September welcomes autumn?

Kehujanan sambil mengengkol sepeda di bawah suhu 13 derajat dan angin yang lumayan kenceng itu luar biasa sekali rasanya.. dingginnya langsung bisa ngebuat tangan berasa jadi es. padahal harusnya sekarang masih summer. tapi ya... inilah Belanda. cuaca ga akan pernah konsisten dengan jadwal yang seharusnya, sampai sering ngebuat kita jadi salah kostum.
Pernah suatu waktu aku berangkat dari Zwolle ke arah Rooterdam. berangkat pagi2 dari rumah udah langsung ditemani hujan. tapi sampai disana, cuaca malah cerah banget. matahari lagi anget2 nya. padahal akunya sendiri udah berkostum tebal buat mengimbangi suhu diluar. alhasil, sampai sana sibuk buka jaket dan segala macemnya.
tapi kalau ngomongin cuaca, kita memang ga pernah bisa nebak kapan hujan, panas, dan salju itu datang. yg bisa kita lakukan sebagai manusia itu ya cuma memprediksi. sisanya, urusan yg lebih berhak untuk menentukan itu semua.
Masuk bulan september ini, cuaca kelihatan banget labilnya. tiba2 hujan, tiba2 panas. memang harus mempersiapkan alat tempur sebaik mungkin sebelum perang. *Halaaaah?
jaket tebal, syal, kaos kaki, sarung tangan, harus kudu siap sedia untuk menghangatkan tubuh. apalagi kalau postur tubuh kecil begini -_-'


September....
Daun-daun di pepohonan udah mulai banyak yang berjatuhan. meskipun masih banyak yg terlihat hijau, tapi pertanda akan masuknya musim gugur sudah bisa dirasakan.
Brrrrr.... kalau udah begini, angin dingin ga bisa dihindari.
beberapa orang berpendapat kalau mereka lebih milih menghadapi dinginnya salju dari pada harus berhadapan dengan angin dingin di musim gugur. gila aja emang kalau dinginnya sampai terasa ke tulang.
tapi disisi lain, musim gugur itu cantik. dimana semua jalanan hampir terlihat kuning oleh sampah dedaunan yang berguguran. semacam ada harmonisasi warna antara hijaunya daun yang masih bertahan dan yang telah gugur mendahului.
sebuah pemandangan yang emang ga pernah di dapat di Indonesia. dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim sepanjang tahunnya. Panas dan hujan.
mungkin sepulangnya ke Indonesia nanti, aku juga akan sama kagetnya lagi saat harus menyesuaikan diri dengan suhu disana, seperti sekarang.
berinteraksi lagi dengan hawa panas kota khatulistiwa yang bisa mencapai 35 derajat kalau lagi panas-panasnya, dan yang selalu stabil di kisaran 30 derajat keatas di hari-hari biasa. ini bakalan merubah suasana lagi kedepanya. belum lagi pengaruh globalisasi yang terus meningkat, terkadang ngebuat aku yang notabenenya berjilbab bisa sering kepanasan dan ga bakalan betah berada diluar siang hari.
tapi ya tetep aja, home sweet home. biar gimanapun cuacanya di sana, itu adalah tempat kelahiranku. sebuah pulau dimana aku telah menjalani kehidupan selama 21 tahun. tempat dimana orang-orang yang aku cintai berkumpul dalam sebuah balutan keluarga, teman, dan orang-orang spesial lainnya.
lalu bagaimana dengan Belanda yang mengenalkanku dengan banyak hal ini???
aku tetap akan mengingatnya, mengenalinya, merasakan sisi lainnya, dan menjadikannya sebagai sebuah pengalaman berharga dalam perjalanan hidup.
dan cerita tentang Eropa, bermula dari satu langkah ke langkah yang lain yang akan terus aku pelajari.

"because for every single step that I do, I know something new that I get"

Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !