Timing is Everything

Kelas sore tadi tidak terlihat seperti biasa menurutku. Meski masih dengan orang-orang yang sama, ada sentuhan berbeda yang terlihat di sana.
Bukan, bukan sentuhan.. tapi sentilan lebih tepatnya.
Semacam petuah yang menohok di sela-sela perbincangan. Tapi harus aku akui, hal itu begitu ampuh dan membuatku tersadar. Entah hanya aku saja, atau beberapa diantara mereka juga memiliki pemikiran yang sama. Hanya tindakan yang mampu melakukan pembuktian sebenarnya.

Pernah menjadi warga negara asing selama 1 tahun membuatku belajar banyak hal. Aku sudah pernah mengatakan ini yang entah keberapa kali. Intinya, aku bersyukur bahwa setiap hal yang pernah aku lalui selalu saja memberikan pelajaran baru dalam hidup. Mungkin bagi pola pikir penduduk bumi pertiwi, ini merupakan bagian yang remeh dan dianggap sudah biasa. Tapi tidak untuk orang-orang dilingkungan yang berbeda. Dari sinilah aku melihat hal-hal 'kecil' yang seharusnya disadari oleh kita dan menjadi renungan untuk kedepannya. Hingga pada batas kesabaranku, terkadang timbul pemikiran untuk menetap saja di luar negeri, menetap saja di Eropa, dimana hal-hal 'remeh' menjadi sangat di perhitungkan.

Aku akan menariknya kedalam satu lingkup kecil yang sering menjadi permasalahan bagi kebanyakan warga Indonesia pada umumnya. Waktu. Masalah sepele yang seharusnya sudah disadari bagaimana pengaruhnya terhadap pola-pola kehidupan yang ada. Anggap saja ini juga menjadi bahan pembelajaran untukku secara personal. Karena berangkat dari ungkapan bijak yang mengatakan "semut di seberang lautan tampak, tapi gajah di pelupuk mata tidak". Artinya, aku juga masih harus banyak berintropeksi terhadap diriku sendiri. Namun karena ini adalah hal baik, mengapa tidak aku membaginya bersama kalian bukan?

Time is Money..
For me, time is more than money. Time is opportunity, trust, responsibility, discipline, and love.
Mengapa aku menyebutnya demikian?

Time is opportunity = Waktu adalah kesempatan.
Bagiku, sebaik-baik manusia dalam mengelola management waktunya adalah mereka yang mampu melihat bahwa waktu merupakan bagian terbesar dari sebuah kesempatan. Aku memahami hal ini dari sebuah mata kuliah Produksi Audio Visual yang diajarkan oleh seseorang yang juga memandang sama akan hal ini.
Sesimple pemahaman akan waktu, aku menyadari ada hal besar yang selalu beliau sampaikan dari 'khotbahnya' di setiap pertemuan perkuliahan. "Adik-adik.. Berada di dalam lingkup media industri, kalian akan mengerti bagaimana waktu bisa menjadi sebuah kesempatan yang amat sangat berharga. Anggap saja saya adalah salah seorang pemilik modal yang akan memberikan uang 300 juta untuk dibuat menjadi sebuah program acara menarik. Batas kalian mengerjakan program ini adalah 1 minggu. Jika kalian gagal, maka uang 300 juta tadi akan saya tarik kembali dan program dibatalkan".
Bagi yang memandang ini adalah sebuah kesempatan, maka jelas dia akan sangat optimal menggunakan jatah waktu yang diberikan. Dia akan berusaha memporsir semua tenaga, pikiran, dan waktunya untuk berfokus pada tugas yang ada. Baginya, menjadikan program ini adalah sebuah kesempatan yang akan dia tunjukkan untuk meningatkan kualitas dirinya secara tidak langsung. Ini loh aku.. begini loh cara aku mengelola waktu..  seperti ini loh aku jika diberi tantangan.. kalian pasti tidak akan rugi loh memberiku tugas ini.
Waktu = Kesempatan

Time is trust = Waktu adalah kepercayaan.
Mengacu pada kasus yang sudah ada, jelas ini merupakan tolak ukur dari sebuah kepercayaan. Bagaimana kita mampu melihat sebuah kesempatan dalam limit tertentu dan menjadikannya nyata, bukan hanya omongan tanpa bukti apa-apa. Waktu akan memberikan kita sebuah pelajaran akan kepercayaan dengan sendirinya. Bagaimana mempercayai kemampuan diri secara pribadi, bagaimana mengatur kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain, semuanya menjadi nilai tambah dalam memahami makna waktu yang sesungguhnya.
Waktu = Kepercayaan

Time is responsibility = Waktu adalah tanggung jawab.
Seberapa besar kita menghargai watu, maka sebesar itu pulalah kita akan mengerti arti dari tanggung jawab. Jika kesempatan dan kepercayaan telah tumbuh dalam hati dan pikiran kita, maka dengan sendirinya rasa tanggung jawab itu akan hadir mengiringi keduanya. Bukan perkara mudah memang untuk menjadikan waktu menjadi sebuah tanggung jawab. Perlu adanya kesadaran dalam diri sendiri yang tidak perlu mendapat desakan dari orang lain. Dari sini kita bisa melihat seberapa bertanggung jawabkah kita sebagai manusia yang diberi batas-batas waktu tertentu dalam kehidupannya?
Waktu = Tanggung jawab

Time is discipline = Waktu adalah kedisiplinan.
Kasus seperti ini akan menjadi sangat lazim terjadi jika kita hidup di negara yang sangat menjunjung tinggi makna disiplin yang sebenarnya, lembaga yang menerapkan pola kemiliteran, serta beberapa kasus yang berkaitan dengan hal seperti ini. Contoh kecil dari apa yang sudah pernah ku alami saat tinggal di Belanda adalah bagaimana berartinya waktu saat hendak berburu kereta. Saat pertama datang kesana, aku tidak mengira bahwa jadwal keberangkatan kereta yang tertera di jadwal secara online bisa sangat tepat dengan jadwal keberangkatan kereta sesungguhnya. Jam, menit, bahkan detik, semuanya tidak ada yang berbeda. Jika di jadwalkan kereta akan berangkat pukul 13.40 menit di situs resmi kereta, maka tepat saat itulah kereta itu berangkat. Tidak perduli penumpangnya banyak, sedikit, atau bahkan kosong, kereta akan selalu berangkat sesuai dengan jadwalnya. Jika kita tidak berhasil mengejar waktu yang ada, maka dengan senang hati kita harus menerima fakta untuk menunggu jadwal berikutnya.
Waktu = Kedisiplinan

Time is love = Waktu adalah cinta
Kapan cinta akan berhenti? Jawabannya sampai waktu itu sendiri yang menghentikannya. Mungkin terdengar klise, tapi disadari atau tidak, memang hanya waktulah yang mampu menjawab semuanya. Lihatlah cinta bersama waktu. Bagaimana ia tumbuh, menguat, mengerti, percaya, memahami, meredup, atau bahkan menghilang sekalipun, waktu akan selalu menjadi teman terbaik yang tidak akan pernah lepas mengiringi perjalanannya. Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa untuk menguji cinta, maka berilah ia waktu. Jika selama waktu itu berjalan, cintanya selalu ada, maka itulah sebenarnya cinta.
Waktu = Cinta

Bagiku, waktu adalah kombinasi dari semuanya. Bukan hanya tentang uang semata. Karena jika hanya uang yang menjadi target, maka besar kemungkinan kita tidak akan mendapatkan semuanya. Tapi jika kita melihat waktu sebagai sebuah rangkain kesemuanya, maka penghargaan akan waktu akan jaaaaauuuuh lebih besar pencapainnya. Bagaimana waktu membingkai kesempatan, kepercayaan, tanggung jawab, disiplin, dan cinta dalam sebuah frame yang sama.

Aku.. masih harus terus belajar tentang waktu untuk semuanya. Juga kamu. Juga kita :)



Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !