Language

Aku sering di buat kagum dengan orang-orang yang pandai berbicara bahasa Arab dengan fasih. Kesannya selalu terlihat lebih keren dari siapapun yang pandai berbahasa selain bahasa Indonesia.
Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Turkey, Italy ? Rasanya masih biasa saja.
Bukannya menganggap rendah bahasa lain, sama sekali bukan. Aku juga sangat salut dengan mereka-mereka yang pandai berbahasa itu. Toh aku sendiri yang sudah 11 bulan di negara kincir angin ini juga masih sangat kagok dan juga oon kalau harus menggunakan bahasa Belanda. Ujung-ujungnya juga pasti akan mengeluarkan senjata andalan kalau sudah stak di suatu percakapan yang mulai tidak nyambung dengan si lawan bicara.
"Can you speak English?" *plak

Bagiku dulu, jauh sebelum terdampar di benua biru ini, orang yang pandai berbahasa Inggris itu adalah orang-orang yang hebat. Orang yang tidak akan merasa was-was hatinya jika harus terdampar di suatu tempat di muka bumi ini. Karena seperti yang kita tahu bersama bahwa bahasa Inggris adalah bagian dari bahasa pemersatu umat di seluruh dunia.

Tapi seiring perjalananku menjelajah beberapa negara yang ada, keyakinanku akan orang-orang hebat berbahasa Inggris tadi perlahan mulai luntur. Anggapanku yang mengatakan bahwa tidak akan merasa was-was juga sedikit memudar. Hal ini aku alami saat melakukan traveling ke Maroko, Spanyol, Prancis, dan juga Jerman. Mungkin tiga negara terakhir yang aku sebutkan itu presentasenya tidak separah negara Maroko, tapi tetap saja, bahasa Inggris di sana bukan menjadi bahasa resmi negara tersebut. Jadi wajar saja jika penggunaannya tidak seoptimal yang aku bayangkan sebelumnya.

Aku bisa bernafas lega saat ternyata harus tinggal di Belanda. Tidak seperti beberapa temanku yang ada di Jerman, Prancis, Spanyol, maupun negara-negara lainnya yang tidak terlalu memprioritaskan penggunaan bahasa Inggris. Mereka harus rela bersusah-susah untuk menggunakan bahasa asli di negara yang mereka tinggali sebagai alat komunikasinya. Jangankan untuk berdomisili, untuk menjadi seorang pelajar di negara tadi saja, mereka harus berjuang mati-matian mendapatkan sertifikat lulus ujian bahasa setempat.

Berbeda halnya dengan di sini. Bahasa Inggris yang digunakan dalam percakapan sehari-hari presentasinya bisa dibilang cukup tinggi. Hampir semua penduduknya pandai berbahasa Inggris. Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek sekalipun, mereka tetap mengerti bahasa Inggris.
English is the second language in this country. Though they use Dutch for communication between them, English still always have a place for many foreign people :)

Namun balik lagi ke bahasa yang paling keren versiku tadi, Arab adalah satu-satunya bahasa yang bisa membuatku iri setengah mati saat melihat orang-orang tersebut berbicara.
Teman-temanku di Maroko maupun Indonesia, guru bahasa Arab di sekolah, dosen di kampus, mereka semua adalah orang-orang yang menyebabkan itu semua terjadi. Sekilas saat mendengarkan mereka berbicara itu seperti sedang mendengarkan orang membaca Al-qur'an, meskipun bahasa yang digunakan jelas sangat jauh berbeda.
Biasanya kalau sudah seperti itu, aku hanya akan senyum-senyum sendiri mengamati pembicaraan mereka. Sambil bergumam di dalam hati *mereka keren banget ya Allah.. :O

Aku pernah mencoba menerapkan sedikit pengetahuan bahasa Arab yang masih tersisa dikepalaku ketika berkunjung ke Maroko beberapa bulan yang lalu. Kejadiannya bermula saat aku berada di dalam sebuah taksi yang ada di kota Cassablanca. Alih-alih mau mencoba berbahasa arab dengan si supir taksi, yang ada aku justru ditertawakan oleh beliau karena punggunaan bahasa Arabku yang sangat sangat baku itu. FYI aja, bahasa Arab yang digunakan disana juga merupakan campuran bahasa Arab-Berber. Jadilah Arab yang digunakan itupun sedikit berbeda.
Aku jadi teringat penjelasan guruku dulu yang mengatakan bahwa bahasa Arab sendiri memang terbagi ke dalam beberapa jenis. Ada Arab baku (pelajaran di sekolah-sekolah Indonesia) dan Arab pergaulan (yang digunakan oleh bangsa Arab saat berinteraksi).

But, even though I failed when I use Arabic language at that time, at least I've tried. 'Cause we never know if we never try. Right? ^^






  

Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !