dunia. Karena ketahuilah, ada begitu banyak perbedaan mencolok antara berlibur dan bermukim di luar negeri !
Aku melihat dan juga merasakan memang bagaimana bedanya dominasi orang-orang asal Indonesia dan negara tetangga lainnya. Di rumah ini saja contoh kecilnya, kadang si Babe selalu membeli makanan dari restoran Thailand sebagai hidangan makan malam kami. Tapi ternyata isinya malah sama saja seperti masakan Indonesia. Nasi putih, sate ayam (yang isinya sedikit banget), sayur berkuah santan, de el el.
Lalu dengan santainya beliau bilang begini, "This is Thai foods, Nia"
(Thai food dari Hongkong, ini mah sama aja kayak makanan di Indo)
"Noo.. no.. this is Indonesian foods Babe!"
*restoran Indonesianya pada lari kemana tooo????
Bukannya untuk mencintai Indonesia kita tidak harus selalu berada di Indonesia ya?? Berada jauh dari tanah ibu pertiwi justru semakin membuat kita mencintai negeri itu. Lagi pula, sesekali menjejakkan kaki di daratan benua lain itu tidak berdosa kok ;)
Tidak percaya?? Silahkan buktikan sendiri !
Cobalah untuk keluar dari zona nyaman kita selama ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan dan yang akan kita dapat dengan membuka lebar-lebar mata kita pada perbedaan yang ada. Untuk memperkenalkan si macan Asia ini kepada dunia, untuk menambah devisa negara, dan untuk mengurangi jumlah kepadatan penduduk Indonesia, tidak ada salahnya juga kan mengantongi dua kewarganegaraan yang berbeda meskipun hanya sementara???? Hihihi ^^
Bukan untuk gaya-gayaan, bukan pula untuk mengejar gengsi ataupun pencitraan diri. Sama sekali bukan !
Pengalaman itu tidak akan pernah tergantikan dengan apapun.
Bertemu dengan orang yang berbeda budaya, berinteraksi dengan ragam manusia, melatih kemampuan berbahasa, juga berjuang dalam hal beradaptasi adalah saat-saat yang bisa membuat kita mengubah persepsi kehidupan. There are things that money can't buy !
Entah mengapa hubungan Indonesia dengan beberapa negara lain masih terlihat berbelit-belit. Sedikit iri rasanya jika harus melirik ke negara tetangga yang dengan mudahnya bisa 'nemplok' di sembarang negara yang mereka mau tanpa harus dipusingkan dengan urusan ini dan itu. Mereka bisa melenggang kangkung masuk ke Inggris Raya tanpa visa sama sekali contohnya (dalam hati ngedumel sendiri karena mupeng banget bisa ke sana), juga masuk ke negara Schengen tanpa perlu mengemis-ngemis permit ke kantor imigrasi manapun.
Aku sempat jengah juga kadang-kadang jika berpapasan dengan penduduk lokal di salah satu negara yang dengan santainya menyebutku "Malaysian?" No. "Filipina?" No. "Thailand?" No, I'm Indonesian sahutku. *tepokjidat
Pernah sekali waktu juga, saat aku berada di salah satu daratan Afrika (Maroko), seorang mas-mas penjual makanan sejenis keong laut mengenal Indonesia justru dari hal-hal yang jauh sekali dari citra ke-in-do-ne-sia-annya !
"Ooo.. Indonesia. I ever heard before. The country with the tsunami, right??"
Emmmm -_- *sabar~sabar
Bukan salah mereka juga sebenarnya jika ternyata beberapa negara di benua Asia lainnya lebih dikenal dari pada Indonesia. Padahal jika dilihat secara luas wilayah dan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang memegang rekor ke-4 tersebut, negara-negara yang mereka sebutkan itu tidak ada apa-apanya.
Jadi kalau gitu apa dong yang salah??? *NanyaSamaTembok
Mungkin sudah saatnya kita merubah pola pikir sebagian rakyat Indonesia yang banyak beranggapan bahwa ke luar negeri itu hanya untuk liburan. Ingat lagi, hanya liburan ! Padahal sebenarnya luar negeri tidak hanya itu.
Tapi mengapa sebagian dari kita masih cenderung memiliki cara pandang yang demikian?
Secara fisik dan budaya, Indonesia dan negara-negara di Asia tadi tidak jauh berbeda sebenarnya. namun mungkin yang membedakan keduanya adalah mentalitas yang ada pada diri manusianya.
Sejauh aku melanglang dan juga blusukan ke beberapa negara di Eropa dan Afrika, tidak jarang aku menjumpai orang-orang Asia. Bahkan ada beberapa dari mereka yang telah membuka usaha di tanah perantaun tersebut. Bagi mereka-mereka yang bermental baja itu, luar negeri bukanlah 'hanya' sebagai tempat liburan semata, tapi mereka memandang bahwa luar negeri adalah peluang untuk memperoleh penghidupan dan salah satu cara memperkenalkan negaranya kepada mata dunia. Karena ketahuilah, ada begitu banyak perbedaan mencolok antara berlibur dan bermukim di luar negeri !
Aku melihat dan juga merasakan memang bagaimana bedanya dominasi orang-orang asal Indonesia dan negara tetangga lainnya. Di rumah ini saja contoh kecilnya, kadang si Babe selalu membeli makanan dari restoran Thailand sebagai hidangan makan malam kami. Tapi ternyata isinya malah sama saja seperti masakan Indonesia. Nasi putih, sate ayam (yang isinya sedikit banget), sayur berkuah santan, de el el.
Lalu dengan santainya beliau bilang begini, "This is Thai foods, Nia"
(Thai food dari Hongkong, ini mah sama aja kayak makanan di Indo)
"Noo.. no.. this is Indonesian foods Babe!"
*restoran Indonesianya pada lari kemana tooo????
Bukannya untuk mencintai Indonesia kita tidak harus selalu berada di Indonesia ya?? Berada jauh dari tanah ibu pertiwi justru semakin membuat kita mencintai negeri itu. Lagi pula, sesekali menjejakkan kaki di daratan benua lain itu tidak berdosa kok ;)
Tidak percaya?? Silahkan buktikan sendiri !
Cobalah untuk keluar dari zona nyaman kita selama ini. Banyak hal yang bisa kita lakukan dan yang akan kita dapat dengan membuka lebar-lebar mata kita pada perbedaan yang ada. Untuk memperkenalkan si macan Asia ini kepada dunia, untuk menambah devisa negara, dan untuk mengurangi jumlah kepadatan penduduk Indonesia, tidak ada salahnya juga kan mengantongi dua kewarganegaraan yang berbeda meskipun hanya sementara???? Hihihi ^^
Bukan untuk gaya-gayaan, bukan pula untuk mengejar gengsi ataupun pencitraan diri. Sama sekali bukan !
Pengalaman itu tidak akan pernah tergantikan dengan apapun.
Bertemu dengan orang yang berbeda budaya, berinteraksi dengan ragam manusia, melatih kemampuan berbahasa, juga berjuang dalam hal beradaptasi adalah saat-saat yang bisa membuat kita mengubah persepsi kehidupan. There are things that money can't buy !
"Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang."
~Imam Syafi'i~
Comments
Post a Comment