My Eid on the weekend

Jreng... Jreng...
akhirnya muncul lagi di peredaran blog ini setelah beberapa hari yang lalu semangat nulisnya tiba2 ilang, alias males bin banget. padahal waktu kosong yg aku punya juga ga sedikit.
tapi sudahlah, layaknya wanita muda yang masih labil, terkadang hal yg seperti ini dibolehkan dalam agama. *eh

Oke... ngaco. emang !
berhubung masih dalam suasana idul fitri, dan bertepatan dengan weekend pula, jadilah tulisan kali ini akan menceritakan "Eid condition in my weekend times". Halaaaaah...

Lebaran ke 3 kemarin, atau bertepatan dengan hari sabtu juga. aku di undang sama anak2 Ppi Groningen buat ikutan acara halal bihalal di sana. kumpul sama masyarakat Indonesia di salah satu rumah dan makan makanan khas lebaran ala Indonesia. tau kalau mau makan-makan, aku ikutan dong... kapan lagi nemu makanan indonesia di sini dalam kondisi gratis kan? hahaha
tapi sebenarnya itung2 jalin silaturrahmi juga sih. karna itu yang paling penting buat orang yang tinggal di negara asing seperti aku sekarang.
Jadi ceritanya, salah satu teman ngasi tau kalau acara hala bihalal itu bakal di adakan jam 15.00-17.00. karna tau kalau waktunya yang sangat-tidak-mengganggu-jam-bangun-tidurku-pas-weekend, aku bawa santai dong ya..
bangun tidur, sarapan, stay depan laptop dulu, dan berbagai aktivitas ga penting lainnya aku jalani dengan santai hari itu. sampai jam menunjukkan pukul 11.45, tiba2 temanku tadi nelpon.
"Vania... ternyata acaranya itu jam 13.00-15.00. maaf ya salah kasi informasi"
gubrak....
begitu tau kalau aku hanya punya jatah 1 jam 15 menit, akupun buru2 buat siap2 berangkat ke sana.
kereta dari Zwolle-Groningen sendiri bakal ngabisin waktu 1 jam. belum di tambah lagi dari central station ke tempat tujuan itu harus naik bus kisaran 30 menit. Hiyaaaaaaaah....
"Oke deh mbak, aku siap2 sekarang kalau gitu. tapi rada telat gapapa deh ya?"
"Oke, gapapa.. ntar kita ketemuan di halte bus aja. Siiip"

Sampai di sana, udah jam 14.00 aja gara2 aku harus ribet dulu isi saldo di kartu kereta yg bakal aku pake buat naik bus itu. soalnya kartu kereta di sini juga merangkap kartu bus dan tram. cuma bedanya, kalau weekend free itu hanya bisa di pake untuk gratis di kereta, ga bisa gratis di bus dan tram juga.

Begitu sampai di halte, aku langsung ketemu sama mbak Disty dan mbak Sukma. dari situ kita langsung jalan bareng menuju ke tempat acara.
ternyata yang ngumpul udah ramai banget. dan sejauh mata memandang, yang keliatan muka Indo semua. belum lagi waktu nyampe juga langsung disuruh ikutan antri makanan. Beeeeh... bak gayung bersambut dengan si perut yang udah mulai keroncongan ini. menu makanan yg di sajikan pun khas lebaran ala Indonesia. Ada lontong, opor ayam, soto, bakso, sambal goreng, dan teman2 super imut lainnya. (sumpah, jadi ngiler sendiri waktu nulis ini lagi). dan seperti inilah suasana yang terjadi di sana kala itu....


*lebih mirip kayak pasar gara2 ramenya :)

















3 jam-an lebih disana, akhirnya aku jadi ngerasa seperti lebaran di Indonesia. meskipun ga pulang, they made me feel if I'm home. and I got many family in these special day. for every moment and everyone I saw, we just trying to celebrate in a difficult way without a complete family exactly, but we enjoy it. bedankt :)


#Next Day.....
continue my story in other day and another place with other people :)

Minggu...
masih dengan jatah weekend yang aku punya, ga akan aku sia-siakan hilang begitu saja.
setelah janjian dengan salah satu teman dari Indonesia, dan "mengubek-ubek" peta Belanda yang akan kita jadikan next destination for escape in the weekend, kita menemukan beberapa tempat yang cukup menggoda mata untuk di kunjungi. "Zaandam dan Zaanse schans"

Zaandam adalah sebuah kota di Belanda, lebih tepatnya di provinsi bagian Belanda Utara. Ini adalah kota utama dari kotamadya Zaanstad. Zaandam sendiri menerima hak kotanya pada tahun 1811. letaknya di Zaan, dekat Laut Canal Utara, dan dekat dengan Amsterdam.
sedangkan Zaanse schans adalah sebuah desa bagian dari Zaandam, dekat Zaandijk di kotamadya Zaanstad di Belanda. dan yang terkenal dari desa ini adalah, ia memiliki koleksi kincir angin bersejarah yang masih terpelihara.
kalau dari arah Zaandam kita bisa menggunakan bus nomer 89 untuk menuju ke desa Zaanse schans. jaraknya kisaran 25 menit dan menghabiskan biaya sekitar 1,69 euro (dengan kartu). but in other way, kita juga bisa langsung menggunakan kereta dan turun di stasiun Koog-Zaandijk kalau kita dari arah Amsterdam.
and this is the map....


Bersama kak Fransisca Widi, akhirnya kita muter2 di 2 tempat yang udah kita pilih buat menghabiskan jatah weekend kita hari itu. dan tetep.... yg namanya jalan2, ga sah kalau ga ada sesi norak depan kamere :D

Inntel hotel Amsterdam Zaandam
 Zaanse Schans bridge
in front of zaanse schans houses












2 tourist norak ^.^

kipasan dulu di depan kincir angin :)






















Sooo....
weekend kemaren akhirnya cukup mengobati kegalauan hati dikala idul fitri. meskipun rasa kangen buat ngumpul keluarga itu juga tetap ada.
dan 'lagi', selalu ada hal baru, cerita baru dari tempat baru yang aku kunjungi.
and for the next weekend.....
it will be continue ^__^

Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !