Trust
Merugilah orang-orang yang tidak hanya membuat orang lain kecewa, namun ia juga mengecewakan dirinya sendiri.
Sejauh aku menyukai traveling, aku selalu menggilai setiap apapun hal-hal baru yang akan aku temui.
Tentang orang, budaya, tempat-tempat menarik, bahasa, bahkan makanan khas yang sering menjadi syarat wajib dalam melakukan perjalanan.
Banyak orang yang berkata seperti ini, "jika kamu belum makan ini.. maka kamu belum bisa dikatakan sah mengunjungi daerah tersebut". Hal itu memang tidak salah, meski sebenarnya hakikat dari sebuah perjalanan adalah bukan tentang menjajal makanan semata.
Bagi orang-orang sepertiku, aku memang hampir tidak pernah melewatkan sebuah 'syarat mutlak' tersebut. Sebut saja seperti makanan ringan Perancis, roti Croissant, yang menurut sejarahnya justru berasal dari negara Turkey. Lalu sajian coklat kental hangat yang dimakan bersama Churros khas cemilan warga Spanyol. Atau bahkan sup pembuka dalam santapan khas rakyat Maroko yang dikenal dengan sebutan sup Harira. Semuanya menjadi suatu identitas yang tidak bisa dipisahkan dengan tempat dimana makanan itu berada.
Namun terlepas dari manapun segala kenikmatan itu berasal, budaya dari penduduk setempat juga patut untuk di pertimbangkan. Bagaimana cara mereka berinteraksi terhadap 'turis', bagaimana mereka bisa memberikan jaminan agar orang asing tersebut tidak akan pernah berfikir dua kali untuk mengunjugi tempat itu lagi, hingga bagaimana mereka mampu memberikan rasa 'puas' terhadap apa yang akan orang lain terima setelahnya. Semua itu sangat perlu diperhatikan agar hal-hal yang sebenarnya bisa diberikan atau ditunjukkan dengan baik tidak akan terhalang oleh hal-hal yang sifatnya justru sangat simple dan mendasar. Sebut saja itu adalah kepribadian.
Aku mengambil contoh kecil dari sebuah kejadian yang baru saja aku lewatkan beberapa malam lalu.
Saat harus mengantarkan teman ke salah satu tempat makan yang menjadi ciri khas dikota ini, aku dibuat malu atas sikap dan budaya yang mereka tunjukkan. Ini tidak bermaksud untuk menjudge suatu hal yang notabenenya tidak bisa aku tarik dari satu sudut pandang saja. Akan tetapi apa yang telah kami alami bisa menimbulkan dampak lain bagi orang-orang yang sebenarnya bukanlah penduduk asli di kota ini.
The first impresssion is like a cover. Eventhought you can't judge it.
Tapi tetap saja, hal tersebut sedikit banyak telah memancing emosi. Memberontak dengan sendirinya dengan apa yang dirasa tidak cocok. Meski dengan berat hati kita harus tetap saja merelakan apa yang seharusnya tidak kita dapat.
Pelajaran terpenting dari kejadian ini adalah kita tidak boleh mudah terpancing dengan apa yang kita alami. Yang sudah kita terima saat ini mungkin hanyalah rasa kecewa. Tapi mereka jauh lebih merugi dari itu semua.
Setelah ini, mungkin saja kita tidak akan berkunjung ke tempat tersebut untuk membeli barang dagangannya dikarenakan rasa kecewa kita terhadap sikap yang telah mereka lakukan. Namun mereka akan jauh lebih banyak memiliki kerugian.
Kepercayaan, pelanggan, serta kenyamanan yang dulunya mereka miliki bisa jadi menghilang dikarenakan sikap yang telah mereka lakukan.
Bersabarlah, tidak semua kejahatan harus dibalas dengan hal yang serupa bukan??
Sejauh aku menyukai traveling, aku selalu menggilai setiap apapun hal-hal baru yang akan aku temui.
Tentang orang, budaya, tempat-tempat menarik, bahasa, bahkan makanan khas yang sering menjadi syarat wajib dalam melakukan perjalanan.
Banyak orang yang berkata seperti ini, "jika kamu belum makan ini.. maka kamu belum bisa dikatakan sah mengunjungi daerah tersebut". Hal itu memang tidak salah, meski sebenarnya hakikat dari sebuah perjalanan adalah bukan tentang menjajal makanan semata.
Bagi orang-orang sepertiku, aku memang hampir tidak pernah melewatkan sebuah 'syarat mutlak' tersebut. Sebut saja seperti makanan ringan Perancis, roti Croissant, yang menurut sejarahnya justru berasal dari negara Turkey. Lalu sajian coklat kental hangat yang dimakan bersama Churros khas cemilan warga Spanyol. Atau bahkan sup pembuka dalam santapan khas rakyat Maroko yang dikenal dengan sebutan sup Harira. Semuanya menjadi suatu identitas yang tidak bisa dipisahkan dengan tempat dimana makanan itu berada.
Namun terlepas dari manapun segala kenikmatan itu berasal, budaya dari penduduk setempat juga patut untuk di pertimbangkan. Bagaimana cara mereka berinteraksi terhadap 'turis', bagaimana mereka bisa memberikan jaminan agar orang asing tersebut tidak akan pernah berfikir dua kali untuk mengunjugi tempat itu lagi, hingga bagaimana mereka mampu memberikan rasa 'puas' terhadap apa yang akan orang lain terima setelahnya. Semua itu sangat perlu diperhatikan agar hal-hal yang sebenarnya bisa diberikan atau ditunjukkan dengan baik tidak akan terhalang oleh hal-hal yang sifatnya justru sangat simple dan mendasar. Sebut saja itu adalah kepribadian.
Aku mengambil contoh kecil dari sebuah kejadian yang baru saja aku lewatkan beberapa malam lalu.
Saat harus mengantarkan teman ke salah satu tempat makan yang menjadi ciri khas dikota ini, aku dibuat malu atas sikap dan budaya yang mereka tunjukkan. Ini tidak bermaksud untuk menjudge suatu hal yang notabenenya tidak bisa aku tarik dari satu sudut pandang saja. Akan tetapi apa yang telah kami alami bisa menimbulkan dampak lain bagi orang-orang yang sebenarnya bukanlah penduduk asli di kota ini.
The first impresssion is like a cover. Eventhought you can't judge it.
Tapi tetap saja, hal tersebut sedikit banyak telah memancing emosi. Memberontak dengan sendirinya dengan apa yang dirasa tidak cocok. Meski dengan berat hati kita harus tetap saja merelakan apa yang seharusnya tidak kita dapat.
Pelajaran terpenting dari kejadian ini adalah kita tidak boleh mudah terpancing dengan apa yang kita alami. Yang sudah kita terima saat ini mungkin hanyalah rasa kecewa. Tapi mereka jauh lebih merugi dari itu semua.
Setelah ini, mungkin saja kita tidak akan berkunjung ke tempat tersebut untuk membeli barang dagangannya dikarenakan rasa kecewa kita terhadap sikap yang telah mereka lakukan. Namun mereka akan jauh lebih banyak memiliki kerugian.
Kepercayaan, pelanggan, serta kenyamanan yang dulunya mereka miliki bisa jadi menghilang dikarenakan sikap yang telah mereka lakukan.
Bersabarlah, tidak semua kejahatan harus dibalas dengan hal yang serupa bukan??
Comments
Post a Comment