Vania's World

Hidup itu memang ga pernah ada puasnya.. ga pernah ada cukupnya. semakin kita memiliki banyak hal, maka semakin banyak pula hal lain yang dirasa kurang. entah arah logikal mana yang mendoktrin bahwa tiap-tiap hal yang ingin diraih berbanding lurus dengan tingkat kepuasan seseorang. rakus? mungkin saja.. atau akan terdengar lebih halus jika disebut kurang bersyukur. aku sempat heran, pada orang-orang berdasi, pada orang-orang berkerah putih, pada orang-orang yang bergaya bak pemilik segala apa yang aku tak punya. ini bukan duniamu saja. bukan pula hanya dunia keluargamu. dunia orang-orang terdekatmu. lalu kemana hilangnya konsep keseimbangan? mungkin ada baiknya jika kita saling mengenal pada sebuah tempat terasing, dimana harkat, derajat, dan martabat tidak dipertanyakan dan disombongkan. apa gunanya gelar, jika kita tak pernah bisa mendegar apa yang seharusnya didengar? Allah menjadikan kita kedalam berbagai jenis, golongan, strata, dan kemampuan serta kesempatan yang berbeda...

Semakin kesini, semakin lama, dan semakin banyak melihat tempat-tempat baru, aku semakin gila pada sebuah "rutinitas" yang membangkitkan hasrat traveling. mungkin terkesan begini, orang yg menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan itu hanya membuang-buang uang saja. tapi sejatinya kepuasan batin tidak pernah bisa dibeli dengan uang. sama seperti hal-hal lain yang hanya bisa kita rasakan dengan hati. Aku melangkah, aku melihat, lalu aku menemukan begitu banyak tempat-tempat indah di dunia ini yang telah Allah ciptakan untuk kita kagumi, kita nikmati, dan kita jaga kelestariannya. tempat-tempat yang juga menjadi andil dari sebuah perjalanan sejarah masa lalu yang mengajarkan kita arti dari sebuah peradaban. dimana kita sebagai makhluk dari generasi yang berbeda bisa melihat dan memahami bahwasanya kita diciptakan hanya dalam waktu yang singkat. layaknya kita sebagai makhluk ciptaan yang terkadang juga "menciptakan" sesuatu, bisakah waktu menjadi bagian dari sebua...

Enschede adalah sebuah gemeente Belanda yang juga masih terletak di provinsi yang sama seperti kota ku di Zwolle, yaitu Overijsel. jaraknya sekitar 1 jam menggunakan kereta sprinter dari arah Zwolle, dan 160 km dari Amsterdam. Posisi persis dari kota ini sendiri berbatasan dengan negara Jerman. dan Enschede di tetapkan sebagai kota pada tahun 1325. "Ada apa di Enschede? Ga ada apa-apa yang wah untuk ditunjukkan dari kota ini." setidaknya itu yang dikatakan oleh Uni Muthia saat aku berkunjung ke sana. dia adalah salah seorang mahasiswa Master di University of Twente yang kukenal saat kami sedang bersama-sama menunggu bus ke Paris beberapa waktu lalu. Padahal menurut pandanganku, setiap tempat baru yang kita kunjungi pasti akan punya cerita di dalamnya. meski bukan tertuju pada suatu bangunan yang begitu iconic untuk dilihat, setidaknya orang-orang yang ada di sana lebih memberikan arti dari sebuah perjalanan ke tempat baru. Tata kota yang ada di Enschede sendiri masih ...

Bicara soal Paris, maka ga akan ada bosannya untuk diceritakan. Dari satu tempat ke tempat lain sepertinya selalu punya point-point tersendiri sebagai bentuk nyata dari sebuah peninggalan sejarah di masa lalu. Bangunan-bangunan tua nan artistik serta gedung-gedung "gaya baru" menjadi saksi bagaimana sebuah peradaban terus berjalan hingga saat ini. Siapa yang tak pernah mendengar Revolusi Prancis? sebuah revolusi yang menimbulkan dampak terhadap perkembangan sejarah modern. Terjadi antara tahun 1789-1799 yang akhirnya mewariskan pertumbuhan republik dan demokrasi liberal, menyebarnya sekularisme, serta perkembangan ideologi modern. dan Paris adalah salah satu kota yang ikut andil dalam persitiwa tersebut. Kini, sebuah kota yang berdiri di atas sungai Seine di utara Prancis tersebut merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di Eropa. Oke, terlepas dari sejarah masa lalu, aku memang dibuat kaget dengan apa yg kulihat di sana. sama seperti yg kukatakan di postingan s...