10 Alasan yang membuat kamu berfikir ulang untuk menjadi Au pair di Eropa

Kalian pasti sudah tidak asing dengan istilah Au pair. Sebuah program yang bisa membawamu terbang dan menetap di negara empat musim ini sekarang mulai banyak diminati oleh masyarakat muda Indonesia yang ingin menjajal hal-hal baru di luar zona nyaman mereka. Merasakan bagaimana serunya bermain salju, menikmati kecantikan daun-daun yang menguning di musim gugur, atau melihat betapa indahnya bunga-bunga yang bermekaran di musim semi. Ditambah lagi, peluang untuk menapaki negara-negara lain dan belajar bahasa serta budaya baru sangat terbuka lebar lewat program ini.

Tapi ternyata menjadi Au pair itu nggak semudah dan seindah yang kalian bayangkan. Kamu harus benar-benar memperhatikan dan mempersiapkan banyak hal terlebih dahulu sebelum benar-benar masuk ke ‘medan perang’. Au pair bukan hanya tentang kesenangan jalan-jalan yang kalian lihat saja. Au pair pun juga bukan  tentang foto-foto selfie di tempat nan eksotik semata. Jika kalian tahu, kalian akan, atau setidaknya harus berfikir ulang sebelum memutuskan untuk menjadi Au pair di negara tujuan. Beberapa alasan ini wajib kamu pertimbangkan matang-matang..


1. Pengurusan persyaratannya nggak semudah yang kamu bayangkan, berangkatnya pun seringkali sendirian.

Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi jika kita akan berangkat keluar negeri, apalagi untuk waktu yang cukup lama, kamu harus siap untuk direpotkan dengan pengurusan berkas-berkas persyaratan yang nggak sedikit. Kamu harus mondar-mandir ke kedutaan. Kamu juga harus mengikuti beberapa tes. Mulai dari tes kemampuan bahasa asing, psikotes, maupun tes kesehatan yang mengharuskan kamu terbebas dari beberapa jenis penyakit seperti HIV, TBC, Hepatitis A, B.

Lalu jika kamu berhasil lolos dan sudah dipastikan akan berangkat ke negara tujan, kamu harus mempersiapkan keberanian untuk melakukan perjalanan seorang diri. Penerbangan belasan jam itu (mungkin) akan kamu habiskan tanpa orang yang kamu kenal. Tiket yang akan kamu dapat hanya diperuntukkan untukmu sendiri. Jadi nggak ada alasan kamu bisa berangkat bersama keluarga ataupun teman-teman. “Memangnya study tour? Hihi” 

2. Kamu akan lebih sering dikira sebagai TKI

Kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang menilai bahwa menjadi Au pair itu sama seperti TKI. Kamu akan di judge sebagai pekerja layaknya pembantu. Ini bukan salahmu, ini juga bukan salah mereka. Mengaca pada ketetapan hukum yang kita miliki, Indonesia sendiri memang belum punya status yang jelas terhadap program Au pair ini. Berbeda dengan Thailand yang sudah lebih dulu berani melegalkan status Au pair mereka dengan jelas. Beberapa negara penerima juga sudah ada yang berani memastikan status kedatanganmu di negaranya.  Masuk sebagai pekerja kah? Atau sebaga pelajar.

3. Perbedaan cuaca ekstrim akan membuatmu lebih bersukur berada di negara tropis

Bermimpi untuk bermain-main salju atau menari-nari indah dibawah hamparan daun gugur? Wake up guys! Musim dingin itu nggak seenak yang kalian bayangkan. Belum lagi perubahan cuaca yang super labil. Belanda salah satunya. Di negara 4 musim ini kamu bahkan bisa merasakan hujan es, panas, mendung, angin kencang, lalu panas lagi dalam satu hari yang sama. Jangan dikira itu perkara gampang. Bayangin aja kalau kamu lagi mau jalan dengan style cuaca yang cerah, lalu di tengah jalan terkena hujan es dan angin kencang. Kamu akan super duper salah kostum. Dan itu rasanya nggak enak banget. Mau kemana-mana juga jadi ribet. Belum lagi jika salju datang. Jalanan jadi beku dan licin. Salah-salah bisa tabrakan dan jatuh. Lalu hujan es? Jangan tanya gimana rasanya. Gumpalan es yang jatuh dengan kecepatan beberapa km/h itu bisa membuat kepalamu pusing tujuh keliling. Makanya, sering-sering ucap syukur deh bisa hidup di negara tropis. Love our Indonesia!

4. Jika kamu seorang muslim, perbedaan agama biasanya menjadi tantangan tersendiri

Ingin tahu gimana sensasinya berada di negara dengan muslim minoritas? Well yeah, kamu bisa merasakan itu di hampir seluruh negara-negara Eropa. Tapi apakah itu akan berjalan mudah? I said NO, it’s totally challenge. Belum lagi jika akhirnya kamu mendapatkan keluarga angkat non-Islam. Kamu dan calon keluarga angkatmu itu harus benar-benar bisa membawa diri dengan baik. Komunikasi diantara kalian juga harus benar-benar jelas. Jangan sampai ada missunderstanding diantara kalian. Kesalahan kecil yang menyangkut agama sebisa mungkin harus dihindari. Ingat, keterbukaan itu perlu. Kamu harus belajar banyak jika kamu masih pemalu.

5. Belum tentu kamu akan selalu mendapat perlakuan menyenangkan dari Host family

Ada loh tipikal orang yang kadang bisa berubah-ubah sesuai mood mereka. Lagi seneng, dia baik sama kamu, pas lagi bete dia malah marah-marahin kamu. Nah, hal seperti ini yang harus kalian antisipasi dari awal. Itu sebabnya komunikasi yang intensif perlu dilakukan agar bisa lebih saling mengenal. Jika ada hal-hal yang terjadi diluar batas etika kewajaran, kamu harus berani mengambil sikap. Ingat, jadi Au pair itu bukan berarti jadi babu mereka! Kamu punya status lebih terhormat dari itu.

6. Kamu harus pintar-pintar membagi waktu dan keuanganmu

Hari-harimu menjadi Au pair bukan hanya diisi soal belajar dan jalan-jalan semata. Kamu juga harus mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang memang sudah ditugaskan kepadamu. Etikanya tinggal dirumah orang lain, kamu harus pintar-pintar membagi waktu. Jangan sampai tugas-tugas sekolahmu terbengkalai karena pekerjaan rumah, atau sebaliknya. Kamu juga dituntut untuk lebih bijak dalam menata keuangamu. Ingin jalan-jalan ke negara lain di winter break atau summer holiday? Atau melarikan diri sejenak di waktu weekend? Be wise anybody.. dibalik jalan-jalan yang menyenangkan, kamu harus bersakit-sakit menahan hawa nafsu untuk jajan di luar. Makan di kafe-kafe atau resto akan menyita euro kamu lebih cepat. So, menabunglah, menabunglah!

7. Jangan harap untuk bermalas-malasan di rumah keluarga angkatmu, kamu datang bukan hanya untuk liburan

Nah, sudah sangat jelas dikatakan sebelumnya bahwa menjadi Au pair itu bukan hanya tentang jalan-jalan. Au pair adalah tiga aktivitas yang bisa kamu rangkum menjadi satu. Kerja+ sekolah + jalan-jalan. Itu sebabnya kamu harus bisa mengoptimalkan waktu yang kamu miliki dengan baik. Ada saatnya kamu harus menunjukkan profesionalitasmu saat bekerja maupun saat belajar. Nggak ada istilah bermalas-malasan. Tunjukkan kepada mereka bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk bisa diajak bekerja sama. Dalam hal ini adalah hubungan kerjasama antara Au pair dan juga Host family. Kamu sudah memilih cara ini sebagai jalanmu. Be professional.  

8. Perbedaan bahasa yang digunakan seringkali menjadi penghalang lain yang harus kamu hadapi

Masih belum mahir berbahasa Jerman? Atau belum bisa sama sekali berbahasa Prancis? Sabar dulu teman-teman. Mampu berbahasa Inggris saja ternyata tidak cukup untuk kamu kuasai. Apalagi jika kamu memilih negara-negara tadi sebagai tujuan Au pairmu. Ingat, tidak semua negara di benua Eropa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari mereka. Jika kamu belum punya pengetahuan cukup baik akan bahasa asing di negara tersebut, ada baiknya kamu berfikir dua kali untuk bisa sampai di sana. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkanmu juga di kemudian hari. Jika kamu tidak mengerti, bagaimana kamu akan berkomunikasi? Atau lebih bijaknya lagi, belajarlah mengantisipasi dirimu sendiri untuk tidak mudah dibodohi.

9. Tidak semua makanan bisa cocok dengan selera lidahmu, kamu akan cepat kangen dengan masakan Indonesia

Memang, sudah banyak toko-toko makanan Indonesia maupun yang memiliki cita rasa asia beredar di daratan Eropa. Apalagi di kota-kota besar sekelas Paris, Berlin, Den Haag, maupun Barcelona. Tapi tetap saja, belanja makanan Indonesia di luar (restoran) itu belum tentu senikmat masakan mamang-mamang pinggir jalan. Belum lagi jika melihat bandrol harga yang bisa menguras dompet dengan cepat. Ingat, kamu bukan anak konglomerat! Terlebih lagi jika ternyata keluarga angkatmu itu tinggal di daerah pedesaan. Kamu akan berpikir ulang untuk menghabiskan uangmu mondar-mandir ke kota besar hanya untuk membeli makanan.

Kamu memang bisa saja membeli makanan khas yang ada di daerah setempat. Tapi jika kamu seorang muslim, berhati-hatilah. Tidak semua jenis makanan juga akan cocok dengan lidahmu. Jangan pula asal membeli makanan. Lihat bahan baku yang mereka gunakan. Ada kode-kode yang juga harus kamu ketahui untuk membedakan halal-haram. Jika kamu tidak sanggup berpisah dengan cita rasa masakan Indonesia, jangan salahkan kota tempat tinggalmu nanti. Apalagi menyalahkan saya! Hehe :)

10. Temukan dulu apa alasan terbesarmu memilih untuk menjadi Au pair

The biggest reason is about WHY? Mengapa kamu ingin menjadi Au pair? Apa alasanmu dibalik itu? Untuk apa kamu memilih negara ini sebagai tujuanmu? Inilah hal terpenting dari sekian banyak hal-hal yang harus kamu fikirkan matang-matang sebelum menjadi Au pair. Kamu pasti memiliki alasan tersendiri untuk itu bukan? Jadi apapun yang melandasi keinginanmu tersebut, pastikan itu tidak salah kaprah. Memikirkan kesenangan semata tanpa mau memikirkan dampak buruknya tentu juga perbuatan yang salah. Itu sebabnya, pelajari dan persiapkan terlebih dahulu semuanya dengan baik. Tanyakan hati kecilmu. Mintai restu orang tuamu. Apakah dengan menjadi Au pair akan memberikan dampak baik bagi hidupmu, atau justru sebaliknya? Ingat, dalam Islam ridho Allah itu terdapat dalam ridha orang tua.

Pikirkan ini baik-baik!
#biarlebihHOROR ^^

Comments

  1. Wah.. finnaly i can read again. udah kangen sama tulisan-tulisan kakak :) btw, ternyata perjuangan kakak waktu au pair di belanda segitunya yaa.. saluuut buat kak nia. tapi, mungkin buat mereka-mereka atau mungkin saya (heheh,, saya percaya kok sama kak nia) yang masih kurang yakin sama tulisan kakak ttg think before to choose au pair harus ngerasain dulu atau minimal coba daftar program aupair :)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah.. I'm back! Meski belum sepenuhnya kembali juga nih. hehe
    Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat org lain di luar sana yg sedang mencari-cari bahan referensi dari kegalaun mereka. *Tsaaah bahasanya. Gaya :D

    ReplyDelete
  3. :) hahaha.... baiklah. ditunggu karya-karya berikutnya!!!!

    ReplyDelete
  4. assalamuaalikum,, ciee.. yang latar blognya udah berubah? whats wrong kak? kok tiba" jadi soflty gini?

    ReplyDelete
  5. Waalaikumsalam warahmatullah.. nothing's wrong. cuma lagi mau cari nuansa baru aja. hihi

    ReplyDelete
  6. ok baiklah.. :) btw congratulation for your graduation. finnaly,,, your dream come true.. wish me luck to graduate as soon as possible :) hehe

    ReplyDelete
  7. Ka kalau boleh tau. Apa alasan kaka mau jdi au pair??

    ReplyDelete
  8. Untuk belajar hal-hal baru di luar zona nyaman. Dan bonusnya karena traveling :)

    ReplyDelete
  9. Kak, aku boleh minta contact kakak? Email atau Facebook mungkin, untuk tanya-tanya program aupair

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !