Posts

Showing posts from March, 2014

Dreams Project

Beberapa hari yang lalu aku baru saja menamatkan buku karangan Pandji Pragiwaksono yang berjudul NASIONAL.IS.ME Bukunya berlatarkan warna merah menyala, mungkin si design cover ingin menyampaikan maksud tersirat di balik pemilihan warna tersebut. ditambah lagi dengan pemilihan judul yang sudah tidak asing, mungkin kita akan dengan cepat bisa menebak secara garis besar bagaimana isi buku tersebut. Secara kasat mata, kita akan membaca judul tersebut dengan ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia. NASIONALISME. Namun jika dicermati, pemberian tanda titik yang menjadi pemisah diantara ketiga kata tersebut melahirkan maksud yang berbeda. NASIONAL IS ME, (kasarnya dari penerjemahan bahasa Inggris tersebut akan memberikan arti = Nasional adalah saya). Nasionalisme sendiri menurut Wikipedia adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nah, inilah yang...

Dingin

Jalan kecil itu kini telah di penuhi oleh jejeran mobil. Kia, Peageot, Volvo, BMW, Toyota, Mercedes, Volkswagen, Audi, Range Rover, serta beberapa merk mobil lainnya berbaris rapi di sepanjang jalan yang aku lewati. satu persatu orang-orang itu keluar dari dalam mobilnya, menyibakkan sebuah payung dengan nuansa warna yang berbeda-beda. Setengah terburu-buru sambil menjinjing tas milik anaknya, mereka berjalan ke arah Park School, sebuah sekolah setingkat sekolah dasar. Aku berjalan cepat. tanganku mulai dingin terkena tempias hujan. memang tidak lebat, tapi anginnya membuat benda putih bening itu bergoyang-goyang mengikuti kuatnya hembusan itu. aku sedikit mengerutkan muka. menahan hawa dingin yang ikut datang bersama hujan pagi tadi. aku juga berpapasan dengan beberapa orang. orang-orang yang juga setiap harinya aku lihat saat kami menuju tempat yang sama. sekolah. meski cuaca tidak selalu bersahabat, tapi suguhan 'goede morgen' yang diucapkan mampu menyadarkan siapa...

Siminanut ^^

Ledakan mercon yang dilemparkan oleh orang yang tidak aku kenal di tepi kanal tadi sore membuyarkan lamunanku. Sontak jantungku berdegup lebih cepat. Astaghfirullah.. Aku memang tengah duduk sendiri menikmati sore yang dingin, tanpa matahari, juga tanpa senja. menunggu adik kecilku selesai melakukan kegiatan rutinnya di setiap sore selasa, les piano. Waktu belajarnya sendiri terbilang cukup singkat, hanya 30 menit. itulah sebabnya aku lebih sering memilih berjalan-jalan di sekitaran centrum (pasar) yang juga memang tidak jauh dari tempat les nya tersebut dari pada harus pulang lagi kerumah. Sore kali ini terasa amat dingin, hampir sama seperti sore-sore sebelumnya di sekitaran bulan Januari. Tapi entah mengapa, aku malah lebih memilih untuk duduk sendiri di tepi kanal dari pada masuk ke sebuah toko buku langgananku. Sebuah lagu milik James Arthur yang berjudul Impossible menjadi teman setiaku menatap angin kala itu. aku putar berulang-ulang. aku terbawa arus. sampai akhirnya bu...

Manusia cs Mesin

Masih pagi. Suasana pagi kali ini juga masih terlihat foggy. hal yang sudah biasa terjadi mengingat alur cuaca memang selalu berubah-ubah dan sulit dipercaya. Beberapa hari yang lalu memang sempat terasa hangat. temperaturnya berkisar diantara 17-20'C. tapi itu tidak berlangsung lama, setelah hari itu aku mendapati pemandangan yang sama kembali. Kabut. Pemanggang roti yang hampir selalu aku gunakan setiap pagi itu juga masih terasa hangat. sengaja aku biarkan tergeletak di atas meja besar berwarna hitam dengan bahan dasar marmer. di bagian bawahnya, sebuah mesin pencuci piring juga tengah sibuk mengerjakan pekerjaannya. tentu hal yang berbeda dengan kebiasaanku di Indonesia yang harus menyingsingkan lengan baju terlebih dahulu saat harus berurusan dengan barang pecah belah tersebut. belum lagi pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memang harus dikerjakan tanpa alat bantuan mesin. untungnya aku sudah terbiasa tanpa alat-alat ajaib itu tadi. tapi jika semakin lama aku tinggal di si...

Fiuuh...

Masih belum hilang hiruk pikuk pemberitaan yang mengabarkan tentang proses evakuasi pesawat Malaysia airlines. Tv, surat kabar, media online, semuanya saling berlomba-lomba untuk memberikan keterangan ter-up-to-date tentang hilangnya pesawat naas tersebut. sebagai orang yang tidak bisa berbuat banyak, aku hanya mampu menyumbangkan do'a terbaik kepada saudara-saudaraku dimanapun mereka berada. semoga Allah memudahkan semuanya. Amin.. Percakapanku dengan emak pagi tadi dimulai lantaran aku membuka lagi berkas-berkas yang menumpuk di dalam sebuah map. niatnya memang mau sekalian beres-beres, menata kembali puluhan lembar kertas dari berbagai jenis, model, serta ukuran yang berbeda. tiba-tiba tanganku terhenti pada selembar kertas yang sudah terlihat kucel. Oh.. ini dia ternyata booking ticket yang sudah aku gunakan 9 bulan lalu saat meninggalkan Indonesia. memang setelah kedatanganku di Belanda ini, aku tidak pernah mengecek lagi masalah ticket kepulangan tersebut. aku taunya se...

Ini tentang kita

Ada haru biru yang kusimpan dalam diam. Ada sejuta rindu yang aku tahan dan kupendam tak terungkapkan. Iya, aku memang payah dalam mengkomunikasikan rasaku untuk kutunjukkan. inilah sisi lemahku sebagai mahasiswa komunikasi. Sedikit menyimpang dari lanjutan tulisanku yang seharusnya. kali ini aku hanya ingin bercerita tentang sesuatu yang berbeda. Di situs jejaring sosial facebook yang aku miliki, aku memposting sebuah foto kepulangan salah seorang sahabatku dari negeri kincir angin ini. dia memang lebih dulu kembali ke tanah air, bumi tempat dimana segala kerinduanku tertumpah di sana. entah harus kukatakan lebih beruntung atau sebaliknya. yang pasti saat ini dia telah lebih dulu menghirup udara 'segar' bumi pertiwi, mendengarkan lagi suara-suara yang sempat menjadi asing di beberapa bulan kepergiannya dulu, dan menyaksikan hiruk pikuk kota dimana semuanya terasa lebih semrawut jika harus dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya. tapi disanalah letak semua kebaha...

Maroko part2.. #Marakech

Image
Kereta kali itu berjalan lambat. Tidak seperti kereta yang biasa aku tumpangi selama di Belanda. Lorong-lorong sempitnya juga menjadi pembeda yang tidak biasa. Belum lagi hawa panas yang timbul berbarengan dengan penuhnya gerbong tua oleh penduduk lokal maupun beberapa turis asing. Kata orang, tingkat kriminalitas di sini tinggi. Selalu berhati-hatilah terhadap barang bawaan dimanapun kita berada. Aku menyimpan tas ranselku di pojok tempat duduk. Tepat disampingku. Tidak mau mengambil resiko karena takut ketiduran jika harus kuletakkan dibagian rak atas. Aku mengapitnya. Ini bisa kujadikan sebagai tempat sandaran yang multifungsi. Melewati 8 Jam perjalanan dengan hampir melintasi belasan stasiun lainnya, aku tau ini bukan perjalanan yang singkat. Di saku ranselku hanya terselip sebuah buku tentang negara Maroko hasil pinjaman dari seorang teman di kota Fes, dan sebuah book adventure hasil pemberian salah seorang teman di Turkey yang selalu ku bawa setiap kali aku melakukan trav...

Maroko part1... #Fes

Image
Diantara ratusan foto yang ku buka pada sebuah folder bertuliskan Maroko, gerak jemariku terhenti. kupandangi, lalu seketika aku memejamkan mata. sebuah senyum kecil aku hadirkan di sana. ah... betapa luar biasanya perasaan ini. ini bukan hanya tentang perjalanan menyusuri sebuah negara di bagian benua Afrika. bukan pula tentang bagaimana terkesimanya aku pada hal-hal baru yang aku temui disana. ini semua lebih dari itu. ini tentang cinta yang aku tambatkan di negeri terbenamnya matahari, Al- Maghribi. Perjalananku dimulai saat aku meninggalkan kota Eindhoven, tempat dimana pesawat Ryanair membawaku terbang untuk berpindah benua. masih sama seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, aku hanya menggendong sebuah tas ransel berukuran 40L warna biru bercampur hitam. dari dulu aku memang lebih suka menggendong-gendong tas dari pada menyeret-nyeret koper. jika ada yang bertanya mengapa? entahlah.. dalam pandanganku itu hanya terlihat lebih simpel, dan juga keren. Tidak ada kendala yang...