Teruntuk Sang Pelukis

Hei kamu.. sudah sejauh mana sketsa gambarmu kali ini? Masihkah buram dan samar yang mendominasinya? Kabarnya kamu punya cara tersendiri yang akupun bahkan tak diberi tahu. Kamu, yang katanya punya sejuta pandang berbeda, menggerakkan kuas bukan hanya dengan jemari, tapi juga hati. Tintanya sendiri kamu pilihkan bukan dari yang biasa, tapi birunya langit, juga laut. Sesuatu yang bahkan kamu tahu dengan pasti, ia tak pernah habis terguras waktu. Aku mencermati raut seriusmu dalam imajinasi. Kita yang tak pernah bertatap muka, tak pernah bertegur sapa, tak pernah bertemu suara, seringkali dianggap remeh oleh mereka-mereka yang tak mengerti. Katanya, bagaimana mungkin kamu melukis sesuatu tanpa sosoknya yang nyata? Apa mungkin kamu bisa mengenali rupa yang bahkan tak pernah kamu jumpai sebelumnya? Sayangnya, kamu tak tergubris sekalipun oleh itu. Lalu dengan senyum tipis yang tergurat diantara kedua bibirmu, kamu kembali menegaskan sekali lagi. " Like painting abstract, ...