Perduli Alam Melalui DeforestAction



Home sweet home. Itulah yang aku rasakan saat aku berada di kampung halaman tempat tinggalku. Aku tinggal di salah satu kota kecil yang ada di Kalimantan Barat, tepatnya di Kota Sintang. Meskipun itu adalah sebuah kota kecil, aku selalu bahagia bisa berada di sana. Kota kelahiranku yang sangat aku cintai. Kota tempat dimana aku dapat menjumpai keluargaku. Kota tempat dimana kelestarian alam masih bisa aku rasakan. Namun seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya usiaku pula, aku mulai merasakan hilangnya kelestarian di kota tercintaku tersebut.
Aku sudah pernah menjelajahi beberapa tempat di Kalimantan Barat, bahkan hingga ke pedesaan sekalipun. Ada suasana lain yang aku rasakan saat aku berada di sana. Begitu tenang, penuh dengan kedamaian, serta udara yang masih begitu segar. Sangat berbeda saat aku mengunjungi kota-kota besar yang ada di Indonesia, udara panas, polusi dimana-mana, suasana yang hiruk pikuk, serta kebisingan-kebisingan lain yang ada. Jakarta salah satunya. Namun tidak perlu melirik jauh ke kota lain. Di ibu kota provinsi Kalimantan Barat sendiri saja, yaitu Pontianak, hal yang semacam itu sudah dapat aku rasakan. Terlebih lagi, akhir-akhir ini kota Pontianak selalu diselimuti oleh asap tebal yang sangat menggangu pernapasan dan membuat perih di mata. Aku tidak mengerti, mengapa hal yang semacam ini selalu saja terjadi hampir disetiap tahunnya. Pergantian musim menjadi faktor utama yang menyebabkan hal ini terjadi. Ya.. pembakaran hutan untuk pembuatan ladang !
Miris rasanya saat paru-paru dunia kini dirasa semakin mengalami kerusakan. Apa jadinya jika sesuatu yang menjadi inti kehidupan seluruh masyarkat dunia mulai menghilang dikarenakan ulah manusia itu sendiri. Kita ini sebenarnya orang yang pintar, namun kebanyakan dari kita hanya menggunakan kepintarannya untuk kepentingan diri sendiri.
Aku jadi teringat saat liburan semester yang lalu, aku mengunjungi pamanku yang berada di daerah Nobal kabupaten Melawi. Ini adalah pengalaman pertamaku berada di sana untuk beberapa hari. Hal ini tentu tidak aku sia-siakan untuk menjelajahi tempat-tempat baru yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya. Disana aku menemukan beberapa hal yang membuat aku berfikir. Ternyata, tanpa disadari atau tidak, wilayah kita pada dasarnya telah dijarah oleh oknum-oknum yang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri.
Disepanjang jalan yang aku lihat di daerah pedalaman, aku menjumpai puluhan ribu pohon sawit yang berdiri dengan kokohnya. Ratusan hektar wilayah yang dulunya ditumbuhi oleh hutan lebat kini menjadi pemandangan monoton oleh tanaman kelapa sawit. Aku tidak mengerti, mengapa kita sebagai warga asli yang seharusnya menjaga dengan baik kekayaan alam yang kita miliki justru merusaknya dengan kesadaran kita sendiri. Aku juga teringat akan kisah seorang temanku yang mengatakan bahwa, disalah satu daerah yang ada di Kalimantan, ternyata terdapat pemandangan yang sangat memprihatinkan. Dia mengatakan, kita akan menemukan daerah yang dilewati selama 4 hari dengan pemandangan kebun sawit disepanjang jalan yang kita lewati. Sebuah fakta yang mengejutkan. Wilayah kepulaun Indonesia, khususnya di Kalimantan yang notabenenya memiliki hutan terluas kini semakin berkurang di makan kebutuhan individu zaman.
Masih terus ada dalam fikiranku atas apa yang telah aku saksikan dengan mata kepalaku sendiri. Pada dasarnya hal yang semacam ini dapat kita hindari jika kesadaran akan pentingnya kebutuhan hidup di masa yang akan datang telah tertanam dalam diri kita. Hidup itu tidak hanya untuk pribadi kita saja, akan tetapi Allah memberikan segalanya kepada seluruh makhluk hidupnya untuk dapat menggunakan sumber daya alam yang ada dengan baik. Dan kita, sebagai makhluk yang memiliki akal fikiran harusnya dapat lebih cermat menyikapi hal tersebut.
Beberapa minggu yang lalu, tepatnya pada hari minggu di bulan Mei, aku sempat mengunjungi salah satu pameran foto yang diadakan di Rumah Mimpi (Taman Gitananda) yang tidak jauh terletak dari GOR Pangsuma Pontianak. Pameran itu memperlihatkan berbagai suguhan gambar mengenai kenampakan alam di salah satu daerah yang ada di kabupaten Sintang, tepatnya di daerah Tembak, yang berjarak 3 kilometer dari ibu kota kabupaten. Foto-foto tersebut menunjukkan keberagaman wilayah baik yang masih terjaga dan yang sudah terkontaminasi oleh tangan-tangan kotor manusia yang tidak bertanggung jawab serta aneka margasatwa yang masih ada dan akan dijaga. Ditempat itu, aku bertemu dengan para duta dunia yang tergabung untuk mengatasi masalah deforestasi yang disebut dengan Eco Warriors. Berbekal pengetahuan yang masih minim mengenai bahasa asing, akupun mencoba untuk bertanya akan kegiatan yang mereka lakukan tersebut.
Kodi Twiner, salah seorang gadis berusia 20 tahun yang berasal dari Australia menjelaskan apa yang aku tanyakan kepadanya. Dia juga sangat bersemangat ketika mengatakan ketertarikannya mengenai Kalimantan. “It’s amazing”. Kalimat pertama yang kudengar itu menambah rasa banggaku menjadi putri daerah yang berasal dari sana. Betapa tidak, orang asing saja sangat mengagumi tentang apa yang kita miliki sebagai bangsa Indonesia, mengapa kita tidak demikian?
Menanggapi akan berbagai masalah yang terjadi, insan dunia tidak hanya bisa tinggal diam. Perlu adanya kesadaran dari pribadi yang perduli terhadap masalah dunia ini, oleh sebab itu, terbentuklah sebuah wadah yang disebut dengan DeforestAction. DeforestAction adalah suatu gerakan lingkungan yang menghubungkan orang diseluruh dunia, dalam sebuah komunitas berenergi, segar dan inovatif, berkomitmen untuk menghentikan deforestasi.
Kegiatan DeforestAction meliputi bidang Pendidikan, Rehabilitasi Margasatwa, Reforestasi dan Eartwatchers di Kalimantan Barat, Indonesia. Tujuan DeforestAction adalah untuk melibatkan para pemuda pemudi untuk bersatu dan menciptakan solusi untuk deforestasi.
Pada bidang Edukasi, sebagai komponen utama dalam kegiatan ini, tim yang menangani bidang pendidikan telah melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang ada di Kalimantan, menyebarkan pesan konservasi. Bekerja sama dengan Taking IT global, tim ini menghubungkan siswa-siswa diseluruh dunia supaya bersama-sama melakukan usaha untuk menghentikan deforestasi. Yaitu sebuah kegiatan pendidikan yang lebih menanamkan nilai-nilai kesadaran akan pentingnya lingkungan.
Dalam bidang Rehabilitasi Margasatwa, komponen ini berfokus pada rehabilitasi orangutan dengan cara mendukung pusat penyelamatan yang sudah ada, yaitu Sintang Orangutan Center. Tim ini bekerjasama dengan masyarakat di Desa Tembak Kecamatan Tempunak Kabupaten Sintang Kalimanatan Barat. Tim ini bekerja untuk memastikan keterlibatan masyarakat dalam pembentukan sebuah tempat rehabilitasi Orangutan.
Bidang selanjutnya adalah Reforestasi. Berbasis di Desa Tembak, tim ini telah mnegajak seluruh masyarakat untuk menanam berbagai jenis bibit tanaman dan setap orang diberikan kesempatan untuk merawatnya. Hal ini bertujuan untuk mendorong masyarakat lokal agar memperkaya dan menanami kembali hutan di daerah sekitar mereka.
Earthwatchers. Dibuat oleh Geodan, Earthwatchers merupakan sebuah perangkat lunak yang baru diciptakan, dimana alat ini bisa dipakai oleh para anggota earthwatchers diseluruh dunia untuk memonitor hutan-hutan di Kalimantan, dan alat ini memiliki sistem informasi yang bisa digunakan untuk membantu menghentikan deforestation.
Itulah beberapa bidang yang digerakkan oleh para Eco Warriors yang bertugas dalam hal penyelamatan lingkungan dunia, khususnya dengan hutan yang ada di Kalimantan.
Semakin lama aku berada di tempat itu, aku semakin tertarik dengan apa yang aku lihat hari itu. Bertemu orang-orang baru, dan menemukan fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak aku ketahui. Aku kembali mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu dari mereka. Namanya Ben Dessen. Dia salah satu mahasiswa jurusan Animal Sains yang berasal dari Australia. Umurnya masaih muda, sama sepertiku, 20 tahun. Dia juga merupakan salah satu orang yang beruntung bisa menjadi bagian dalam agen peduli lingkungan hidup dunia.
Akupun bertanya kepada Ben mengenai bagaimana awal terbentuknya DeforestAction? Dia pun akhirnya menjelaskan kepadaku. Pada bulan Maret 2010, sejumlah sisiwa dikawasan Asia Pasifik memutuskan untuk menangani satu masalah global, yaitu deforestasi. Mereka meluncurkan suatu proyek global yang berkolaborasi dengan siswa lain di seluruh dunia.
Kemudian diadakan penyeleksian terhadap orang-orang yang tertarik untuk bergabung dengan DeforestAction, dan akhirnya terpilihlah 11 orang Eco Warriors untuk menjadi wakil di daerah Kalimantan. Mereka diberi waktu 100 hari di Kalimantan untuk menemukan dan melaporkan penemuan mereka kepada dunia. Ke-11 Eco wariorrs telah membentuk kemitraan yang kuat dengan masyarakat di Kalimantan Barat, yang dimulai dengan kegiatan Eco-Tourism dan mereka juga melakukan banyak kegiatan dilapangan.
DeforestAction mencari orang-orang yang bersemangat untuk bergabung dengan gerakan ini dan menyebarkan pesan konservasi ke seluruh dunia !
Kalimat terakhir yang diucapkan Ben membawa rasa ketertarikanku semain jauh pada kegiatan ini. Bisa berinteraksi dan bergabung bersama orang-orang hebat dari seluruh dunia merupakan salah satu keinginanku. Akupun semakin mencari tau tentang apa yang aku ketahui dari mereka dan pribadi mereka.
Pada kenyataannya, berinteraksi dengan orang asing itu tidak sesulit seperti apa yang aku bayangkan sebelumnya. Yang paling diperlukan untuk memulai itu semua adalah keberanian. Keberanian untuk mencoba meskipun pada awalnya kita tau itu akan salah. Aku semakin menikmati kunjunganku ke Rumah Mimpi hari itu. Tidak sia-sia ternyata aku meluangkan waktu liburku untuk mengikuti kegiatan hari itu. Kesempatan emas seperti ini juga langsung aku gunakan untuk menanyakan “How about schoolarship there?” dan pertanyaan yang seperti ini ternyata mendapat umpan balik yang sangat mengejutkanku. Mereka antusias agar aku, atau kita suatu saat nanti bisa berada di negara mereka dan merasakan hidup seperti apa yang mereka rasakan. Dan yang paling penting kita ketahui dari apa yang telah mereka lakukan adalah, mereka itu tidak seberuntung kita, sebab kita memiliki Indonesia sebagai sebuah negara yang sangat indah dengan kenampakan alam yang dimiliki. Oleh sebab itu, sebagai warga negara Indonesia, kita harus menjaga lingkungan hidup yang kita miliki.

Foto para Eco Warriors saat berada di rumah Betang yang ada di Desa Tembak, Sintang. 

 


Comments

Popular posts from this blog

AU PAIR

Words of affirmation

Turkey, dan Yang Perlu Kamu Tahu !