Spanyol part3... #Granada


Alhambra~Granada
Berangkat dari Cordoba pukul 14.00, aku sampai di kota Granada sekitar pukul 16.40. dari Estacion Autobuses de Granada, aku langsung menuju ke pusat kota, karena letak stasiun tersebut memang tidak pas di tengah-tengah kota, akan tetapi masih berada dilingkup perkotaan Granada itu sendiri. dengan biaya 1,2 euro/orang akhirnya akupun turun di sekitar Cathedral of Granada. dan layaknya seseorang yang mengunjungi tempat baru, maka akupun langsung membentangkan map of Granada untuk menuju ke hostel tempat aku akan menginap selama 2 malam tersebut. ternyata hostelku ini terletak sangat dekat dengan Istana Alhamra. beberapa buah kamar yang ada di hostel ini memiliki point of view yang bagus dengan menghadap langsung ke arah istana tersebut.

Karena hari itu aku sampai sudah sore, yang otomatis di waktu winter ini malamnya juga akan lebih cepat datang, maka aku memutuskan hanya untuk beristirahat di hostel tersebut. dan untungnya lagi, di kamar hostel ini ternyata hanya aku yang menempati. tidak ada penghuni lain yang datang selama 2 malam aku menginap di sana. jadi alhasil aku merasa sama dengan berada di kamar sendiri. Alhamdulllah...
Kaki boleh saja mulai terasa pegal saat itu, tapi hasrat perut yang ingin minta di supply ini akhirnya menggerakkanku untuk keluar dan membeli makan. akhirnya akupun memutuskan untuk makan di sebuah restoran kebab yang berlabelkan halal food dengan harga yang cukup murah. hanya 4,5 euro/porsi sudah lengkap dengan nasi dan juga minumannya. malam itu, antara lapar dan doyan sepertinya tidak bisa dibedakan. hehe :D

Melihat keluar kota Granada di malam hari ternyata memang indah. apalagi saat aku melewati sekitaran area di dekat Istana Alhambra. meskipun letaknya di atas bukit, sedangkan aku hanya berjalan di bagian bawahnya, sorotan lampu dari berbagai sudut istana tersebut menjadikannya justru terlihat begitu kokoh. dan dikota ini, akhirnya aku bisa melihat beberapa orang yang juga berjilbab sepertiku. ternyata baru aku sadari bahwa hostel tempat tinggalku itu juga tidak berada jauh dari kompleks Albayzin, yaitu kompleks perkampungan muslim yang ada di kota Granada.
Selesai urusan mengisi bahan bakar sebagai tambahan ekstra tenaga, akupun akhirnya memutuskan untuk kembali pulang. disepanjang jalan pulang ke arah hostelku tersebut, tidak jarang aku menemukan beberapa seniman jalanan yang memamerkan dan menjual hasil karyanya, baik itu berupa pemandangan maupun kaligrafi arab. keesokan harinya barulah aku memutuskan untuk mengunjungi istana Alhamra tersebut, karena memang hal itu juga sudah aku sesuaikan dengan jadwal ticket masuk ke istana yang aku pesan dari ticket master.com. untuk sekedar informasi, kalau kita akan mengunjungi istana ini di waktu summer, maka aku menyarankan untuk memesan ticket secara online jauh-jauh hari sebelum akhirnya semua ticket di sini sold out atau habis terjual. tapi jika di waktu winter, ada kemungkinan kita masih bisa membeli ticket langsung saat kita sampai di tempat tujuan.

Untuk sampai di tempat ini, aku hanya berjalan kaki dengan rute menaiki bukit. cukup melelahkan juga bagi orang yang tidak tebiasa hiking sepertiku. akan tetapi jika tidak ingin berjalan kaki, kita juga masih bisa menggunakan alat transportsai berupa mini van bus dengan harga 1,2 euro/orang yang akan membawa kita sampai langsung di depan tempat tujuan.

Alhambra atau yang dikenal dengan sebutan istana merah adalah sebuah kompleks istana sekaligus benteng yang megah dari kekhalifahan bani Ummayah. di dalam istana seluas 142.000 m2 ini terdapat beberapa bagian-bagian istana kompleks kesultanan Nashrid yang terdiri dari tembok pertahanan (Alcazaba), kompleks istana (Medina), taman firdaus (Generelife), dan kompleks istana itu sendiri (Palacios Nazaries). bangunan yang dibangun sekitar tahun 889 ini awalnya adalah sebuah benteng, kemudian beralih menjadi istana kesultanan pada tahun 1333 oleh sultan Granada, Yusuf I. keseluruhan kompleks istana ini amat sangat menakjubkan menurutku. bagaimana istana yang begitu luas ini memiliki tataan yang sangat ditel di setiap bagiannya. berada tepat diatas bukit menjadikannya sebagai objek utama yang bisa dilihat dari berbagai sudut. bahkan dari atas menara ini sendiri aku bisa melihat dengan jelas deretan pegunungan salju abadi yang ada di seberangnya, begitu pula sebaliknya.
Dari berbagai pengklasifikasian tempat yang ada di area istana tersebut, aku sangat menyukai Palacios Nazaries, atau yag biasa di sebut Nashrid Palace. sebuah kompleks istana yang memiliki design yang sangat luar biasa. ukiran kaligrafi yang ada di setiap bagian dinding-dinding istana ini sangat memperlihatkan bagaimana kejayaan Islam pada masa itu tidak ada tandingannya. belum lagi penataan masing-masing tempat dengan sistem yang dibangun sedemikian apiknya menjadikan aku semakin kagum pada sebuah tempat yang sudah menerapkan konsep keseimbangannya dari abad 13 dulu. Subhanallah...
Untuk sampai di area ini kita memang harus benar-benar ontime sesuai dengan jadwal yang tertera di ticket kita. karena kalau kita tidak datang tepat waktu untuk menuju area ini, maka akan bisa dipastikan kita tidak akan bisa masuk kedalamnya. dan dari tempat ini pula, saat aku tengah mengantri di depan pintu masuk area Nashrid Palace aku mendapatkan seorang teman baru lagi. namanya Marisol, dia adalah seorang gadis dari Korea Selatan, lebih tepatnya dari kota Seoul, yang juga sedang melakukan solo traveling di Spanyol. akhirnya, karena kesamaan inilah yang menjadikan kami memutuskan untuk melakukan traveling bersama di kota Granada hari itu.
Point of view from Generelife

Granada from the tower view

Selesai dari area Nashird Palace, aku mengunjungi beberapa bagian istana lainnya. Generelife, atau yang dikenal dengan kompleks taman dari istana itu sendiri. kompleks ini sangat luas menurutku. berada di seberang bukit dari kompleks Nashrid Palaces. (bayangkan sendiri betapa luasnya istana ini dari bukit ke bukit). Generelife dibangun dengan konsep yang tidak kalah hebatnya. tiap-tiap bagian dari area kompleks memiliki efek surprising dengan penataan bentuk yang berbeda serta jenis tanaman yang berbeda. sayang aku datang ke tempat ini di saat bunga-bunga sudah tidak lagi bermekaran. jika tidak, aku akan bisa menikmati keindahan yang ada di taman istana tersebut. akan tetapi, meskipun sudah berada di musim gugur, aku masih bisa merasakan dan mencium sedikit aroma yang berbeda dari tiap-tiap bagian yang aku lewati di taman firdaus ini.
Bukit Saljuuuu :)


Sedangkan untuk Alcazaba, atau tembok pertahanan, aku langsung menaiki menara yang paling tinggi di area tersebut. dari situlah point of view kota Granada dan juga seluruh kompleks istana Alhambra bisa terlihat dengan jelas semuanya, bahkan seperti apa yang aku sebutkan sebelumnya, dari atas menara tempat berkibarnya beberapa bendera dan juga lonceng besar itu, aku bisa melihat pegunungan salju abadi. Sungguh pemandangan yang luar biasa indahnya. Subhanallah...
Sorenya, setelah puas mengelilingi kompleks istana selama hampir 4 jam tersebut, aku mengajak Marisol untuk berjalan menuju daerah Albayzin lalu kemudian disambung ke daerah Sacromonte. dari informasi yang aku dapat, sunset kota Granada akan terlihat sangat indah dari tempat itu, apalagi ditambah dengan view dari istana Alhambra yang menyertainya.
Di area Albayzin, atau kompleks perkampungan muslim tersebut, aku memang bisa merasakan bahwa hawa "diterima" sangat terlihat dari masyarakat setempat. senyum serta salam tidak jarang aku dapatkan. mungkin karena aku yang menggunakan jilbab ini menjadikan mereka paham bahwa aku adalah bagian dari mereka, bahwa kita adalah saudara sesama muslim. aku juga melihat banyaknya tulisan-tulisan arab yang menghiasi perumahan serta pertokoan di kompleks tersebut. akan tetapi, lagi-lagi aku masih bisa melihat konsep tenggang rasa dan saling menghargai yang ada di wilayah ini, karena di area ini aku bisa menjumpai Cathedral Albayzin. letaknya tepat di area semacam open space yang dikenal dengan sebutan Mirador de San Nicolas.

Perjalanan pun berlanjut ke daerah Sacromonte. Sacromonte adalah kompleks perkampungan kaum Gipsi, tempat pertama kalinya tarian Flamenco diciptakan. area ini juga masih berada di perbukitan dengan design kampung yang sangat unik. rumah-rumah penduduk yang ada di area ini dibangun langsung di perbukitan tanpa marusak bentuk bukit itu sendiri, yang artinya dari satu ruangan ke ruangan lainnya dibuat mengikuti alur dari bentuk bukitnya. wilayah ini sekarang terkenal sebagai salah satu pusat atraksi turis dengan view langsung ke Alhambra.
Bersama Marisol, aku mengajaknya untuk terus mendaki sampai ke puncak bukit. sebuah rute perjalanan yang "kurang lazim" dilakukan oleh para turis seperti kami. karena jalan yang kami temukan sampai pada titik puncak bukit itu hanyalah jalan setapak. Nekat. Iya.. atau lebih terkesan juga seperti kurang kerjaan. tapi inilah aku.. the crazy girl with unpredictable thing. jika sudah berada di jalannya, jangan tanggung-tanggung atau malah berhenti, teruskan sampai puncaknya !
Albayzin View

Sunset di Sacromonte
Sacromonte Village


Masih banyak lagi tempat-tempat indah yang bisa kita kunjungi selama di Granada, sebuah kota yang terletak di kaki gunung Sierra Nevada, Spanyol bagian selatan. berbagai situs sejarah yang mewarnai kota ini menjadikannya begitu komplek seiring berkembangnya zaman. Granada juga merupakan kota yang bersinar terang karena kemilau cahaya ilmu pengetahuan ketika kota-kota besar lain di Eropa masih terkekung dengan kegelapan. dan yang paling berkesan menurutku dari kota ini adalah, ada jejak Islam yang tertinggal di sana. ada rasa bangga yang membuatku untuk terus selalu belajar memahami arti dari setiap perjalanan hidup untuk semakin bisa mendekatkan diri kepadaNya. Bismillah...
Perjalananku di wilayah Andalusia mungkin memang telah selesai hari itu, meskipun masih banyak kota-kota lain di wilayah ini yang masih memiliki andil besar dan history yang tidak kalah menariknya. sebut saja seperti Malaga, Almeria, serta wilayah disekitar selat Gibraltar dan lain-lainnya. akan tetapi waktu 8 hari yang aku miliki untuk trip Spanyol ku saat itu menjadikan aku harus buru-buru pindah ke kota berikutnya.

Spanyol....
Apa lagi kalau bukan identik dengan bola. ditambah hobiku yang juga memang suka menonton pertandingan bola ini, akhirnya aku meneruskan perjalananku menuju kota Madrid. masih menggunakan bus ALSA dengan harga 18.52 euro/orang. Pagi itu sekitar pukul 08.00, aku meninggalkan kota Granada dan wilayah Andalusia dengan perasaan yang luar biasa. melintasi wilayah Toledo dan juga beberapa kota-kota kecil lainnya. Terimakasih ya Allah... Engkau yang menjadikan semua ini nyata. Alhamdulillah... Allahuakbar.
and overall... I love Granada :)



*Continue to part4... #Madrid



Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !